Dirudapaksa 4 Pria Secara Bergilir, Korban 15 Tahun Disekap 2 Hari & Berasal dari Keluarga Tak Mampu
Begini kondisi gadis malang di bawah umur korban pemerkosaan 5 pemuda di Saguling, Bandung Barat.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG - Sungguh malang nasib gadis di bawah umur asal Saguling, Bandung Barat.
Ia masih berusia 15 tahun, namun telah mendapatkan perlakuan tak sepantasnya dari 4 pemuda di daerahnya.
Parahnya lagi, para pelaku telah berniat melakukan aksi bejatnya itu.
Kejadiaan naas ini terjadi di Saguling, Bandung Barat.
• Sebelum Dibunuh, Korban Dirudapaksa Sang Pacar Beralas Karung, 4 Pelaku Lainnya Hanya Diam Menonton
• Berhasil Gasak Handphone dan Dompet, Maling di Depok Juga Hendak Rudapaksa Korbannya
Kapolsek Batujajar Kompol Jose membenarkan bahwa telah terjadi pemerkosaan terhadap anak di bawah umur yang dilakukan oleh pemuda di wilayah hukum Polsek Batujajar.
"Betul (terjadi aksi pemerkosaan) kami sudah amankan 4 orang pelakunya," ujar Kompol Jose saat dikonfirmasi TribunJabar.com melalui sambungan telepon, Senin (19/8/2019).
Kronologi kejadian
Kejadian ini terjadi di bulan puasa tanggal 7 Mei 2019.
Awalnya, salah satu pelaku mengajak gadis malang ini untuk pergi ke suatu tempat.
Di tempat lain, pelaku lainnya telah menunggu gadis malang itu.
Dilansir TribunJabar.com, para pelaku telah merencanakan aksi bejatnya.
Sampai di lokasi, gadis malang ini dicekoki miras sampai tak sadarkan diri.
Follow juga:
Dikesempatan itulah, para pelaku merudapaksa korban secara bergilir dalam kondisi mabuk.
Belum sampai situ penderitaan korban, para pelaku menyekap korban selama dua hari.
Setelah dua hari, korban baru dibebaskan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal terhadap pelaku, kata Jose, keempat pemuda melakukan aksinya sambil mengkonsumsi minuman keras (miras), dan melakukan aksi bejat tersebut.
"Intinya, habis mengkonsumsi miras mereka (pelaku) melakukan aksinya. Untuk lebih jelasnya nanti saya jelaskan di kantor," katanya.
Jose juga mengatakan, para pelaku ini melakukan aksi pemerkosaan tersebut hanya satu kali, hanya saja dilakukan secara bergiliran.
Empat pelaku ini merupakan anak putus sekolah dan sempat bekerja sebagai buruh.
Sementara untuk korban, Jose mengatakan, akan ada penanganan khusus atau trauma healing agar psikologisnya tak terganggu.
Kondisi gadis malang
Kabid Pemberdayaan Perempuan pada Dinas P2KBP3A Bandung Barat, Euis Siti Jamilah juga membenarkan telah terjadi tindak pelecehan seksual kepada gadis di bawah umur.
Euis juga mengatakanan, beruntungnya korban tak sampai hamil.
"Peristiwa itu terjadi tiga bulan lalu atau pada saat bulan puasa. Saat ini, kami bersama Komisi Perlindungam Anak Daerah (KPAI) tengah melakukan pendampingan kepada korban dan keluarganya," katanya.

Meski telah mendapat tekanan batin dan psikis, kondisi gadis malang ini terlihat sangat kuat.
Euis pun menuturkan, korban berasal dari keluarga dengan ekonomi yang kurang mampu.
Keadaan yang begitu mendesak membuat gadis malang ini putus sekolah di kelas 2 SMP.
Atas hal tersebut, pihaknya mengusulkan, korban yang juga anak yatim ini bisa mendapat pendidikan gratis paket B dari pemerintah.
Kini para pelaku telah mendekam di balik jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Polisi menjarat palaku yakni UR (18), AC (28), R (23) dan AR (26) dengan pasal 81 ayat 1 dan pasal 82 ayat 1 Undang-undang nomor 35 tahun 2004 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
"Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun (penjara)," ujar Kapolsek Batujajar, Kompol Jose di Mapolsek Batujajar, Selasa (20/8/2019).
(TribunJabar.com)
Berawal dari Curiga, Cucu Pergoki Neneknya Berhubungan Intim: Selingkuhannya Ditendang Sampai Tewas
Seorang cucu berinial NM (19) memergoki sang nenek sedang berhubungan intim dengan selingkuhannya.
NM sudah curiga kepada sang nenek, Antonia Nomleni (70) telah berselingkuh.
Sampai pada Kamis (15/8/2019) malam, NM mengunjungi rumah neneknya dan melihat hal yang tak disangka.
Di dalam kamar sang nenek, NM dengan jelas melihat Antonia Nomleni sedang berhubungan badan dengan selingkuhannya, Nitanel Hauteas (75).
Tersulut amarah, NM pun langsung menganiaya selingkuhan sang nenek dengan menendang kepala Nitanel Hauteas berkali-kali.
• Disorot Kostum Vanessa Angel Keliling Kompleks Cari Diskon 17 Agustusan
• Anies Pidato Kemerdekaan, Nelayan Sandar di Pulau Maju Diusir Satpol PP Hingga PNS Keluar Barisan
• Ikut Jokowi Hadiri Persiapan Upacara HUT ke-74 RI, Jan Ethes Beri Reaksi Ini Saat Bertemu Istri AHY
• Peluk dan Beri Minum Polisi yang Terbakar di Cianjur, Ridwan: Bapak Itu Kasihan Mengerang Kesakitan

Kapolres TTS AKBP Totok Mulyanto DS yang dikonfirmasi Pos-Kupang.com, Jumat (16/8/2019) membenarkan kasus penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal di Desa Panite, Kecamatan Kotolin, Kabupaten Timur Tengah Selatan ( TTS), NTT tersebut.
Kejadian ini berlangsung di Desa Panite, Kecamatan Katolin, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Tendangan NM membuat Nitanel Hauteas tak berdaya dan langsung meregang nyawanya di tempat.
Antonia Nomleni melihat selingkuhannya terus ditendang sang cucu walaupun nyawanya sudah melayang.
Ia coba menahan tindakan brutal NM yang emosi.
• 5 Pembunuh Bersaksi Dihantui Kuntilanak, Karung Putih Tak Sekadar Bungkus Gadis Tinggal Tulang
• Bayi Jadi Saksi Meninggal Ayahnya, Video Call dengan Sang Ibu dari Taiwan: Nama Sayangnya Cenut
Namun tindakannya itu tak berhasil, Antonia Nomleni malah ikut kena imbas kemarahan cucunya.
NM mendorong tubuh sang nenek hingga terjatuh dan terbentur di gentong.
Karena kesakitan, Antonia Nomleni langsung berteriak dan meminta bantuan warga sekitar.
Beruntung seorang warga bernama Yonatan Tana mendengar teriakan malangnya.
Bak malaikat penolong bagi Antonia Nomleni, Yonatan Tana langsung mengamankan NM dan dibawa ke kantor Polsek Kie.
Follow juga:
"Teriakan Antonia didengar Yonatan Tana yang langsung mengamankan pelaku dan dibawa ke kantor Polsek Kie. Sementara jenazah korban sudah dilakukan visum dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan," jelas Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Jamari, SH., MH.
Jamari pun membenarkan jika NM telah curiga dengan perselingkuhan sang nenek.
"Pelaku ini memang sudah lama mencium adanya hubungan cinta terlarang antara sang nenek dan korban. Kamis malam itu, pelaku menangkap basah korban sedang berhubungan badan dengan sang nenek di dalam kamar sang nenek. Karena emosi melihat perbuatan korban dan sang nenek, pelaku pun melakukan penganiayaan yang menyebabkan nyawa korban melayang," ungkapnya.
Saat ini, sang nenek mengalami cedera di bagian tubuhnya.
Pelaku, NM telah ditahan di Polsek Kie dan ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal.
Atas perbuatannya, NM dijerat dengan dengan pasal 338 KUHP subsider pasal 351 ayat (3) KUHP dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.
(POS-KUPANG.com/Kompas.com)
Bayi Jadi Saksi Meninggal Ayahnya, Video Call dengan Sang Ibu dari Taiwan: Nama Sayangnya 'Cenut'
Kisah viral seorang bayi 14 bulan di Perumahan Kaliwining Asri Blok C6, Dusun Bedadung Kulon, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang ditemukan dalam kondisi lemas di samping jenazah sang ayah.
Bagaimana tidak, sudah tiga hari diduga ia tak makan dan minum.
Bayi berumur 14 bulan menjadi saksi meninggalnya sang ayah yang tepat di samping.
Sambil memeluk sang ayah yang sudah menjadi mayat, bayi itu menunggu datangnya seseorang untuk menjemputnya di rumah.
Ibunya sedang tak ada, bekerja menjadi TKW di Taiwan.
• Bongkar Kelakuan Raffi Ahmad & Laudya Cynthia Bella saat Syuting, Ussy: Berdua di Mobil Lama Banget
• Merry Pilih Tinggalkan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Kerjakan Ini untuk Hidupi Keluarga
Namun hari ini, sang ibu, Sulastri melakukan video call dengan bayi malangnya.
Menurut keterangan warga sekitar, mendiang ayah sang bayi, Fauzi (40) adalah orang yang tertutup.
Banyak warga yang tak tahu bahwa Fauzi telah meninggal di kamarnya.
Warga pun tak tahu jika Fauzi sedang sakit.
Terakhir dilihat dan warga curiga
Fauzi terakhir terlihat warga saat Minggu (11/8/2019) pagi.
Setelah itu, Fauzi dan bayinya tak terlihat lagi.
Setelah mencium bau yang cukup menyengat dari rumah Fauzi, warga pun curiga.
Ditambah lagi, Fauzi yang sudah beberapa hari tak kelihatan batang hidungnya.
Warga pun melaporkan hal ini ke polisi agar diperiksa langsung.
Tak menunggu waktu lama, polisi datang dan mencari tahu apa yang terjadi di keluarga malang itu.
"Akhirnya anggota datang ke rumah itu setelah mendapatkan laporan. Saat kami datang, pintu dalam keadaan tergembok." elas Kapolsek Rambipuji AKP Sutarjo, kepada SURYA.co.id, Rabu (14/8/2019).
Karena pintu dalam kondisi tergembok, polisi meminta warga untuk menyaksikan pembukaan paksa rumah itu.
Sambil disaksikan oleh warga, polisi pun melakukan tugasnya.
Pintu berhasil dibuka dan polisi bergegas mencari sumber bau menyengat itu.
Kondisi Fauzi
Saat polisi dan warga masuk ke rumah mereka kaget dengan kondisi Fauzi yang memprihatinkan.
Mereka melihat Fauzi yang sudah tak bernyawa.
Dengan tubuh yang hampir menghitam, polisi menduga Fauzi telah meninggal dari Senin (12/8/2019).
Bayi di samping jenazah Fauzi
Saat ditemukan bersama jenazah Fauzi, bayi malang itu langsung digendong oleh warga.
Dengan kondisi lemas, anak Fauzi ditemukan.
Warga langsung memberikan air gula dengan sigap untuk pertolongan pertama.
Bayi 14 bulan itu diperkirakan tak makan dan minum selama tiga hari sejak sang ayah tercintanya meninggal.
Warga sangat prihatin dengan bayi malang itu.
Menurut Sutarjo, warga siap merawat bayi 14 itu hingga sang ibu datang.
"Bayi itu kini dirawat tetangga rumahnya sampai ibunya datang."
"Nanti kalau ibunya datang, penyerahan juga harus di hadapan petugas," tandasnya.
Penyebab kematian Fauzi
Hingga saat ini polisi belum mengetahui penyebab kematian Fauzi.
Pihaknya masih melakukan penyelidikan.
Selain itu, mereka juga menunggu hasil visum dan otopsi dari tim medis.
Kondisi terkini bayi malang
Setelah dirawat baik oleh tetangga sekitar, bayi malang itu kini bersama kakak kandung sang ibu, Setiyati.
Dilansir Kompas.com, hari ini Kamis (15/8/2019) bayi 14 bulan ini telah dibawa ke kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.
Penyerahan bayi malang dilaksanakan di kantor desa.
Dengan melibatkan sejumlah pihak seperti kepolisian, pemerintah desa dan kecamatan, serta tim kesehatan.
Sang ibu menangis saat berbincang dengan bayi malangnya
Ibu bayi 14 bulan ini bernama Sulastri.
Ia sudah menjadi TKW di Taiwan selama enam bulan terakhir.
Namun, ia baru aktif bekerja selama tiga bulan ini.
“Jadi, kan masih di penampungan dulu, dan adik saya baru bekerja tiga bulan di Taiwan." kata Setiyati.
Ia pun menegaskan, adiknya akan pulang ke Indonesia namun masih menunggu izin.
Sementara itu, hari ini Sulastri berbincang dengan bayi malangnya itu.
Dengan menggunakan video call, Sulastri menangis saat kemera ponselnya langsung mengarah pada sang bayi.
Bayi 14 bulan itu melihat wajah ibunya sambil bergumam 'mam-mam-mam'.
Ia sempat mencium wajah Sulastri dan menciumnya.
Sulastri semakin bercucuran air mata kala memanggil anaknya dengan panggilan sayang 'cenut'.
Bayi 14 bulan itu terkekeh melihat sang ibunda.
Namun berbincangan ini tak berlangsung lama karena bayi 14 bulan itu ingin meminta minum.
"Mik," katanya.
Ia pun asyik menyedot susu formula di botolnya.
Yanti pun menyudahi panggilan telepon itu.
Kepada Sulastri, Yanti berujar jika anaknya sudah aman dan baik-naik saja.
Begitu juga dengan Kapolsek Rambipuji AKP Sutarjo yang melihat dan mendengar perbincangan itu.
Sutarjo meyakinkan jika bayi N sudah aman dan kondisinya membaik.
"Anak sampeyan baik-baik saja, sudah aman," ujar Sutarjo.
(Surya.co.id/Kompas.com)