Benarkah Aplikasi Wajah Tua FaceApp Berbahaya? Simak Tips Penggunaan dan Penjelasan Pakar Telematika
Kabar aplikasi FaceApp berbahaya ditanggapi Pakar Telematika, Abimanyu Wahyu Hidayat.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM - Kabar aplikasi FaceApp berbahaya ditanggapi pakar telematika, Abimanyu Wahyu Hidayat.
Belakangan ini aplikasi FaceApp memang tengah digemari pengguna media sosial.
Aplikasi FaceApp dapat mengubah foto wajah menggunakan beberapa efek.
Satu di antara yang banyak digunakan adalah efek yang bisa mengubah wajah menjadi lebih tua.
Aplikasi ini viral hingga muncul tagar #AgeChallenge.
Selebriti hingga tokoh politik bahkan ikut menggunakan aplikasi tersebut.
• Korwil Indramayu, Kerap Didatangi Jakmania Berbagai Daerah Untuk Ziarah ke Makam Haringga Sirla
• Pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta Didesain Ramah Jemaah Calon Haji Manula dan Disabilitas
Di tengah ramainya pengguna FaceApp ini, muncul kabar jika FaceApp berbahaya.
Muncul pula imbauan agar berhati-hati dalam menggunakan aplikasi FaceApp.
FaceApp disebut-sebut bisa saja menyebarkan, menyimpan, bahkan menjual foto pengguna untuk tujuan komersial meski foto tersebut telah dihapus.
Menanggapi hal itu, Abimanyu mengatakan bahwa sebetulnya dalam menggunakan aplikasi apapun harus berhati-hati.

"Kita harus melihatnya sekarang seberapa jauh, parah suatu aplikasi apabila digunakan bagi publik, semua aplikasi kita harus wanti wanti," ujar Abimanyu seperti dilansir dari tayanga YouTube Talkshow TVONE, Minggu (21/7/2019).
"Demikian dengan FaceApp dia apa dasarnya memberikan fasilitas ni, tentu mengharapkan akan dimanfaatkan," tambahnya.
Abimanyu lantas membandingkan dengan hal yang viral lainya seperti bottle cap challenge dan kiki challenge atau in my feeling challenge.
Bottle cap challenge adalah suatu tantangan berupa menendang sebuah tutup botol.
• Pantau Persiapan Haji di Bandara Soekarno-Hatta, Menhub Apresiasi Kerja Sama Imigrasi Arab Saudi
• Kebakaran Melanda di Gudang Onderdi Depok, Satu Orang Dilarikan ke Rumah Sakit karena Jatuh
Sedangkan kiki challenge adalah tantangan menari sambil keluar dari dalam mobil diiringi lagu milik Drake - In My Feelings.
"Bandingkan dengan sekarang bottle cap challenge atau kiki challenge, kalau mobilnya ketabrak sama yang lain lebih bahaya itu," kata Abimanyu.
"Bottle cap challenge botol isinya minuman bisa bikin orang seger, ditendang sama orang, mudarat bagi saya," sambungnya.
TONTON JUGA:
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tidak ada data pribadi yang akan diambi FaceApp saat menggunakannya.
"Kita gunakan aplikasi ini kita tak perlu melakukan login berati tidak ada registrasi nama, gender, password dan sebagainya. Kita pakai download ga dicek apa-apa langsung bisa kita unggah saat itu juga," terangnya.
"Berarti tidak ada data pribadi diupload ke server kemudian sekarang data file foto-foto kita di gallery itu tidak sama dia (FaceApp), kalau orang 'nakut nakutin' nanti data di gallery ditarik semua bisa kewalahan, sekarang kalau diambil semua pasti keliatan di traffic kita di android kelihatan traffic penggunaan untuk pengunggahan seberarapa besar," paparnya.
• Hadiri Lebaran Betawi, Gubernur Anies Ajak Warga Ibu Kita Kembangkan Kebudayaan
• Suzuki Berikan Diskon DP Sampai 25 Persen untuk Pembelian Unit di GIIAS 2019
Abimanyu lantas sedikit berseloroh bahwa hal yang mesti dikhawatirkan adalah wajah sesorang dijadikan bahan candaan tanpa izin lebih dulu.
"Yang mesti kita khawatirkan juga jangan sampai masyarakat melihat begitu asyik menggunakan foto-foto orang just for fun, minta izin lah," tandasnya.
Simak video lengkapnya:
Bagaimana cara menghindari bahaya meski tetap ikut kepopuleran #AgeChallenge?
Diwartakan Kompas.com, Damar Juniarto, Executive Director Jaringan penggerak kebebasan berekspresi online se-Asia Tenggara (SAFEnet) memberi beberapa tips untuk menghindari bahaya tersebut.
"Challenge FaceApps itu sebenarnya apakah hanya memberi foto kita saat tua? Ternyata kan tidak, ia mampu membaca biometrik wajah dan memberi gambaran masa depan yang menyesuaikan pada wajah yang sekarang," ungkap Damar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/07/2019) malam.
"Data-data ini disimpan oleh pembuat apps dan disimpan dalam repository-nya," imbuhnya.
Selain itu, Damar mengingatkan, saat mengaktifkan apps ini akan diminta akses ke data nomer kontak telepon, folder gambar, dokumen dan lain-lain.
• Tren Aplikasi FaceApp Mengedit Foto Jadi Lebih Tua, Jangan Sembarangan Allow atau Agree, Bahaya!
• Keuntungan Naik 5 Kali Lipat, Pedagang Merchandise Persija Manfaatkan Momen Penukaran Tiket
Hal ini sebetulnya merupakan data behavioral atau perilaku penggunaan, informasi pribadi lain akan ikut disimpan dalam repository tersebut.
"Apa saja yang disimpan dalam smartphone kita, rasanya hampir banyak hal, semisal akses ke e-banking, akses ke email, nomer telepon keluarga, teman, sahabat. Itu semua bila dimiliki oleh orang lain tanpa kita ketahui jelas akan punya risiko," tegas Damar.
Untuk itu, 3 tips berikut bisa Anda lakukan untuk melindungi data pribadi Anda dari palikasi tersebut.
1. Tetap waspada
"Kuncinya sebetulnya kewaspadaan. Di balik semua yang lagi trending, haruslah tetap buka mata kalau-kalau ada permintaan akses saat menginstal apps atau bermain game," ungkap Damar.
2. Jangan beri akses ke hal pribadi
"Jangan berikan akses ke hal-hal yang sifatnya pribadi dan rahasia yang ada di smartphone kita," tambahnya.
Damar mengingatkan untuk hanya memberi akses hanya yang berkaitan saja untuk kepentingan apps tersebut.
3. Uninstall kalau sudah bosan
"Kalau nantinya sudah bosan dengan apps tersebut, langsung saja di-uninstal," tutur Damar.
Anda juga bisa segera meng-uninstal jika khawatir aplikasi tersebut sudah terlanjur mengambil informasi diri tanpa diketahui.
"Langsung saja di-uninstal dan dihapus dari smartphone kita," tegasnya. (*)