Jasad Terpanggang Dalam Mobil
Siapa 3 Tersangka Baru yang Bantu Aulia Kesuma Bunuh Suami dan Anak Tirinya? Ini Peran Mereka
Tersangka pembunuhan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) menjadi 7 orang.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tersangka pembunuhan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana (23) menjadi 7 orang.
Setelah dibunuh, jasad ayah anak ini dibakar di dalam mobil yang sengaja diparkir di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.
Polisi lebih dulu menetapkan Aulia Kesuma (45) istri dan ibu tiri korban, anaknya Geovanni Kelvin (25), dan dua pembunuh bayaran, yakni Sugeng dan Agus.
Hari ini polisi mengungkap tiga tersangka lain yang sempat buron, yakni mantan pembantu Aulia Kesuma bernama Karsini alias TN, suami Karsini bernama Rodi, dan Supriyanto alias AP.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan ketiga tersangka diamankan di sebuah gubuk di tengah kebon kopi di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, Kamis (5/9/2019).
Mereka melarikan diri ke OKU guna menghindari pencarian polisi, demikian dilansir Kompas.com dalam artkiel: Polisi Tangkap 3 DPO yang Bantu Aulia Kesuma Bunuh Suami dan Anak Tiri.
"Si Supriyanto dan Rodi setelah melakukan pembunuhan kan disuruh pulang ke Lampung diberi sangu sama Aulia," kata Argo dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2019).
"Yang bersangkutan naik bus dari Kampung Rambutan menuju Pelabuhan Merak kemudian sampai Lampung Selatan di rumah kontrakan Rodi, mereka bertemu TN," ia menambahkan.
Keesokannya setelah semalam tinggal di Lampung Selatan, Karsini, Supriyanto dan Rodi ingin bersembunyi, lalu berangkat naik mobil umum menuju OKU.
Menurut Argo, Ketiganya diduga terlibat dalam perencanaan pembunuhan Edi dan Dana.
Rodi berperan mencari dukun santet ke Yogyakarta, senjata api, dan pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Edi dan Dana.
Karsini berperan sebagai seseorang yang mendengarkan curhatan Aulia terkait sang suami dan masalah utangnya.
Sementara Supriyanto merencanakan pembunuhan berupa penyekapan dan pembakaran Edi dan Dana.
Ketiganya bersembunyi di sebuah gubuk di tengah kebon kopi milik orangtua Rodi.

"Butuh waktu 2 jam dari jalan besar menuju gubuk di tengah kebon kopi, milik orangtua Rodi."
"Sampai waktunya, Polda Metro Jaya dibantu Polda Lampung, kami bisa menangkap orang tersebut," ujar Argo.
Polisi masih memburu satu tersangka berinisial AK terkait pembunuhan Pupung dan Dana.
"Masih ada satu ya (tersangka yang buron) sampai sekarang belum kita temukan. Kita belum tahu dia seperti apa, sekarang ada di mana, masih kita cari," beber Argo.
Kendati demikian, Argo tak menjelaskan secara rinci peran dari tersangka AK tersebut.
Polisi baru dapat mengungkap peran tersangka tersebut setelah dia berhasil diamankan dan diperiksa.
"Nanti kalau kita temukan, kalau sudah ketemu, baru kita dapatkan itu (peran tersangka AK)," ujar Argo.
Karsini Mengaku Iba dengan Aulia Kesuma
Karsini merupakan pembantu infal selama Lebaran 2019.
"(Karsini) pernah menjadi pembantu infal selama 20 hari," kata Argo.
Hal itu dibenarkan Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto dalam kesempatan yang sama.
Ia tak tega setelah mantan majikannya tersebut sering curhat masalah utang yang menjerat.
Sementara Pupung sang suami tak mengizinkan Aulia untuk menjual rumah mereka di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Awalnya, Aulia berniat menjual rumah itu untuk melunasi utangnya senilai Rp 10 miliar.
"TN merasa prihatin dengan kondisi majikannya sehingga tergerak membantu dan menghubungi RD alias Rodi (suaminya)," ujar Suyudi.
Karsini menghubungi suaminya, Rodi untuk mencarikan dukun santet untuk menghabisi nyawa Edi dan Dana.
Aulia bahkan memberikan uang bayaran senilai Rp 40 juta kepada Rodi.
Kendati demikian, rencana santet itu tak mampu menghabisi nyawa Edi dan Dana.
Oleh karena itu, Aulia langsung beralih ke rencana kedua pembunuhan dengan cara ditembak menggunakan senjata api.
Aulia kembali meminta bantuan Rodi untuk mencarikan senjata api sekaligus pembunuh bayaran.
Rencana kedua itu kembali gagal karena Aulia tak mampu membeli senjata api senilai Rp 50 juta.
Supriyanto Pura-pura Kesurupan
Sementara tersangka Supriyanto sebelumnya bekerja sebagai mekanik mobil.
Ia pernah menyampaikan rencana membakar rumah Edi di Lebak Bulus menggunakan obat nyamuk dan membocorkan saluran bensin di mobil.
Nantinya, jenazah kedua korban akan diletakkan di samping mobil dan obat nyamuk yang telah dinyalakan.
"Bahkan saudara AP yang memberikan ide-ide bagaimana cara membakar."
"Kemudian juga memberi ide bagaimana membocorkan saluran bensin di mobil," ungkap Suyudi.
Suyudi menyebut, Supriyanto bahkan telah mensurvei terlebih dahulu di Apartemen Kalibata City terkait cara membocorkan saluran bensin di mobil.
"Saudara AP saat di Kalibata sempat mensurvei sebuah mobil dari bawah. Tujuannya setelah dibunuh (Edi dan Dana) lalu dibakar dengan komponen obat nyamuk spiral yang dibakar dan digunakan juga bensin dan korek api. Harapannya begitu terbakar dan bisa meledak karena ada bensin yang menetes dari saluran," ujar Suyudi.
Supriyanto hanya terlibat dalam perencanaan pembunuhan.
Ia memilih tak terlibat dalam eksekusi pembunuhan Edi dan Dana karena ketakutan.
Oleh karena itu, ia memutuskan pura-pura kesurupan saat hendak menghabisi nyawa Pupung dan Dana di rumahnya di Lebak Bulus.
Aulia dibantu Klevin, anak kandungnya, dan dua pembunuh bayaran berinisial S dan A untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.
Kelvin hingga kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, karena luka bakar saat berusaha membakar ayah tirinya yang sudah tak bernyawa di dalam mobil.
Polisi menangkap Sugeng dan Agung, pembunuh bayaran untuk membunuh Edi.
Kedua pembunuh bayaran itu ditangkap di Lampung Timur, Lampung, oleh tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polda Lampung.
Keempat tersangka dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati. (Kompas.com)