Hujan Deras di Bogor Belum Berdampak, Tangerang Masih Dilanda Kekeringan

Hujan deras yang mengguyur Bogor pada Kamis (15/8/2019) kemarin belum berdampak di Kota Tangerang.

TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Keadaan Sungai Cisadane Tangerang yang masih kering karena musim kemarau panjang hingga ditumbuhi rumput di sekitarnya, Jumat (16/8/2019). 

Ia mengaku, tidak bisa menggunakan air lantaran ada cacing sutera yang bercampur air.

Ia sempat melaporkan kejadian tersebut kepada PDAM Tirta Benteng untuk bisa membersihkan cacing sutra yang keluar dari keran miliknya.

“Kejadian kemarin, di mana air di rumah saya tidak keluar. Setelah beberapa jam, air keluar kecil selanjutnya ditambah ada cacing sutera. Pikir saya hanya kotoran biasa. Setelah dilihat ternyata cacing," cerita Santo.

Sementara, Asisten Manajer Humas dan Pengaduan PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang Ichsan Sodikin mengatakan, keluarnya cacing di saluran air bersih disebabkan musim kemarau yang berkepanjangan.

Air bersih pun sudah menipis karena tidak turunnya hujan selama berbulan-bulan di Tangerang.

"Ada beberapa penyebab ada cacing, pertama akibat efek musim kemarau panjang. Kedua, musim kemarau menyebabkan kualitas dan kuantitas air baku menurun, ada sedimentasi lumpur tergerus," terang Ichsan saat ditemui di kantornya.

Alasan ketiga yakni, keringnya Sungai Cisadane yang menjadi bahan baku selama ini, Kali Angke pun menjadi alternatif lainnya.

Ichsan menambahkan, air yang digunakan oleh warga Kunciran Mas Permai dikelola oleh PT BHJ dengan menggunakan air baku dari Kali Angke.

Tetapi, memang kondisi saat ini statusnya kritis. Karena air baku di sana sudah tidak lagi bisa digunakan.

"Jadi kondisi kemarau ini menyebabkan air di Kali Angke sudah tidak layak digunakan lagi. Bahkan air di sana memang sudah bercampur dengan lumpur yang mengakibatkan cacing, kuman, dan planton bisa masuk ke penyaluran rumah karena air baku sudah berkurang," paparnya.

Dalam musibah ini, kata Ichsan, seharusnya PT BHJ sebagai rekanan PDAM Tirta Benteng juga harus ikut andil dalam penanganan masalah yang dialami warga.

Tetapi memang kondisinya sangat tidak memungkinkan.

Kata Ichsan kantor PT. BHJ berada di Singapura dan sulit untuk melakukan koordinasi.

"Kantor PT. BHJ itu ada di Singapura, kita sangat susah melakukan koordinasi. Tetapi kita terus berupaya untuk bisa menyelesaikan masalah ini. Sekali lagi saya meminta maaf atas kejadian ini," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved