Kondisi Udara Jakarta Buruk, IMERI UI Fokus Kembangkan Riset Atasi Penyakit Infeksi

Wakil Direktur IMERI FKUI Prof. Budi Wiweko mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus mengembangkan teknologi guna mengatasi penyakit-penyakit infeks

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Wakil Direktur IMERI FKUI Prof. Budi Wiweko di Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, Kenari, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Buruknya kondisi kualitas udara di Jakarta belakangan ini banyak menjadi sorotan khalayak ramai.

Bahkan, Pemprov DKI Jakarta sendiri akhirnya menerbitkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara guna menekan angka polusi di ibu kota.

Sejalan dengan langkah Pemprov DKI Jakarta, Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) terus bergerak mengembangkan inovasi di bidang medis.

Wakil Direktur IMERI FKUI Prof. Budi Wiweko mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus mengembangkan teknologi guna mengatasi penyakit-penyakit infeksi, seperti saluran pernapasan.

Pasalnya, buruknya kondisi udara di Jakarta bisa sangat berpengaruh terhadap saluran pernapasan.

"Kami sangat concern terhadap penyakit infeksi, baik yang lama ataupun yang baru. Belum lagi, kita di negara tropis yang sangat banyak mengalami penyakit infeksi," ucapnya, Rabu (7/8/2019).

Selain mengembangkan riset dan teknologi di bidang kesehatan, Prof. Budi menjelaskan, pihaknya pun turut menyiapkan calon-calon dokter yang nantinya diharapkan mampu melayani masyarakat dengan baik.

"Kami ingin mencetak dokter yang ideal yang bisa menjadi pemimpin di masyarakat, mampu menggunakan teknologi dengan baik, dan mampu melakukan pelayanan dengan baik," ujarnya kepada awak media.

Mantan Pemimpin Upacara Bendera di Istana Ini, Beri Motivasi Kepada Calon Paskibraka

Perluasan Ganjil Genap di Jakarta Ditetapkan, Berlaku 9 September 2019, Ini Daftar Ruas Jalannya

Demi mewujudkan hal tersebut, IMERI pun banyak melakukan kegiatan untuk mengasah soft skill sehingga nantinya dapat mencetak para dokter yang handal dan mampu berpikir kreatif serta inovatif.

"Kemampuan soft skill ini dibutuhkan bagi seorang pemimpin dimasa yang akan datang, dimana kita menghadapi massa revolusi industri 4.0," kata dia.

"Kemampuan berkomunikasi, kemampuan dalam melakukan negosiasi dan diplomasi, serta kemampuan argumentasi. Itu semua adalah kemampuan soft skill yang sangat dibutuhkan bagi seorang dokter," tambahnya menjelaskan.

Dijelaskan Prof. Budi, seluruh kegiatan tersebut, baik riset maupun pengembangan soft skill bagi calon dokter diberikan demi membuat masyarakat tetap sehat ditengah kondisi udara yang semakin memburuk.

"Riset dan inovasi yang kami lakukan ini untuk mencetak generasi unggul yang bisa membuat generasi muda dan orang tua tetap sehat," ucapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved