Debat Dana Mobil Menteri Rp147 M dengan Yandri Susanto, PDIP Geram: Terlalu Sederhanakan Persoalan
Ketua DPP PAN Yandri Susanto berdebat saat membahas dana mobil menteri yang menghabiskan Rp142 Miliar dengan ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua DPP PAN Yandri Susanto berdebat saat membahas dana mobil menteri yang menghabiskan Rp147 Miliar dengan ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono.
Keduanya berdebat saat hadir menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Malam yang diunggah di akun YouTube Kompas Tv dilansir TribunJakarta.com pada Jumat (23/8/2019).
Bahkan perdebatan tersebut membuat Yandri Susanto kena semprot Nusyirwan Soejono.
Hal tersebut berawal saat Yandri Susanto menuturkan pendapatnya mengenai anggaran Rp147 miliar untuk mobil dinas menteri tersebut.
Yandri Susanto menilai kabar anggaran Rp147 miliar untuk membeli mobil dinas menteri itu pasti menyentuh rasa keadaan rakyat Indonesia saat ini.
"Kita sebagai anggota DPR khususnya di Komisi II yang bekerja bareng Setneg, mereka tak pernah dengan terbuka menyampaikan hal tersebut kepada kami," ucap Yandri Susanto.
Yandri Susanto sadar bahwa sebenarnya anggota DPR juga tak berhak untuk mengetahui sampai tahap lelang.
• Alami Pusing & Muntah-muntah, Ibu Hamil Novi Curigai Coretan Spidol di Label Masa Berlaku Vitamin
• Najwa Shihab Soroti Pendekatan Ekonomi di Papua, Andy Junaedi: Orang Papua Butuh Ilmu Bukan Dicaci
Kendati demikian, seharusnya persoalaan mobil dinas baru menteri ini dibicarakan dari awal jika memang harus pengadaan sebesar ini.
"Bicara butuh atau tidak mobil dinas baru maka tergantung cara pandang.
Saya yakin menteri-menteri merupakan sosok yang punya banyak mobil, sehingga mustinya jika tak ada mobil dinas baru ya tak mempengaruhi kinerja," ucap Yandri Susanto.
Simak Videonya:
Yandri Susanto menilai bahwa kinerja seseorang itu lebih bergantung kepada individunya.
Selain itu, Yandri Susanto mengemukakan bahwa Jokowi sempat membatalkan lelang mobil dinas baru untuk menteri beberapa waktu lalu ketika ada masyarakat yang memprotesnya.
Berkaca dengan kejadian tersebut, lanjut Yandri Susanto, maka sebenarnya masih bisa bagi Jokowi untuk membatalkan lelang yang telah dimenangkan PT Astra Internasional.
• Najwa Shihab Tersentak Mendengar Pernyataan Gubernur Papua, Hingga Mengulang Ucapan Lukas Enembe
• Anggaran Rp 147 M, Menteri Baru Kabinet Jokowi-Maruf Bakal Dapat Mobil Dinas Baru BMW Atau Toyota
"Masih bisa dibatalkan lelangnya, mungkin saja Pak Jokowi belum mengetahui detailnya. Saya juga kurang tahu Pak Jokowi mendapatkan laporan mobil dinas baru menteri atau tidak," papar Yandri Susanto.
Meski demikian, Yandri Susanto menegaskan apabila memang Jokowi setuju dengan pengadaan mobil dinas baru menteri maka tak ada pihak yang bisa menghalangi.
"Kita harap ya semoga semangatnya lebih kuat lagi," aku Yandri Susanto.

Menanggapi pernyataan Yandri Susanto, Nusyirwan Soejono pun tampak geram.
Nusyirwan Soejono menyatakan, seluruh program pemerintah itu sudah melewati berbagai pertimbangan dan evaluasi.
Menurut Nusyirwan Soejono, tak mungkin pemerintah mengajukan program namum belum mempertimbangkan berbagai aspek.
• Diminta Belajar 2 Bahasa Asing di Rumah, Respons Betrand Peto Buat Ruben Onsu Tersenyum
• Alasan Nia Ramadhani Marahi Mikhayla saat Liburan di Amerika, Jedar Nyeletuk: Mindset Orang Kaya!
"Kami masih mempercayai bahwa setiap program itu pasti dipertimbangkan," papar Nusyirwan Soejono.
Lantas Nusyirwan Soejono menanggapi pernyataan Ketua DPP PAN yang menyinggung kepemilikan mobil para menteri.
"Pandangan seperti itu tak tepat. Pak Yandri misalnya punya 5 mobil tetapi bukan berarti kerja pakai mobil sendiri. Itu berarti menyerdehanakan persoalan."
"Nanti tiap waktu kalau hal konsumtif dikomentari, mau dalam kondisi ekonomi negara sehat pun pasti Pak Yandri bilang enggak cocok dan tak tepat," sambungnya.
Disemprot Nusyirwan Soejono, Ketua DPP PAN Yandri Susanto itu lantas terdiam.

Kemudian, Nusyirwan Soejono menjelaskan, selama telah dipertimbangkan berbagai aspek seperti kondisi mobil yang telah digunakan selama 10 tahun dan mobil Jokowi yang sempat alami mogok maka sebenarnya tak ada yang harus dipersoalkan.
"Kalau tinjauannya berdasarkan fisik sehingga dinilai masih cocok digunakan, tetapi sebenarnya pasti sudah mempertimbangkan aspek untuk membeli mobil dinas baru para menteri," jelas Nursyiwan Soejono.
• Semringah Cerita Kehamilan Kedua, Selvi Ananda Ungkap Perilaku Jan Ethes Sambut Kelahiran Adik
• Baru Sadar Winda Jadi Korban Kedua Ibu Hamil Konsumsi Obat Kedaluwarsa, Suami: Saya Kira Bawaan Bayi
Sebagaimana diketahui, Jokowi berserta menteri di Kabinet Kerja Jilid II akan menerima mobil dinas baru.
Berdasarkan laman resmi Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), pemerintah telah melakukan Pengadaan Kendaraan Menteri Negara/Pejabat Setingkat Menteri. Pengadaan ini sudah dimulai pada 19 Maret 2019 dan kini lelang tender tersebut sudah selesai.
Lelang tender ini menggunakan sistem Pascakualifikasi Satu File Harga Terendah Sistem Gugur. Dengan adanya sistem ini, pemenang lelang ditentukan dengan harga terendah yang memiliki kelengkapan administrasi dan teknis.
Pemerintah menyiapkan dana pagu sebesar Rp 152.540.300.000 dari APBN. Ada 41 satu peserta yang ikut dalam proses lelang ini. Dari 41 peserta tersebut, hanya empat peserta lelang yang memenuhi kualifikasi administrasi. Beberapa di antaranya PT Agung Automall, PT New Ratna Motor, PT Hadji Kalla, dan PT Astra International Tbk-Tso.
Lelang tender ini dimenangi PT Astra International Tbk-Tso dengan harga Rp 147.229.317.000.