Curhat Haru ke Bupati Tegal, Ayah NH yang Jasadnya Tinggal Tulang: Anak Saya Sekolah Berkat Beasiswa
Ayah NH (16), Imam Maliki membeberkan pretasi sang putri semasa hidup kepada Bupati Tegal Umi Azizah.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Ayah NH (16), Imam Maliki membeberkan pretasi sang putri semasa hidup kepada Bupati Tegal Umi Azizah.
Kala itu Umi Azizah langsung datang menemui Imam Maliki dan keluarga NH yang lain di kediamannya.
TONTON JUGA
Diwartakan sebelumnya NH merupakan korban pembunuhan lima rekannya, di sebuah rumah kosong di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.
Beberapa bulan setelah peristiwa pembunuhan itu, jenazah NH yang tinggal tulang belulang akhirnya ditemukan warga.
Mulanya Umi Azizah mengapresiasi upaya Polres Tegal dalam mengungkap kasus pembunuhan tragis yang menimpa remaja berusia 16 tahun itu.
Pasalnya, bagi Umi Azizah, Polres Tegal bisa cepat mengungkapkan kasus tersebut hanya selama 24x2 jam sejak geger penemuan jasad tinggal tulang dalam karung Jumat (9/8/2019) lalu.
Dari kasus pembunuhan itu, Polres Tegal diketahui telah menetapkan lima tersangka di antaranya, Abdul Malik (20), Muhammad Soproi (18), Saiful Anwar (24), NL (17), dan AI (15).
Karena mengetahui ada beberapa pelaku masih di bawah Umur, Umi Azizah pun bergegas dan mengunjungi Mapolres Tegal untuk mengetahui para pelaku pada Kamis (15/8/2019) kemarin.
TONTON JUGA
• Beberkan Masa Sulit Ruben Onsu, Indra Bekti Meringis: Dia Sekarang Lebih Kaya dari Saya
• Ruben Onsu Disebut Ingin Bunuh Diri & Datangi Psikolog, Mellisa Grace: Yang Dialaminya Amat Besar
"Saya sangat mengapresiasi Polres Tegal. Tentu ini menjadi lecutan bagi kita semua, terutama kami dari Pemerintah. Di sana (Desa Cerih), emang Desa terpencil. Ini harus jadi bahan pelajaran kami," ujar Umi kepada Tribunjateng.com di Mapolres.
Usai dari Mapolres, orang nomer satu di Kabupaten Tegal ini pun langsung bertolak ke Desa Cerih, tepatnya ke rumah orangtua korban.
Di rumah ayah korban, Imam Maliki, Umi mendengar seluruh curhat dan kenangan semasa NH masih hidup dahulu.
Imam Maliki mengatakan, dirinya memang sudah berpisah dengan sang istri semenjak NH duduk di bangku kelas 4 SD.
• Betrand Peto Beri Kejutan Nyanyi Lagu Ayah di Acara Ultah, Reaksi Ruben Onsu Ramai Disorot
• Nikita Mirzani Kirim DM Ini, Anthony Hillenaar Disebut Mendadak Nyesal Cabut Laporan ke Kriss Hatta
Imam Maliki mengenali anaknya yang tak sempat melanjutkan sekolah SMA karena faktor biaya ini sebagai pribadi yang pendiam.
Ia mengungkapkan sejak SD hingga SMP NH selalu menapatkan beasiswa.
"Dari SD sampai SMP, anak saya bisa sekolah berkat beasiswa. Anak saya dapat beasiswa terus. Anak saya (Nurkhikmah) ikut tinggal dengan saya bersama nenek. Almarhum adalah anak satu-satunya saya dari istri yang dulu. Saya benar-benar sayang banget dengan anak saya," ujar Maliki membatin.
Mendengar cerita Imam Maliki dan keterangan Kades serta Kapolsek setempat, Umi Azizah meminta kepada warga yang menyambut kehadirannya untuk ikut menginstropeksi diri.
• Alami Luka Parah di Kepala saat Kecelakaan, Pemain Ketoprak Ini Tewas & IGnya Banjir Belasungkawa
• Seniman Muda Ketoprak Gareng Salatiga Wafat: Dikenal Humoris, Sempat Mentas Sebelum Tabrakan
Dia berpesan agar warga meningkatkan kepekaan sosial dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini ke pihak berwajib.
Umi juga minta kepada para orang tua agar mengenali betul lingkungan pergaulan anaknya,
"Sekaligus mendorong agar kegiatan keagamaan dan kepemudaan lebih diintensifkan," tutur Umi Azizah. (Tribunjateng/gum).
• Tega Campur Susu Anak Majikan Pakai Obat Tidur, Pengasuh Nangis Mohon Ampun: Biar Saya Cium Kaki Ibu
• Mobil Ringsek saat Kecelakaan di Tol, Pemain Ketoprak Humor Ini Tewas & IGnya Banjir Ucapan Duka
Bikin Polisi Heran, 5 Pembunuh Gadis yang Ditemukan Tinggal Tulang Bersikap Begini Saat Diinterogasi
Kasus pembunuhan gadis dalam karung yang tinggal tulang belulang di rumah kosong menemukan titik baru.
Polisi sudah mengantongi alasan kelima pelaku yang tega menghabisi nyawa NH (16) dan melilit tubuh korban di dalam karung di sebuah rumah kosong.
Hal itu terungkap saat Polres Tegal, Jawa Tengah, menggelar jumpa pers kasus pembunuhan NH dengan menghadirkan kelima pelaku di Mapolres Tegal, Kamis (15/8/2019).
Berita tewasnya NH ini pertama kali diketahui usai penemuan mayat di sebuah rumah kosong di dalam karung.
Jenazah NH pun diketahui sudah tinggal tulang belulang karena sudah meninggal dunia sekitar tiga bulan yang lalu.
Peristiwa itu terjadi di rumah kosong di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2019) lalu.
Akhirnya diketahui kalau korban dibunuh oleh lima pelaku yang merupakan sabahat dan masih memiliki hubungan saudara dengan NH.
Dari lima pelaku, dua di antaranya merupakan wanita dan tiga lainnya laki-laki.
Kelima pelaku pun sudah diamakan oleh pihak kepolisian tak lama setelah penemuan jasad tersebut.
Pada jumpa pers kali ini, terungkap bahwa ada motif asmara dan emosi sehingga para pelaku nekat menghabisi nyawa korban.
Dilansir dari Kompas.com, Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto mengatakan, motif kelima pelaku diketahui karena asmara dan emosi kepada korban.
"Motif awalnya asmara. Para pelaku cemburu, karena korban dekat dengan teman-teman laki-laki lain. Ada juga pelaku perempuan yang cemburu, karena korban dekat dengan pacar mereka," kata Dwi Agus Prianto.
Dwi Dwi Agus Prianto mengatakan, setelah polisi melakukan penangkapan dan interogasi, diketahui kelima pelaku dalam menghabisi korban memiliki peran yang berbeda.
Adapun, kelimanya pelaku yakni, Abdul Malik (AM), Muhamad Proi (MP), Saiful Anwar (SA), dan NL serta AI gadis di bawah umur yang tak lain merupakan teman korban.

Awalnya, AM yang memiliki hubungan asmara dengan korban, melakukan hubungan badan disaksikan keempat teman lainnya yang saat itu dipengaruhi minuman keras.
Usai berhubungan badan, AM kemudian langsung mencekik leher korban.
AM dibantu teman-teman lainnya.
"AM berperan mengeksekusi dengan mencekik, dibantu MS memegang tangan dan pundak korban. Sedangkan SA memegang kaki dan tangan dibantu dua pelaku perempuan," ujar Dwi.
Kepada polisi, para pelaku juga mengaku tega menghabisi nyawa teman mereka sendiri karena marah korban melontarkan kata-kata kasar saat itu.
“Ada dugaan juga pelaku marah dengan korban, karena ucapan dan perilaku korban terhadap para tersangka,” kata Dwi.
Beberapa alat bukti turut diamankan polisi.
Beberapa di antaranya pakaian korban seperti baju dan celana jins, potongan celana dalam, serta karung dan tali plastik.
Sedangkan, cincin dan ponsel korban dijual oleh pelaku.
"Kami belum menemukan adanya indikasi pembunuhan berencana. Termasuk adanya karung yang awalnya hanya untuk alas duduk. Kemudian tali yang ditemukan di samping karung," kata dia.
Kelima pelaku disangka pasal pembunuhan dengan pemberatan di Pasal 339 KUHP, serta Pasal 80 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

"Mengenai dua pelaku di bawah umur, NL dan AI, tetap dikenakan pasal itu. Upaya diversi tidak dilakukan. Kan ini pembunuhan, ancamannya di atas 7 tahun," kata Dwi Dwi Agus Prianto.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tegal AKP Bambang Purnomo mengungkapkan, kelima pelaku pandai menutupi perbuatannya.
Bahkan, saat diinterogasi, masing-masing menunjukan rasa tenang seperti tidak menyesali perbuatannya.
"Usai membunuh pelaku tetap melakukan kegiatan sehari-hari, artinya tidak kabur. Mereka diamankan di rumah masing-masing. Bahkan satu di antaranya ada yang sempat menghadiri pemakaman korban. Ada pula yang turut menyaksikan evakuasi di TKP," kata dia.
Polisi bahkan harus memeriksa berulang-ulang hingga lima kali sebelum akhirnya menetapkan mereka sebagai tersangka.
"Saat dimintai keterangan sejak awal mereka tenang. Berbelit, dan bolak balik. Saya sempat heran. Menurut saya mereka melakukan kejahatan spontan yang mereka anggap tidak perlu merasa bersalah atau takut," ujar Bambang.
Bambang mengatakan, pembunuhan sudah terjadi sejak lebih dari empat bulan lalu.
Jenazah baru ditemukan warga pada Jumat (9/8/2019), karena bau busuk yang masih menyengat.
Menurut Bambang, NH sempat bertunangan dengan warga Pemalang pada Januari 2019.
Namun, hubungan itu putus di tengah jalan dan kemudian menjalin hubungan dengan AM.
Menurut polisi, AM merupakan pria yang sudah memiliki istri.