Orangtua Balita di Koja Sebut Lebih Satu Anak Muntah Diduga Setelah Makan Nasi Goreng dari Sekolah
Orang tua LSZ (3) menyebut ada lebih dari satu anak yang muntah-muntah usai mengonsumsi makanan tersebut.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Orang tua LSZ (3) menyebut ada lebih dari satu anak yang muntah-muntah usai mengonsumsi makanan tersebut.
LSZ, bocah yang meninggal dunia karena diduga mengonsumsi nasi goreng pemberian kakaknya,
Nasi goreng itu merupakan bagian dari Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) yang diberikan Rabu (11/9/2019) lalu kepada 440 murid SDN 19 Tugu Utara.
LSZ sendiri mendapatkan nasi goreng itu dari kakaknya, ZAA (8), siswa kelas 2 sekolah tersebut.
Usai mengonsumsi nasi goreng itu sampai habis, LSZ dan ZAA sempat muntah-muntah hingga keduanya dirawat di rumah sakit.
Widya Sumarni (30), ibu LSZ, mengatakan bahwa ia sempat ragu penyebab kedua anaknya muntah-muntah adalah karena mengonsumsi nasi goreng itu.
Namun, keyakinan Widya muncul setelah ia mendapatkan pesan dari beberapa orang tua murid SDN 19 Tugu Utara lainnya yang mengungkapkan hal serupa.
Beberapa orang tua murid itu mengaku bahwa anak mereka muntah-muntah setelah mengonsumsi nasi goreng tersebut.
"Saya berani ngomong karena banyak bukan anak saya aja," ucap Widya saat ditemui di kediamamnya, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Jumat (13/9/2019).
Suami Widya, Wahyu Irawan (31) menyatakan hal serupa.
Menurutnya, ketika kedua anaknya muntah-muntah, sang istri mendapat pertanyaan dari orang tua murid lainnya perihal nasi goreng tersebut.
"Di situ saya langsung punya pikiran, apakah karena ini. Cobalah untuk cross check ke yang lain, ada nggak selain anak saya dan anak tersebut," jelas Wahyu.
Wahyu pun memastikan apakah ada anak lain yang muntah-muntah setelah mengonsumsi nasi goreng itu.
Ternyata, saat Wahyu membawa anaknya ke rumah sakit, ada teman anaknya yang juga tengah berobat. Keluhannya sama, yakni muntah-muntah setelah mengonsumsi nasi goreng dari sekolah.
"Saat saya di RS, ada satu orang, teman satu kelasnya ZAA itu perempuan, datang ke situ. Awalnya, saya nggak tahu, itu temannya ZAA. Tetapi datang didampingi satpam, satpam langsung ngomong teriak, ini ada satu lagi keracunan nasi goreng. Apakah itu pernyataan dari orang tua, kita nggak ngerti di situ, yang jelas ada satpam yang bilang seperti itu," papar Wahyu.
Wahyu juga mengatakan bahwa orang tua murid lainnya yang mengakui bahwa anak mereka muntah-muntah tidak langsung pergi ke rumah sakit.
Ada yang mengambil tindakan cepat setelah mereka mendapati anaknya muntah-muntah dengan memberikan obat penawar.
"Pas di-cross check ada juga yang mengalami gejala yang sama. Tapi dari beberapa orang itu tidak semua dibawa ke rumah sakit, karena mereka langsung ambil tindakan cepat. Kayak langsung diminumin air kelapa muda, Susu Beruang, karena saya nggak kepikiran ke sana, saya bawa ke RS," ucap Wahyu.
• Sinopsis Drama India Ishq Mein Marjawan Besok, Episode 55 Sabtu (14/9/2019) Pukul 11.00 WIB di ANTV
• Kisah Kasih Dibalik Bayi Dibuang di Cisauk, Kehamilan Berujung Bui
Namun, ketika TribunJakarta.com hendak memintai bukti percakapan atau bukti telepon antar orang tua murid, Wahyu menolak dengan alasan tidak ingin memperpanjang kasus tersebut.
Pihak sekolah serta Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara juga sudah mendatangi Wahyu dan istrinya untuk mengucapkan belasungkawa sekaligus menanyakan kronologi tewasnya LSZ.
Wahyu mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah dan Sudin serta tak memperpanjang kasus ini.
Sementara itu, Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara, Momon Sulaeman mengklaim bahwa hanya ada satu korban yang diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi nasi goreng PMT-AS dari SDN 19 Tugu Utara.
"Tapi yang dapet nasi goreng itu semua murid kan. Karena kondisinya kedua anak itu kurang sehat makanya begitu. Tapi siswa lainnya nggak ada masalah. Karena anak itu kondisi lagi sakit aja makanya gitu," ucap Momon.