Ibadah Haji 2019

Petugas Katering Asrama Haji Pondok Gede Dituntut Kecepatan Layani Makanan Jemaah Calon Haji

Para petugas katering di Asrama Haji Pondok Gede, Makasar, Jakarta Timur dituntut kerja cepat untuk menyediakan makanan bagi jemaah calon haji.

Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Suasana di dapur Asrama Haji Pondok Gede, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (17/7/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Para petugas katering di Asrama Haji Pondok Gede, Makasar, Jakarta Timur dituntut kerja cepat untuk menyediakan makanan bagi jemaah calon haji.

Selain menjaga kualitas makanan dan kebersihan dapur, para petugas dari katering CV Cipta Boga Vidi dituntut untuk menyiapkan makanan yang disajikan prasmanan ketika jemaah calon haji tiba.

Project Manajer CV Cipta Boga Vidi, Zundar Indriantor harus memboyong 115 petugas yang berasal dari Yogyakarta dan Bandung khusus untuk kegiatan memasak di dapur.

"Kita di sini dituntut kecepatan. Jadi begitu jemaah tiba, makanan itu sudah harus matang. Sehingga saya membagi tugas mereka. 40 orang khusus masak, 70 untuk pelayanan dan sisanya untuk belanja dan mencuci piring," katanya, Rabu (17/7/2019).

Jadwal kedatangan jemaah calon haji dari 65 kloter sudah tertempel di tembok.

Hal itu untuk memudahkan Zundar mengkordinasikan ke para petugas lainnya.

Project Manajer CV Cipta Boga Vidi, Zundar Indriantor menunjukan menu makanan untuk jemaah calon haji emberkasi Jakarta Pondok Gede, Rabu (17/7/2019)
Project Manajer CV Cipta Boga Vidi, Zundar Indriantor menunjukan menu makanan untuk jemaah calon haji emberkasi Jakarta Pondok Gede, Rabu (17/7/2019) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Untuk jadwal masuk kloter itu sudah ada. Jadi tinggal kita yang masak dua jam sebelum kedatangan jemaah. Sedangkan untuk menunya sudah dijadwalkan juga dan ditempel. Sampai saat ini tidak ada kendala karena semuanya sudah terbiasa," sambungnya.

Nantinya para jemaah calon haji akan mendapatkan makan beserta snak sebanyak 3 kali yang dapat diambil di masing-masing penginapan.

Sedangkan untuk jemaah calon haji yang sakit, makanan akan dimasukan dalam box kemudian diantarkan ke kamar penginapan masing-masing.

Selain itu, makanan ini hanya bertahan sekiranya enam jam. Sehingga melebihi jam tersebut, jemaah calon haji yang sakit diimbau tidak lagi memakan nasinya dan petugas akan mengirimkan makanan yang baru.

Suasana di dapur Asrama Haji Pondok Gede, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (17/7/2019)
Suasana di dapur Asrama Haji Pondok Gede, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (17/7/2019) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Kedaluwarsa Katering Asrama Haji Hanya 5 Jam

Dapur produksi katering jemaah haji di Indonesia milik Jawharat Asia Catering di Makkah. Jawharat Asia Catering akan melayani konsumsi jemaah haji Indonesia selama berada di Makkah.
Dapur produksi katering jemaah haji di Indonesia milik Jawharat Asia Catering di Makkah. Jawharat Asia Catering akan melayani konsumsi jemaah haji Indonesia selama berada di Makkah. (Tribunnews/ Muhammad Husain Sanusi/ MCH2019)

Kedaluwarsa makanan yang disajikan untuk jemaah calon haji selama berada di asrama haji hanya 5 jam setelah dimasak.

Penyediaan katering harus cermat memperhitungkan waktu produksi dengan kedatangan jemaah.

Yuniati Sekar selaku Project Manajer CV Cipta Sarina Vidi, pihak penyedia katering Asrama Haji Embarkasi Bekasi mengatakan, kendala utama yang dihadapi ialah keterlambatan tiba calon jemaah haji yang kadang sulit diprediksi akibat faktor kemacetan atau kendala diperjalanan.

"Kita masak sesuai jadwal kedatangan, kita sesuaikan proses produksi jangan sampai jemaah belum tiba makanan sudah siap, karena waktu kedaluwarsa hanya 5 jam setelah dimasak," kata Yuniati di Bekasi, Jumat (12/7/2019).

Kendala keterlambatan jemaah sempat berimbas pada katering makanan, saat itu kloter 8 dijadwalkan tiba pukul 20.35 WIB, namun karena faktor kemacetan, jemaah baru tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi pukul 01.30 WIB.

"Otomatis expired kita udah lebih 5 jam, jadi kita kasih snack pas jemaah kloter 8 tiba, tapi kita tetep gantikan jatah makan malam menjadi makan pagi, makanan itu sudah siap tinggal makan tapi karena sudah expired kita buang," jelas dia.

Selain itu, standar jaminan kesehatan makanan juga selalu harus melalui sample tes sebelum diberikan ke jemaah.

"Makanan yang sudah jadi kita siapkan ada tes organoletik dari rasa, tekstur, tim kesehatan biasanya mereka nyicip juga. Selama 24 jam ga kita buang, kalau terjadi sesuatu kita punya sampel utk diuji di lab. Setiap makanan yang kita sajikan pasti ada sampelnya. Jadi pas disini (sample tes) enggak lolos uji kepedesan misalnya, kita ganti menu," terang dia.

Selama di asrama, jemaah akan mendapatkan tiga kali makan berat dan dua kalu makanan ringan atau snack.

Dalam satu hari, hilir mudik jemaah yang tiba di asrama dapat menampung empat kloter dengan jumlah masing-masing sebanyak 410 orang.

Menu yang disajikan kata dia beragam, mulai dari makanan berat seperti ayam, telur, sayur, ditambah makanan ringan seperti roti, brownies, kroket, donat.

"Satu kloter itu membutuhkan beras sekitar 1 sak atau 40 kilo, kecuali beras kita datangkan dari Yogya, bahan baku makanan lainnya kita beli dari Bekasi," jelas dia.

Melihat Kesibukan Dapur Katering Asrama Haji Embarkasi Bekasi

Dapur produksi katering jemaah haji di Indonesia milik Jawharat Asia Catering di Makkah. Jawharat Asia Catering akan melayani konsumsi jemaah haji Indonesia selama berada di Makkah.
Dapur produksi katering jemaah haji di Indonesia milik Jawharat Asia Catering di Makkah. Jawharat Asia Catering akan melayani konsumsi jemaah haji Indonesia selama berada di Makkah. (Tribunnews.com/ Muhammad Husain Sanusi/ MCH 2019)

Salah satu fasilitas utama yang diterima jemaah calon haji ketika tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jalan Kemakmuran, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi yakni ketersediaan makanan selama menginap.

Selama di asrama, jemaah akan mendapatkan tiga kali makan berat dan dua kalu makanan ringan atau snack. Dalam satu hari, hilir mudik jemaah yang tiba di asrama dapat menampung empat kloter dengan jumlah masing-masing sebanyak 410 orang.

TribunJakart.com mencoba melihat langsung kesibukan daput katering Asrama Haji Embarkasi Bekasi, ratusan juru masak dieperjakan untuk memenuhi kebutuhan makanan selama kurang lebih satu bulan proses pemberangkatan jemaah calon haji.

Hawa panas langsung terasa ketika memasuki dapur produksi katering, terlihat pekerja tengah sibuk mempersiapkan makanan mulai dari makanan snack hingga makanan berat untuk jemaah.

"Ada 106 pekerja, proses penyajian makanan kita sesuikan dengan waktu tiba jemaah, tapi rata-rata untuk pekerja kita bagi ke dalam dua shift," kata Yuniati Sekar selaku Project Manajer CV Cipta Sarina Vidi pihak penyedia katering Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jumat (12/7/2019).

Para pekerja ini kata Yuniati didatangkan dari berbagai daerah seperti, Cianjur, Pangandara, dan Bekasi. Sebelum direkrut, pihak perushaan katering wajib memastikan tes kesehatan bagi para juru masak agar makanan untuk jemaah haji terjamin kesehatannya.

"Tenaga musiman mereka, tapi kita tetap ada personel kaya yang tetap dari perusahaan. Jadi mereka cuma musim haji ini aja kita rekrut, Kebetulan mereka sebagian besar sudah terbiasa ikut pas ada proyek haji ini," ujarnya.

Menu yang disajikan kata dia beragam, mulai dari makanan berat seperti ayam, telur, sayur, ditambah makanan ringan seperti roti, brownies, kroket, donat.

"Satu kloter itu membutuhkan beras sekitar 1 sak atau 40 kilo, kecuali beras kita datangkan dari Yogya, bahan baku makanan lainnya kita beli dari Bekasi," jelas dia.

Ramalan Zodiak Kesehatan Besok, Kamis 18 Juli 2019: Taurus Sakit Kepala Hebat, Gemini Sakit Punggung

VIDEO Mengintip Koleksi Buku dan Kondisi Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan

Soroti Sampah di Jakarta, Aktivis Lingkungan Sarankan Ganti Plastik dengan Besek Bambu

Kronologi Dilaporkannya YouTuber Rius Vernandes ke Polisi

Cara Mudah Meracik Kopi untuk Kecantikan, Atasi Jerawat Hingga Kulit Kering

Tahun ini kata dia, jadwal kedatangan jemaah haji terbilang cukup renggang anatara kloter satu dengan kloter lainnya. Hal ini memperngaruhi proses produksi makanan yang disiapkan untuk para jemaah.

"Alhamdulillah jadwal normal. Kalau tahun kemaren jeda antar kedatangan jemaah mepet karena ada tes biometrik, jadi petugas dapurnya juga agak keteteran. Lebih enak sekarang, nyaman," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved