Terjebak Zonasi, Orang Tua Pasrah Sekolah Anaknya Terkurung Proyek Tol Bandara Soekarno-Hatta

SMPN 21 Tangerang kini sedang dalam kondisi yang memprihatinkan karena terkurung proyek pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA
Sekolah SMPN 21 Tangerang yang terkepung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta di Benda, Kota Tangerang, Kamis (12/7/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, BENDA - Sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tingkat SMP Kota Tangerang tak selamanya menguntungkan bagi orang tua dan murid di kota seribu industri tersebut.

Seperti yang diungkapkan Winda (35), dirinya mengaku pasrah akan nasib yang menimpa anaknya yang baru saja diterima di SMPN21 Tangerang karena sistem zonasi.

Sebab, SMPN 21 Tangerang kini sedang dalam kondisi yang memprihatinkan karena terkurung proyek pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta sejak dua bulan yang lalu.

Alhasil, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah itu terganggu oleh bisingnya pembangunan dan debu yang setiap menit menyelimuti gedung sekolah.

Bahkan beberapa murid ada yang niat membawa masker untuk menutupi wajahnya dari debu.

"Zonasi kan, terus anak saya keterimanya di sini. Ini pilihan anak ketiga saya, pas keterima sudah tahu kondisinya begini.
Temen-temennya juga banyak di sini. Tapi namanya orang tua ya terima saja, yg penting anak sekolah," kata Winda saat ditemui di SMPN21 Tangerang, Senin (15/7/2019).

Ia mengaku pasrah dan terima apa yang sudah manjadi keputusan negara mulai dari pembangunan tol hingga keputusan zonasi PPDB.

"Sudah begini ya kita enggak papa lah, namanya anak sekolah. Ya paling kalau nanti debu banget antisipasinya kita pakai masker," tutur Winda.

Dikesempatan yang sama, Plh Kepala Sekolah SMPN21 Tangerang, Sarnoto mengatakan jajarannya akan melayangkan surat permohonan pemberian masker untuk anak muridnya.

Surat tersebut akan dilayangkan ke Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan pihak pengambang jalan tol.

"Siang ini nanti kita akan kirimkan surat ke dinas dinas untuk pengadaan masker bukan cuma untuk murid tapi juga untuk guru dan staf lainnya," ujar Sarnoto.

Ia mengatakan tiap hari juga akan mewajibkan muridnya untuk kerja bakti membersihkan ruang kelasnya saat siang hari dan sebelum pulang sekolah.

Tapi, menurutnya sejak viral, pekerja tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta setiap hati rajin menyirami tanah kering asal muasal debu yang menyelimuti sekolah.

"Kita enggak tahu kapan jadwal pastinya tapi sekarang lebih sering nyiramin tanah urukan itu," sambung Sarnoto.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved