Emak-emak di Tangsel Mengeluh Kekeringan, Minarsih: Suami Mandi di Kantor, Anak Mandi di Kampus

Bantuan dari Pemkot Tangsel 8.000 liter per hari belum mencukupi kebutuhan air 300 kepala keluarga di perumahan itu.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Emak-emak warga perumahan Pesona Serpong, Kademangan, Setu, Tangsel, Kamis (22/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - "Suami saya mandi di kantor, anak saya mandi di kampus," ujar Minarsih sambil tertawa.

Ia merupakan warga Perumahan Pesona Serpong, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) yang sudah dua pekan mengalami krisis air karena kekeringan.

Pagi menjelang siang itu, Minarsih sedang duduk santai bersama emak-emak lainnya warga perumahan itu di pos.

Mereka sedang menunggu bantuan air bersih dari Pemkot Tangsel melalui badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Tangsel.

Saat ditanya mengenai kekeringan itu, mereka tertawa sambil menceritakan pengalamannya masing-masing.

Minarsih memang paling vokal lantaran ia juga pengurus dari kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang mengatur pengairan perumahan itu.

Ia bahkan mengutarakan bisa mandi dua hari sekali, karena keterbatasan air.

"Kita mandi juga cuma cuci muka doang. Makanya kalau cakep bedak ini mah. Eh ini dia doang yang asli mandi, dia mah lagi hamil kita ngalah" ujarnnya sambil menunjuk seorang ibu hamil di sampingnya. Tawa emak-emak itu pun pecah.

Rahmat Effendi Yakin 70 Persen Warga Kota Bekasi Ingin Gabung ke Jakarta

Rahmat Effendi Rahasiakan Sosok yang Gulirkan Isu Penggabungan Bekasi dengan Jakarta

Mereka bercerita sambil tertawa. Masalah kekeringan sudah seperti rutinitas tahunan.

"Setiap tahun di sini mah kering," ujarnya.

Selain Minarsih, Handayani juga menceritakan siasatnya untuk menghemat air.

Ia mengatakan, agar tidak banyak air yang terbuang, Minarsih menadahkan air yang digunakannya mandi untuk mencuci kakus.

"Iya air mandi itu saya tadahin buat nyiram-nyiram," ujarnya.

Ia juga menceritakan pernah membeli air galon untuk keperluan kamar mandi dan mencuci piring.

"Pernah malah waktu itu beli air galon, air isi ulang ya. Ya tapi kalo terus-terusan mahal juga," ujarnya.

Saat ini mereka hanya bisa berhemat air dan menyiasatinya. Bantuan dari Pemkot Tangsel 8.000 liter per hari belum mencukupi kebutuhan air 300 kepala keluarga di perumahan itu.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved