Bayi Kembar Siam di Bekasi Bernama Rahman dan Rahim Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar
Ahmad Rahman Al-Ayyubi dan Ahmad Rahim Al-Ayyubi, bayi kembar siam asal Bekasi terlahir dengan kondisi bagian perut hingga dadanya dempet.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Ahmad Rahman Al-Ayyubi dan Ahmad Rahim Al-Ayyubi, bayi kembar siam asal Bekasi terlahir dengan kondisi bagian perut hingga dadanya dempet, organ dalam seperti hati dan jantung menyatu.
Bayi laki-laki yang lahir pada 24 September 2018, dari pasangan suami istri Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30) saat ini telah berusia 10 bulan dan masih menjalani kontrol rutin di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.
Kedua orangtua bayi malang ini terus berusaha agar buah hatinya tumbuh sehat laiknya bayi pada umumnya.
Operasi pemisahan merupakan jalan satu-satunya yang ingin ditempuh pasangan Romi dan Ika demi keselamatan putra ketiga sekaligus keempatnya itu.
Ika mengatakan, sejak lahir hingga usianya 10 bulan, Rahman dan Rahim rutin kontrol ke rumah sakit.

Dia belum dapat memastikan kapan operasi pemisahan dapat dilakukan, namun biaya operasi diperdiksi mencapai Rp 1 miliar.
"Setiap satu bulan kontrol, waktu itu dokter bilang estimasinya Rp 1 miliar, tapi itu baru sebatas bicara pas kontrol aja belum tahu pastinya apakah lebih dari itu atau kurang dari itu," kata Ika saat dijumpai di kediamannya, di Jalan Bintara Jaya 4, Kelurahan Bintara Jaya, RT14/09, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/7/2019).
Rahman dan Rahim lahir secara cecar di Rumah Sakit Harapan Kita, sejak lahir berat badan kedua bayi itu hanya 3,2 kilogram.
Kini setelah usia 10 bulan berat badan kedua bayi itu sebesar 10 kilogram.
Kondisi kesehatan bayi kembar siam ini nampak sehat, Rahman dinobatkan oleh orangtuanya sebagai kakak sedangkan Rahim sebagai adiknya.
Rahman memang nampak lebih lincah dan aktif ketimbang Rahim.
Ika mengatakan Rahim menderita dandy walker syndrome atau kelainan genetik bawaan yang mempengaruhi perkembangan otak.
"Awalnya didiagnosa hydrocephalus, ternyara pas di periksa lagi ternyata dia dandy walker syndrome, kalau enggak salah nanti perkembangan dia agak lambat aja," paparnya.
Ayah dan Ibu bayi kembang ini masing bekerja.
Romi sang ayah merupakan karyawan servis parking di salah satu ruko di Bekasi, sedangkan Ika ibunya bekerja di salah satu toko di Grand Mall Bekasi.
Jika keduanya bekerja, Rahman dan Rahim dititipkan di rumah nenenknya yang berdekatan dengan kediaman mereka.
Meski bayinya terlahir dempet, Ika pasrah menerima takdir.
• Info BMKG - Prakiraan Cuaca 33 Kota Hari Ini Rabu 31 Juli 2019: Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari
• Cerita Gugum, Peternak Asal Bandung Tetap Bangga Meski Sapi Miliknya Gagal Dibeli Presiden Jokowi
Saat ini dia masih menunggu kapan operasi pemisahan akan dilakukan.
Dia juga sangat berterima kasih berkat dukungan pemerintah yang selamat ini menanggung biaya berobat Rahman dan Rahim.
"Berharap operasi bisa lancar, bisa berhasil, anaknya juga sehat, alhamdulillah dari lahir sudah ada bantuan dari pemerintah Kota Bekasi, pakai KS (Kartu sehat)," jelas dia.