Mendikbud Buka Suara soal Wacana Relokasi SMPN 21 Tangerang karena Terisolasi Pembangunan Tol

Peliknya masalah SMPN 21 Tangerang yang terkurung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta mendapatkan perhatian pemerintahan pusat.

TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA
Sekolah SMPN 21 Tangerang yang terkepung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta di Benda, Kota Tangerang, Kamis (12/7/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Peliknya masalah SMPN 21 Tangerang yang terkurung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta mendapatkan perhatian pemerintahan pusat.

Pembangunan yang dianggap mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) ke-994 siswa SMPN 21 Tangerang karena debu dan terkurung membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy angkat bicara.

Ia mewacanakan proses relokasi SMA yang sudah berdiri sejak tahun 2001 di Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

"Nanti akan kita bicarakan, mungkin kalau terpaksa harus relokasi ya relokasi," singkat Muhadjir saat meninjau aktivitas belajar hari pertama di Permata Insani Islamic School, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Senin (15/7/2019).

Bahkan kondisi memilukan SMPN21 Tangerang mendapatkan atensi dari Muhadjir.

Pasalnya, Kemendikbud akan segera meninjau ke lokasi soal terkurungnya SMPN 21 Tangerang karena pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta sejak dua bulan lalu.

Terbakar Api Cemburu, Pria di Jakarta Pusat Tusuk Kekasih Gelap Istrinya Hingga Tewas

Petugas PPSU Ini Kerap Digoda Lelaki Sampai Diajak Kenalan Ketika Sedang Bertugas

Sebab, sejak masuk sekolah hari pertama ini, beberapa siswa sengaja menggunakan masker penutup wajah karena ruangan kelasnya langsung terpapar urukan tanah yang setinggi gedung sekolah.

Tumpukan tanah itu pun persis bersebelahan dengan SMPN 21 Tangerang.

"Kita harapkan segera teratasi lah, jangan kemudian siswa pakai masker terus saat belajar. Nanti akan kita cek deh ke lapangan," ujar Muhadjir.

Menteri Pendidikan Bakal Datangi SMPN 21 Tangerang yang Terkurung Proyek Tol

Sekolah SMPN 21 Tangerang yang terkepung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta di Benda, Kota Tangerang, Kamis (12/7/2019).
Sekolah SMPN 21 Tangerang yang terkepung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta di Benda, Kota Tangerang, Kamis (12/7/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menaruh perhatiannya ke SMPN 21 Tangerang.

Bukan tanpa sebab, lantaran SMP negeri yang berada di Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang itu terkurung dan terisolasi pembangunan tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta.

Pengurungan sejak dua bulan lalu itu dinilai mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) 994 muridnya lantaran debu dan bising yang dihasilkan proyek tersebut.

Bahkan pada hari pertama masuk sekolah, para siswa belajar menggunakan masker di dalam kelas dan menyapu kelas karena debu yang sudah menumpuk di sekolah itu.

"Kita harapkan segera teratasi lah, jangan kemudian siswa pakai masker terus saat belajar. Nanti akan kita cek deh ke lapangan," ujar Muhadjir di Permata Insani Islamic School, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Senin (15/7/2019).

Di tempat lain, Plh Kepala Sekolah SMPN21 Tangerang, Sarnoto mengatakan sejak viralnya kasus sekolahnya, pekerja tol tersebut secara rutin membasahi tanah urukan dari dan sore.

Hal itu dinilainya dapat mengurangi intensitas debu yang menyelimuti SMPN21 Tangerang.

Sarnoto mengatakan jajarannya akan melayangkan surat permohonan pemberian masker untuk anak muridnya.

Surat tersebut akan dilayangkan ke Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan pihak pengambang jalan tol.

"Siang ini nanti kita akan kirimkan surat ke dinas dinas untuk pengadaan masker bukan cuma untuk murid tapi juga untuk guru dan staf lainnya," ujar Sarnoto.

Kondisi SMPN21 Tangerang sendiri sejak dua bulan yang lalu terkurung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta, lantaran pintu gerbang depan terhalangi pembangunan.

Belum lagi bila sudah jadi, pintu gerbang sekolah akan tertutup tol setinggi gedung sekolah SMPN21 Tangerang sehingga sekolah benar-benar terisolasi.

Murid SMPN 21 Tangerang Pakai Masker Imbas Terkurung Tol Kunciran

Murid dan guru SMPN21 Tangerang yang belajar menggunakan masker imbas debu pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta yang mengurung sekolahnya sejak dua bulan silam, Senin (15/7/2019).
Murid dan guru SMPN21 Tangerang yang belajar menggunakan masker imbas debu pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta yang mengurung sekolahnya sejak dua bulan silam, Senin (15/7/2019). (TribunJakarta/Ega Alfreda)

Sekolah hari pertama di SMPN 21 Tangerang meninggalkan pengalaman yang berbeda dari murid sekolah lain.

Sebab, dari pantauan TribunJakarta.com di lokasi beberapa puluhan siswa SMPN 21 Tangerang sekolah sambil menggunakan masker guna menutupi wajahnya.

Bukan karena kewajiban sekolah, melainkan inisiatif mereka menghindari debu yang berasal dari pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta sejak dua bulan yang lalu.

Sambil menelan pelajaran dari guru, mereka mengenakan masker di dalam kelas. Beberapa yang tidak membawa masker menutupi wajahnya dengan kerudung atau kain lainnya.

Hembusan angin kencang pun tak jarang terlihat memasuki ruangan kelas sambil membawa debu pembangunan.

Nurhaliza seorang murid kelas 8 mengatakan, menggunakan masker supaya tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di hari pertamanya sekolah.

"Sengaja biar enggak kemasukan debu di kelas," singkatanya, Senin (15/7/2019).

Bahkan beberapa murid juga inisiatif menyapu kelasnya yang terpapar debu pembangunan tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta padahal masih pagi hari.

Dikesempatan yang sama, Plh Kepala Sekolah SMPN21 Tangerang, Sarnoto mengatakan jajarannya akan melayangkan surat permohonan pemberian masker untuk anak muridnya.

Surat tersebut akan dilayangkan ke Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan pihak pengambang jalan tol.

"Siang ini nanti kita akan kirimkan surat ke dinas dinas untuk pengadaan masker bukan cuma untuk murid tapi juga untuk guru dan staf lainnya," ujar Sarnoto.

Ia mengatakan tiap hari juga akan mewajibkan muridnya untuk kerja bakti membersihkan ruang kelasnya saat siang hari dan sebelum pulang sekolah.

Tapi, menurutnya sejak viral, pekerja tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta setiap hati rajin menyirami tanah kering asal muasal debu yang menyelimuti sekolah.

"Kita enggak tahu kapan jadwal pastinya tapi sekarang lebih sering nyiramin tanah urukan itu," sambung Sarnoto.

Plh Kepsek asal Cirebon itu menegaskan kepada petugas tol agar tidak mengoperasikan alat berat dan bekerja pada pagi hari saat siswa masuk dan siang hari saat siswa pulang sekolah.

"Sudah saya tegaskan pagi sama siang dan saat KBM (kegiatan Belajar Mengajar) untuk tidak beroperasi dan tidak membawa alat berat karena bahaya untuk murid saya," kata Sarnoto.

Kondisi SMPN21 Tangerang sendiri sejak dua bulan yang lalu terkurung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta, lantaran pintu gerbang depan terhalangi pembangunan.

Belum lagi bila sudah jadi, pintu gerbang sekolah akan tertutup tol setinggi gedung sekolah SMPN21 Tangerang sehingga sekolah benar-benar terisolasi.

Hari Pertama Masuk Sekolah Pelajar SMPN 21 Tangerang Bersihkan Kelas

Murid dan guru SMPN21 Tangerang yang belajar menggunakan masker imbas debu pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta yang mengurung sekolahnya sejak dua bulan silam, Senin (15/7/2019).
Murid dan guru SMPN21 Tangerang yang belajar menggunakan masker imbas debu pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta yang mengurung sekolahnya sejak dua bulan silam, Senin (15/7/2019). (TribunJakarta/Ega Alfreda)

Pembangunan proyek Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta terus meninggalkan cerita duka untuk murid dan guru SMPN 21 Tangerang.

Lantaran, SMP negeri yang berlokasi di Jalan Halim Perdanakusuma, Kecamatan Benda, Kota Tangerang yang dikelilingi pembangunan proyek tol.

Dari pantauan TribunJakarta.com, sejak pukul 06.00 WIB para orang tua murid ramai mengantar anaknya yang baru saja diterima oleh sistem zonasi PPDB 2019.

Baru saja melangkah di depan pintu SMPN 21 Tangerang, dari murid, orang tua murid hingga guru sudah disambut oleh debu yang tertiup angin.

Tira Persikabo Vs Persija Jakarta, Rahmad Darmawan Harap Suporter Tuan Rumah Terima The Jakmania

Petugas PPSU Ini Kerap Digoda Lelaki Sampai Diajak Kenalan Ketika Sedang Bertugas

VIDEO Murid SMPN 21 Tangerang Pakai Masker ke Sekolah Imbas Terkurung Proyek Pembangunan Tol

Dishub DKI Ungkap Dua Rute Alternatif Lintasan Formula E di Jakarta Tahun 2020

Debu tersebut berasal dari proyek pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta sejak dua bulan yang lalu.

"Sempat tadi kelilipan pas masuk ke sekolah buat upacara," ujar Melya siswa kelas 8 SMPN 21 Tangerang, Senin (15/7/2019).

Hal serupa juga disampaikan oleh Nurhaliza siswa kelas 8 yang juga sempat bersin-bersin saat memasuki ruang kelas SMPN21 Tangerang.

Padahal hari ini baru saja hari pertamanya masuk setelah libur panjang.

"Masuk-masuk suruh nyapu kelas, gara-gara debu banget. Banyak yang bersin-bersin juga," tutur Nurhaliza.

Dikesempatan yang sama, Plh Kepala Sekolah SMPN 21 Tangerang, Sarnoto mengatakan pihak pengembang sudah menyemprot tanah-tanah pembangunan tol.

"Sejak kemarin ramai, pengembang Minggu sore kemarin sudah semprot semua tanah pembangunan yang dekat gedung sekolah," jelas Sarnoto.

Menurutnya, sejak viralnya pemberitaan, pihak pengembang lebih rajin untuk membasahi tanah proyek tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved