Kontroversi Pin Emas DPRD DKI

Pro Kontra Anggaran Pin Emas Rp 1,3 Miliar: PDIP Anggap Biasa, PSI Menolak Hingga Rencana Staf Ahok

Pin emas untuk Anggota DPRD DKI Jakarta menjadi polemik. Anggaran pin emas mencapai Rp 1,3 miliar membuat pro kontra di kalangan politikus.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
Istimewa/Dok Taufiqqurahman
Penampakan pin emas anggota DPRD DKI Jakarta, Selasa (20/8/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pin emas untuk Anggota DPRD DKI Jakarta menjadi polemik.

Anggaran pin emas mencapai Rp 1,3 miliar membuat pro kontra di kalangan politikus.

Rencananya anggota DPRD DKI Jakarta akan mendapatkan pin emas sebanyak dua buah dengan berat lima gram dan tujuh gram.

Dilansir dari apbd.jakarta.go.id, anggaran pengadaan pin untuk anggota DPRD DKI memiliki total harga Rp1.332.351.130.

Adapun emas yang dianggarkan untuk pin emas anggota DPRD DKI Jakarta yakni jenis 22 karat dengan harga sebesar Rp761.300 per gram.

TribunJakarta.com merangkum respon yang dikeluarkan sejumlah politikus terkait dengan rencana tersebut.

Penolakan PSI

Caleg DPRD terpilih PSI Jakarta, Eneng Maliyanasari (paling kiri), Wakil Ketua DPW PSI Jakarta, Rian Ernest (tengah, dan caleg DPRD terpilih PSI Jakarta, August Hamonangan (paling kanan), saat memberi keterangan kepada Wartawan, di kantor DPW PSI, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).
Caleg DPRD terpilih PSI Jakarta, Eneng Maliyanasari (paling kiri), Wakil Ketua DPW PSI Jakarta, Rian Ernest (tengah, dan caleg DPRD terpilih PSI Jakarta, August Hamonangan (paling kanan), saat memberi keterangan kepada Wartawan, di kantor DPW PSI, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta Rian Ernest menegaskan, pihaknya menolak pin emas yang akan diterima oleh setiap oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI periode 2019-2024.

Ia pun mengaku, PSI lebih memilih membeli replika pin DPRD DKI dari online shop lantaran harganya lebih terjangkau.

"Membuat sendiri saja. Replika banyak kok di online shop banyak sekali," ucapnya, Selasa (20/8/2019).

Ia menyebut, langkah ini diambil sebagai bukti nyata PSI dengan tegas menolak pemberian pin emas bagi anggota DPRD DKI Jakarta.

"PSI menolak penghamburan uang negara, itu saja sih intinya," ujarnya.

Meski demikian, ia mengaku pihaknya masih akan mendiskusikan dengan seluruh kader PSI yang terpilih masuk dalam DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024.

"Kami belum diskusi apakah terima dulu atau kembalikan atau dari awal tidak kita terima," kata Ernest.

"Tapi intinya kami menolak," tambahnya.

Penelusuran TribunJakarta.com di salah satu e-commerce ternama, replika pin DPRD DKI yang terbuat dari bahan kuningan berdiamer 3,5 sentimeter dijual dengan harga Rp 195 ribu.

Sekretaris DPRD DKI Jakarta M Yuliadi mengatakan, pin emas tersebut nantinya digunakan sebagai tanda pengenal anggota dewan.

"Kita kasih 2 ada yang kecil dan gede. Yang gede untuk acara resmi yang kecil untuk acara biasa.

Pokoknya 23 sampai 24 karat. Per pin 5 gram. 1 gram sesuai harga pasaran saja," ujar Sekretaris DPRD DKI Jakarta M. Yuliadi dilansir dari Kompas.com.

Politikus PDI Perjuangan Anggap Biasa

Gembong Warsono
Gembong Warsono (Kompas Images)

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Gembong Warsono menyebut pemberian pin emas bagi para anggota baru DPRD merupakan hal biasa.

"Kebiasaan ketika pelantikan anggota baru, mereka memang mendapatkan dua buah pin," ucapnya, Selasa (19/8/2019).

Tak hanya anggota baru, Gembong pun menyebut, pin emas tersebut juga akan diterima oleh anggota dewan yang kembali terpilih di periode selanjutnya.

"(Anggota lama) dapat juga, kalau tidak salah emas 24 karat, tapi saya enggak tahu benar atau enggaknya," ujarnya.

Terkait anggaran pengadaan pin emas yang nilainya mencapai Rp 1,3 miliar, ia pun mengaku tidak mengetahuinya.

"Waduh soal besaran anggaran saya enggak tahu, itu Sekwan (Sekretaris Dewan DPRD) yang tahu, tapi memang betul (setiap periode dapat pin emas)," kata Gembong.

Rencana Staf Ahok

Staf Ahok, Ima Mahdiah Jadi Anggota DPRD DKI Jakarta Terpilih Periode 2019-2024
Staf Ahok, Ima Mahdiah Jadi Anggota DPRD DKI Jakarta Terpilih Periode 2019-2024 (Kompas.com/Kurnia Sari Aziza)

Ima Mahdiah, staf Ahok yang terpilih menjadi anggota dewan periode 2019-2020 mengaku akan membuat tiruan pin emas DPRD DKI Jakarta dari bahan kuningan.

Menurutnya, hal tersebut tidak akan mengurangi esensinya sebagai anggota DPRD DKI.

"Nanti kita bikin sendiri saja dari kuningan, itu kan enggak menurunkan esensi sebagai DPRD," ucapnya saat dihubungi TribunJakarta.com, Selasa (20/8/2019).

Terkait pin emas yang akan diterimanya, Imah mengaku lebih memilih menyumbangkannya untuk aplikasi 'Jangkau' yang diinisiasi oleh Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama.

'Jangkau' sendiri merupakan aplikasi yang bisa digunakan untuk memberi atau menyumbangkan bantuan untuk masyarakat yang membutuhkan.

"Saya lihat dulu peraturannya, apakah jadi hak milik atau bagaimana. Kalau jadi hak milik, saya akan sumbangkan ke 'Jangkau'-nya pak Ahok," ujarnya.

Terkait anggaran pengadaan pin emas anggota DPRD periode 2019-2024 yang besarannya mencapai Rp 1,3 miliar, Ima mengaku kedepannya akan mendorong adanya berubahan.

Keluarga Gus Dur Tidak Pernah Diundang untuk Menghadiri Muktamar PKB

Tak Pernah Mencurigakan, Begini Kesaksian Warga Sekitar Klinik Aborsi di Tambun Bekasi

Komnas PA Bakal Datangi UNHCR Sampaikan Keluhan Pencari Suaka, Mulai Toilet Hingga Air Bersih

Kapolres Metro Jakarta Utara Menjamin Keamanan Warga Papua di Jakut

Polisi Bakal Gandeng BPOM Dalami Kasus Obat Kedaluwarsa di Puskesmas Kamal Muara

Dimana, ia akan mengusulkan pin emas tersebut digantikan dengan bahan kuningan yang harganya jauh lebih murah dibandingkan emas.

"Kalau saya ingin dievaluasi karena di daerah lain pun sudah pakai kuningan. Masak kita di Jakarta kalah dengan daerah," kata Ima.

"Anggaran lebih baik dipakai buat lebih manfaat untuk rakyat," tambahnya menjelaskan.

Terlebih, dijelaskan Ima, penghasilan anggota DPRD dari gaji dan berbagai tunjangan yang diterima sudah lebih dari cukup sehingga anggaran untuk pengadaan pin emas sebaiknya sebaiknya digunakan untuk hal lain.

"Saya belum cek perbedaannya di zaman bapak (Ahok) dengan sekarang. Tapi, menirut saya kita kan di DPRD sudah cukup digaji dan ada beberapa tunjungan juga. Kalau untuk pin emas sendiri lebih baik kita alokasi anggarannya untuk ke tenpat lain," ucapnya.

Penampakan Pin Emas

Replika pin emas DPRD DKI Jakarta yang ada dijual di salah satu e-commerce.
Replika pin emas DPRD DKI Jakarta yang ada dijual di salah satu e-commerce. (Istimewa)

Anggota terpilih DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 masing-masing akan mendapatkan dua pin emas 22 karat seberat lima gram dan tujuh gram.

Ini berarti, satu orang anggota dewan akan menerima pin emas dengan berat total mencapai 12 gram.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari website logammulia.com, satu gram emas antam dijual dengan harga Rp 749 ribu.

Ini berarti, satu orang anggota dewan total mendapatnya emas seharga Rp 8.988.000.

Ketua fraksi Demokrat-Partai Amanat Nasional (PAN) Taufiqqurahman mengatakan, biasanya pin emas tersebut akan menjadi hak milik anggota dewan.

"Pin dikasih ke semua anggota dan tidak dikembalikan (jadi milik), bukan inventaris Pemda DKI," ucapnya, Selasa (20/8/2019).

Ia pun menyebut, pin bisa digunakan setiap hari ataupun hanya saat menghadiri acara besar seperti rapat paripurna.

"Semua anggota baru dapat pin emas dua buah, ada yang kecil (berat) 5 gram dan yang besar (beratnya) 7 gram," ujarnya.

Anggaran pengadaan pin emas bagi anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2019-2024 sebesar Rp 1,3 miliar lebih ini menuai kontroversi.

Tak hanya masyarakat, beberapa partai yang kadernya terpilih menjadi anggota DPRD pun mempertanyakan besaran anggaran tersebut.

Contohnya seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Ima Mahdiah, staf Ahok sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2019-2024.

Mereka pun mengaku, lebih memilih membuat tiruan pin emas DPRD DKI Jakarta dari bahan kuningan.

"Nanti kita bikin sendiri saja dari kuningan, itu kan enggak menurunkan esensi sebagai DPRD," ucapnya saat dihubungi TribunJakarta.com, Selasa (20/8/2019). (TribunJakarta.com/Kompas.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved