Kronologi Kakak Adik yang Diduga Keracunan Nasi Goreng dan Membuat si Adik Meninggal

Kronologi kakak beradik yang keracunan nasi goreng dan membuat sang adik akhirnya tewas.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Orang tua korban, Wahyu Irawan (31) dan Widya Sumarni (30) saat ditemui di kediamannya, Jumat (13/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Seorang bocah bernama LSZ (3) meninggal dunia pada Kamis (12/9/2019) malam usai mengalami masalah kesehatan.

Sebelum meninggal dunia, pada Rabu (11/9/2019) lalu, LSZ diduga keracunan akibat mengonsumsi nasi goreng dari Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) yang dibawa kakaknya, siswa SDN 19 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Orang tua korban menceritakan secara kronologis bagaimana korban mengonsumi nasi goreng, mengalami muntah-muntah, hingga akhirnya meninggal dunia.

Awalnya, pada Rabu siang, LSZ tengah berada di kediamannya di Jalan Lontar VIII, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Siang itu, kakak korban, ZAA (8), baru pulang sekolah dengan membawa sebungkus nasi goreng beserta telur mata sapi.

Sepulangnya dari sekolah, mereka berdua pun menyantap nasi goreng tersebut hingga habis.

Tiba-tiba, LSZ mengalami muntah-muntah tak lama setelah nasi goreng itu habis.

Ayah korban, Wahyu Irawan (31), mengaku panik melihat kondisi LSZ yang muntah-muntah pada siang itu.

Ia pun membawa anak keduanya itu ke puskesmas terdekat untuk diperiksa.

Kecelakaan yang Tewaskan Driver Ojol di Margonda Depok, Saksi: Saya Gak Tega Lihatnya

Kasus yang Menimpa Keluarga Elvy Sukaesih, dari Penganiayaan Hingga Narkoba

"Waktu pas anak saya kedua muntah-muntah itu siang ya. Posisi anak pertama masih normal. Sedikit pun nggak ada dirasa sama dia. Adek (LSZ) pada saat muntah pun masih biasa. Akhirnya saya lihat adek muntah-muntah ya sudah bawa ke puskesmas," beber Wahyu saat ditemui di kediamannya, Jumat (13/9/2019).

Dari puskesmas, LSZ kembali dibawa pulang dan diberikan asupan obat. Namun, kondisinya memburuk.

Makanan dan minuman yang coba diberikan kepada LSZ dimuntahkannya seketika.

Orang tua korban memutuskan untuk membawa LSZ ke Rumah Sakit Tugu Koja.

LSZ dibawa berobat bersama kakaknya, yang pada Rabu sore hari baru mengalami gejala serupa, yakni muntah-muntah.

Di situ, istri Wahyu, Widya Sumarni (31), mendapatkan pesan dari orang tua murid SDN 19 Tugu Utara lainnya.

Pesan itu berisi bahwa anak-anak mereka juga mengalami muntah-muntah setelah mengonsumi nasi goreng dari PMT-AS.

Kemudian, sesampainya di rumah sakit, ZAA langsung dirawat karena dokter menyatakan leukositnya tinggi.

Sementara LSZ dirujuk ke RSUD Koja untuk mendapatkan penanganan lanjutan. Bocah laki-laki itu pun diinfus lalu dirawat.

"Anak saya diinfus sama dipasang alat bantuan nafas. Pada saat itu anak saya kondisi masih lemas, di situ belum ada apa-apa tuh," jelas Wahyu.

Bima Sakti Bawa 23 Pemain ke Kualifikasi Piala Asia U16, Persija Jakarta Sumbang 1 Pemain

Jadwal Timnas U16 Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U16 2020, Mulai Pekan Depan

LSZ yang kondisinya menurun sempat membaik.

Kesadaran bocah itu bahkan berangsur-angsur pulih dan bisa diajak berkomunikasi dengan lancar.

Orang tua korban kembali panik saat Kamis pagi sekitar pukul 7.00 WIB, kondisi LSZ malah mengalami penurunan drastis.

LSZ terus-terusan buang air dan juga sempat kejang-kejang. Kesadarannya pun lagi-lagi menurun.

"Setelah dimasukin obat itu anak saya kembali tenang, karena memang efek dari obat itu kayak obat penenang," kata Wahyu.

Di sela-sela menjaga anaknya, Wahyu mendapatkan kabar soal hasil laboratorium soal kondisi LSZ.

Hasil dari dokter, LSZ didiagnosa mengalami infeksi saluran pernafasan, kadar garam tinggi, serta infeksi saluran pencernaan.

Mendengar hasil diagnosa, orang tua korban mengerti soal infeksi saluran pernafasan, karena LSZ punya riwayat penyakit itu sejak lahir.

Namun, penjelasan dokter soal infeksi saluran pencernaan membuat orang tua korban bertanya-tanya.

Dengan adanya pernyataan dokter dan memperhatikan gejala yang ditunjukkan LSZ setelah mengonsumsi nasi goreng, Wahyu pun mempertanyakan apakah ada kemungkinan anak keduanya itu mengalami keracunan makanan.

Akan tetapi, Wahyu tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari dokter. Dokter hanya menyatakan bahwa ada kemungkinan LSZ keracunan makanan.

"Dokter di situ nggak ngasih jawaban yang tegas. Dia cuman ngasih jawaban: bisa jadi, ada kemungkinan pak," kata Wahyu menirukan ucapan dokter.

Tender Proyek Stadion BMW Jakarta Diprotes, Anies: Kalau SOP Tak Ditaati Muncul Masalah

Setelah Muncul Video Vina Garut, Kini Muncul Video Mesum Sumedang

Kondisi LSZ yang makin menurun membuatnya harus dirujuk ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Koja.

LSZ diinfus di kaki dan tangannya, serta dipasangi kateter dan selang makan.

Harapan orang tua korban kembali bersemi saat kesadaran LSZ di ruang PICU muncul kembali.

Namun, pada Kamis sore kondisi LSZ menurun drastis hingga akhirnya bocah itu meninggal dunia pada pukul 19.12 WIB.

LSZ meninggal dunia setelah pihak rumah sakit melakukan penanganan selama sekitar satu jam jelang kematiannya.

"Akhirnya ada keputusan dari dokter jaga: Pak kita sudah berusaha semaksimal mungkin, anak bapak sudah meninggal," tandas Wahyu.

Adapun atas meninggalnya sang buah hati, Wahyu mengaku ikhlas.

Pihak sekolah serta Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara juga sudah mendatangi Wahyu dan istrinya untuk mengucapkan belasungkawa sekaligus menanyakan kronologi tewasnya LSZ.

Wahyu mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah dan Sudin serta tak memperpanjang kasus ini. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved