Orangtua Siswa SMA Taruna Indonesia Tewas Saat MPLS Sebut Anaknya Mengigau Ampun Komandan Saat Koma
Siswa SMA Taruna Indonesia yang Tewas Ketika MPLS Sempat Mengigau 'Ampun Komandan' Saat Koma
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Akhirnya, WJ dan DBJ meninggal dunia yang diduga karena mengalami kekerasan saat MPLS di SMA TI Palembang.
Atas hal ini, kata Retno Listyarti, KPA menyampaikan belasungkawa mendalam kepada pihak keluarga atas meninggalnya WJ pada Jumat (19/7/2019) sekitar pukul 20.00.
"WJ merupakan korban yang diduga dianiaya saat masa orientasi siswa (MOS) di sekolah. WJ meninggal setelah enam hari dalam keadaan koma," jelasnya.
Retno Listyarti mengatakan, KPAI mengutuk kekerasan yang dialami siswa DBJ (14) dan WK (14), yang meregang nyawa hanya karena mengikuti kegiatan MPLS.
KPAI mendesak Kemendikbud, Pemerintah Provinsi, dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, untuk membentuk tim khusus guna mengevaluasi total dan mengaudit keuangan SMA TI Palembang.
Juga sekolah-sekolah sejenis yang mengaku semi militer di wilayah Sumatera Selatan, agar tidak jatuh korban lagi.
"Lembaga pendidikan seharusnya zero kekerasan," katanya.
KPAI pun mendorong Kemendikbud bekerja sama dengan Dinas-dinas Pendidikan di berbagai daerah, untuk memantau dan mengawasi sekolah-sekolah semi militer sejenis di seluruh Indonesia.
"Guna memastikan bahwa sekolah-sekolah tersebut tidak melakukan kekerasan dalam mendisiplinkan para siswanya," ucapnya.
Seharusnya, kata Retno Listyarti, tidak ada istilah semi militer di lembaga pendidikan pada jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK.
"Kasus kematian DBJ dan WK merupakan momentum untuk melakukan evaluasi dan pengawas secara mendalam," cetusnya.
KPAI, kata Retno Listyarti, mendorong pihak kepolisian mengusut tuntas kasus meninggalnya WJ.
• Padukan Sneakers dan Kain Batik, Penampilan Iriana Jokowi Tuai Perhatian
Karena, dari keterangan pihak keluarga kepada KPAI, WJ juga sempat menceritakan kembali dirinya mengalami kekerasan selama mengikuti MPLS, dan keluarga merekam pernyataan WJ tersebut.
"Bahkan, WJ pun sempat menyampaikan kepada dokter RS Karya asih yang memeriksanya, terkait kekerasan yang dialaminya, sehingga menimbulkan sakit pada bagian perutnya," kata Retno Listyarti.
Kepolisian, katanya, bisa memulai mendalami hasil rekaman suara WJ, dan juga meminta keterangan dokter yang mendengar langsung ucapan WJ yang menyebut dirinya mengalami kekerasan selama MPLS.
• Hari Pertama MPLS, SMAN 78 Jakarta Tampilkan Drama Kolosal ke Siswa Baru