Kabar Artis

Andhika Pratama Beri Emoji Tertawa KPI Mau Awasi Netflix, Ussy: Ada Hal yang Lebih Penting di TV!

Pasangan selebriti Andhika Pratama dan Ussy Sulistiawaty angkat bicara mengenai kabar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang ingin mengawasi Netflix.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Rr Dewi Kartika H
Instagram @andhiiikapratama
Andhika Pratama - Ussy Sulistiawati 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pasangan selebriti Andhika Pratama dan Ussy Sulistiawaty angkat bicara mengenai kabar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang ingin mengawasi Facebook, YouTube dan Netflix.

Melalui kanal YouTube Ussy Andhika Official dilansir TribunJakarta.com pada Kamis (15/8/2019), kedua artis papan atas itu menyuarakan pendapatnya.

Mulanya Andhika Pratama menuturkan reaksi pertamanya ketika mengetahui kabar KPI ingin mengawasi Netflix, Facebook dan YouTube.

Pembawa acara itu mengaku reaksinya itu memberikan emoji tertawa dan tepuk tangan.

"Reaksi aku terhadap berita itu adalah yang pertama, aku ngasih emoticon ketawa dan tepuk tangan," aku Andhika Pratama.

Andika Pratama mengemukakan, pemberian emoji tertawa dan tepuk tangan itu bermaksud untuk menertawakan upaya KPI.

Ketakutan Kakek Usai Dibui 2 Tahun Karena Tebang Mangrove, Najwa Shihab: Hukum Harusnya Menenangkan

Banjir Job Sampai Tahun Depan, Pengelolaan Honor Betrand Peto Dibeberkan Ruben Onsu

"Aku bukan menertawakan upayanya ya, mungkin upayanya bagus untuk mengontrol biar nggak banyak konten-konten negatif bertebaran dan jadi konsumsi buat orang yang nonton gitu," imbuh Andhika Pratama.

Kendati demikian, dalam hal ini yang ditertawakan Andhika Pratama buka upaya KPI, namun wujud kerja KPI di program TV yang belum terbukti.

Simak Videonya:

"Tapi yang aku tertawa dan tepuk tangani adalah kita belum lihat hasil yang baik dari KPI untuk penanganan TV, gitu lho," jelas Andhika Pratama.

Sebagai tokoh publik, Andhika Pratama mengetahui kenapa acara TV di Indonesia saat ini dinilai tidak bagus oleh masyarakat dan hal itu seharusnya dikontrol KPI yang memiliki wewenang dan tugas sebagai badan yang mengawasi acara televisi.

Akan tetapi, kenyataannya kinerja KPI belum terbukti.

Beberkan Perjuangan Syuting Sinetron Bidadari, Nia Ramadhani Pernah Semprot Marshanda: Enek Banget!

Jeje Govinda Bocorkan 2 Kebiasaan Syahnaz Sadiqah yang Tak Diketahui Banyak Orang, Feni Rose Ngakak

"Kita sebagai orangtua dilematis sebenarnya, aku kerja di TV, Ussy kerja di TV, cari duitnya dari TV, kita pelaku industri TV, dan kita tahu banyak hal tentang lingkungan kerja kita, dan kita juga sedikit banyak tahu kenapa program TV jadi seperti sekarang yang dinilai orang nggak bagus, monoton, dan lain-lain," beber Andhika Pratama.

Andhika pun melanjutkan, "Terus ada satu badan yang mengawasi, yang diharapkan orang dapat mengontrol televisi, sejauh ini kinerjanya belum terlalu terbukti maksimal."

Hasil gambar untuk netflix

"Terus sekarang pakai mau nambah ke Youtube, Netflix dan Facebook," ujar Andhika.

Sebagai orangtua, Andhika Pratama mengaku tidak pernah memberikan tontonan acara televisi lokal kepada anaknya karena program televisi lokal tidak sepenuhnya bagus untuk ditonton anak-anak.

"Aku pengen ngobrol ini sebagai sudut pandang orangtua, di rumah kita tidak ada TV yang menayangkan acara lokal, kecuali TV untuk karyawan dan asisten rumah tangga. Bapak ibunya kerja di TV, tapi anak-anaknya nggak ada yang nonton acara TV lokal," ungkap Andhika Pratama.

Kerap Ditemani Asisten, Tindakan Nia Ramadhani Bareng Jedar di Hotel Mewah Ini Justru Tuai Pujian

Cerita Perjuangan Nikahi Ussy Sulistiawaty, Andhika Pratama Ungkap Saldo Rekening Tinggal Rp300 Ribu

"Salah satu alasan aku menyabut langgan tv lokal itu karena kita sebagai orang tua itu sadar acara tv kita itu belum sepenuhnya bagus untuk anak-anak kita," lanjutnya.

Andhika Pratama juga menuturkan bahwa Netflix dan Youtube tidak perlu lagi diawasi, lantaran keduanya telah memiliki filter untuk konten-konten negatif.

KPI Mau Awasi <a href='https://jakarta.tribunnews.com/tag/youtube' title='YouTube'>YouTube</a>, <a href='https://jakarta.tribunnews.com/tag/facebook' title='Facebook'>Facebook</a> & <a href='https://jakarta.tribunnews.com/tag/netflix' title='Netflix'>Netflix</a>, <a href='https://jakarta.tribunnews.com/tag/andhika-pratama' title='Andhika Pratama'>Andhika Pratama</a>: Aku Pasang Emot Tertawa dan Tepuk Tangan

Dirinya juga menjelaskan, "Kita menyiasatinya, di rumah kita pakai langganan Netflix, terus anak-anak Youtube. Tapi Youtube punya settingan untuk menonaktifkan konten-konten yang tidak bisa diakses anak-anak, Netflix pun juga begitu."

"Menurut aku ini udah udah jadi filter yang bagus, terus apa yang perlu diawasi, kan ini konteksnya biar nggak ada konten negatif yang menjadi tontonan terus akhirnya lari ke moralitas," ujar Andhika Pratama.

Ia menambahkan yang menjadi benteng utama untuk menjaga moral adalah keluarga, bukan televisi.

Intip Seserahan Mewah Roger Danuarta untuk Cut Meyriska, Ada Tas hingga Berlian!

Daftar Promo Makanan di Hari Kemerdekaan - Pizza Hut Beli 1 Gratis 1, Shabu Shabu Express Diskon 17%

"Kalau menurutku yang menjadi benteng utama untuk jaga moral bukan televisi tetapi keluarga," ucap Andhika Pratama.

Mendengar pendapat sang suami, Ussy Sulistiawaty pun buka suara mengenai kabar KPI yang ingin mengawasi Netflix.

Ussy Sulistiawaty mengaku, dirinya telah lama tak menonton televisi dan lebih memilih untuk menikmati tayangan di Netflix melalui ponsel.

"Aku udah lama banget enggak menyentuh tontonan di tv," ungkap Ussy Sulistiwaty.

Ussy Sulistiawaty menyatakan, sebenarnya ia merasa terbantu dengan YouTube dan Netflix yang bisa memberikan pilihan tayangan yang bisa ditonton anak-anak.

Ussy Sulistiawaty lantas dengan suara memohon, meminta KPI lebih fokus ke masalah TV yang lebih penting dan tak perlu untuk mengawasi Netflix, Facebook dan YouTube untuk saat ini.

"Please KPI ada hal yang lebih penting dan jadi prioritas, sampai masalah di TV bisa dikontrol mungkin kalian bisa menjamah tempat lain," jelas Ussy Sulistiawaty.

 Tanggapan Kominfo

Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika Geryantika Kurnia memastikan, Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI) belum memiliki wewenang untuk mengawasi konten di platform streaming, misalnya Netflix dan YouTube.

Geryantika mengatakan, kewenangan seperti itu belum diatur di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

"Sebenarnya secara peraturan undang-undang, KPI itu tugasnya adalah melihat atau memonitoring free to air, seperti tv-tv gitu ya. Aturan mainnya (untuk platform streaming) itu belum ada," tuturnya dilansir dari Kompas.com. 

Saat ini, pengawasan pada media-media baru dan platform streaming masih diserahkan kepada konsumen. Apabila ada konsumen yang keberatan dengan konten, maka dilaporkan melalui fitur yang ada di media tersebut.

Kominfo sendiri terbuka apabila ada konten pada media baru tersebut yang dinilai melanggar norma yang ada di Indonesia. Bahkan bukan hanya dari masyarakat, melainkan juga dari KPI.

"Sebenarnya Kominfo bisa mendapatkan saran dari mana pun juga, termasuk KPI. Kalau KPI merasa bila di konten-konten media baru itu melanggar aturan, ya bisa disarankan ke Kominfo untuk ditindaklanjuti," lanjut Geryantika.

Sebelumnya, KPI mewacanakan mengawasi konten-konten dari media semisal YouTube, Facebook, Netflix dan media lain yang sejenis.

Pengawasan bertujuan agar siaran di media digital tersebut benar-benar layak ditonton dan memiliki nilai edukasi.

Selain itu, juga menjauhkan masyarakat dari konten berkualitas rendah.

Perlunya pengawasan media YouTube, Netflix, Facebook atau media sejenis menimbang sebagian besar masyarakat sudah beralih dari media konvensional televisi dan radio. Terutama kalangan milenial, mereka menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya untuk mengakses konten media digital.

(TribunJakarta/Kompas)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved