Cerita Pedagang Nasi Kapau Jalan Kramat Senen: Jualan Sejak 1994 Hingga Bisa Naik Haji
ejak 1994 silam, pria kelahiran Sumatra Barat, Padang ini menjajakan makanan berbahan dasar santan dan daging, di kawasan Senen, Jalan Kramat Raya.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Budi melakukan hal itu lantaran ingin membuka keran rezeki terhadap orang yang mencarinya.
"Karena ada uang lebih, saya dan istri berpikir untuk membuka lapangan pekerjaan. Bagi-bagi rezeki dengan orang yang membutuhkan," jelas Budi.
Sayangnya, Budi menyatakan kecewa dengan adanya informasi bahwa lapak para pedagang nasi kapau di lokasi akan dibongkar.
Sebab, lapak para pedagang nasi kapau ini menggunakan trotoar yang pada dasarnya dipergunakan untuk pejalan kaki.
"Sudah pasti kecewa. Karena saya sudah puluhan tahun dagang di sini aman-aman saja. Eh, tiba-tiba mau dibongkar sama pemerintah, bagaimana ini," keluh Budi, sambil mengusap keningnya dengan tangan kanannya.
Nasib kurang beruntung tersebut, perlahan bakal menerpa Budi. Pemerintah provinsi DKI Jakarta sedang melakukan Kegiatan Strategis Daerah (KSD).
Salah satunya melakukan perluasan lahan trotoar untuk pejalan kaki.
Padahal, kata Budi, sekitar 28 pedagang nasi kapau telah berjuang bersama sejak 1994 silam.
Mereka bersusah payah mendapatkan pelanggan setia.
Bahkan sejumlah artis ternama dan pejabat pernah makan di warung nasi kapau milik Budi.
Sayangnya, Budi mengatakan telah lupa siapa nama-nama artis dan pejabat tersebut.
"Saya lupa siapa nama-namanya. Saya juga menyesal tidak berfoto dengan artis dan pejabat yang pernah makan di sini," kenang Budi.
Tak pelak, hal itu membuat Budi merasa senang lantaran nasi kapau menjadi menu kesukaan para artis dan pejabat.
"Senang dan bangga. Masakan dari kampung saya itu bisa dimakan sama artis dan pejabat. Kan itu berarti enak rasanya," imbuh Budi sambil tersenyum lebar.
Budi berharap bisa mendapatkan kenangan-kenangan indah seperti dulu lagi. Masakannya dimakan oleh artis dan pejabat.