Kisah Erwin Pendiri Kopi Tuli: Dulu Dibully, Kini Sukses Ajarkan Bahasa Isyarat Sambil Ngopi

Erwin dan kedua temannya berjuang membangun bisnis Kopi Tuli, ada jalan terjal yang harus dilalui mereka sebagai penyandang tuna rungu.

TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Co-Founder Kopi Tuli, Erwin di Koptul pada Jumat (2/7/2019). 

Erwin mengatakan berkali-kali lamaran kerja kedua temannya ditolak oleh berbagai perusahaan.

Sejak tahun 2015, Adhika dan Putri terus melamar pekerjaan.

Ratusan kali dikirimkan, kata Erwin, lamaran itu tak kunjung mendapatkan balasan.

"Seperti diskriminasi bagi penyandang disabilitas," keluhnya.

Sedangkan, Erwin tak mengikuti jejak kedua temannya lantaran tengah menyelesaikan skripsinya.

"Saya masih menyelesaikan skripsi di UNJ jurusan Seni Rupa," lanjutnya.

Ngobrol di PIM, Berbuah Ide Kopi Tuli

Suasana Kopi Tuli
Suasana Kopi Tuli (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Gayung tak juga bersambut, Dhika dan Putri menolak putus asa.

Bersama Erwin, mereka pun hendak membangun sebuah usaha yang kekinian dan digandrungi anak-anak muda.

"Kita ngobrol di Pondok Indah Mall (PIM), ngobrolin bisnis. Akhirnya berbuah ide Kopi Tuli karena Putri suka minum Kopi," terangnya.

Bisnis yang baru sekadar ide itu lambat laun tercipta dengan nama Kopi Tuli.

Suasana Kopi Tuli
Suasana Kopi Tuli (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Nama Kopi Tuli, terang Erwin, sebagai identitas diri mereka yang sengaja dikedepankan.

Mereka bertiga juga sering mengikuti berbagai pelatihan selama enam bulan mengenai meramu kopi yang cocok di lidah anak-anak muda.

"Pertama kali berdiri di Depok tahun 12 Mei 2018," lanjutnya.

Minum Kopi Sambil Belajar Bahasa Isyarat

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved