Semua Harus Habis Terjual Jelang Giant Lebak Bulus Tutup, Konsumen Berpesta Diskon
Sejak memasuki eskalator menuju gerai itu, aneka poster serta spanduk telah menyapa konsumen yang baru datang.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Riuh rendah pengunjung memadati gerai Giant di Poins Square, Lebak Bulus, Jakarta Selatan sejak pagi.
Toko swalayan tersebut mengobral barang dengan diskon besar-besaran.
Sejak memasuki eskalator menuju gerai itu, aneka poster serta spanduk telah menyapa konsumen yang baru datang.
"Obral Besar, Semua Harus Terjual Habis, Diskon Semua Harga," begitu bunyi tulisan itu.
Seraya mendorong troli, konsumen berkeliling mengambili barang-barang yang diobral murah meriah dari rak-rak barang.
Tak sedikit di setiap lorong-lorong rak telah kosong.

Bagian elektronik, misalnya, hanya tersisa sejumlah kulkas, beberapa televisi dan pemutar musik.
Di bagian lemari pendingin, hanya terlihat beberapa makanan olahan susu saja.
Sementara sebagian karyawan masih sibuk mengambil barang di rak untuk nantinya dipajang di bagian depan kasir.
"Ini saya masukkin troli buat dipajang di dekat kasir sesuai dengan harga barang," ujar salah satu karyawan pada Minggu (15/9/2019).
Pasalnya, dalam waktu itungan hari perusahaan ritel tersebut akan tutup.
Pihak Giant Lebak Bulus memberikan diskon besar-besaran kepada para konsumen mulai 50 hingga 70 persen.
Konsumen pun tampak dimanjakan dengan barang-barang milik Giant yang diobral itu.
Salah satu konsumen, Dirman, yang membawa serta keluarganya mengatakan langsung datang ke Giant begitu membaca informasi dari grup whatsapp bahwa gerai itu akan tutup.
Ia bersama dua anaknya dan istrinya berkeliling untuk mencari kebutuhan rumah yang murah.
"Saya tahu ini dari grup Whatsapp," kata Dirman, warga Pangkalan Jati itu, kepada TribunJakarta.com.
Senada dengan Dirman, Ian pun memanfaatkan waktu liburnya untuk membeli barang diskonan di Giant.
Tampak di dalam trolinya ia telah memasukkan sebuah kipas angin.
"Saya baca dari internet kalau lagi diskon gede-gedean, jadi ke sini. Beli kipas angin karena lagi murah ini," tambahnya.
Tak Hanya Barang, Giant Juga Obral Aset

Suasana dapur tempat pengolahan makanan tampak sepi dan gelap.
Di sekitar ruangan itu, masih banyak terdapat aneka barang pengolah makanan yang dulu kerapkali digunakan para karyawan dari balik dapur.
Terlihat sebagian besar barang itu telah dipasangi harga yang bervariasi.
Adapula barang yang telah ditempeli stiker bertuliskan telah terjual.
Pihak Giant mengobral besar-besaran aset yang dimilikinya itu kepada konsumen dengan harga yang jauh dari harga aslinya.
Aset yang dijual itu berupa peralatan masak, keranjang, lemari pendingin, pembuat adonan, oven, timbangan dan lain-lain.
Tampak beberapa aset itu telah ditempelkan stiker tanda barang itu telah terjual.
"Terjual, Tanggal: 11-9-2019, Nama Pelanggan: Bapak Romli," tulisnya
Di bawah stiker itu diberikan keterangan bahwa lemari es itu dibanderol dengan harga Rp 5,5 juta.
"Ini rata-rata yang beli atas nama pribadi tapi dibeli buat perusahaan mereka," terang Karyawan Giant, Hayung (40).
Hayung menjelaskan obral besar-besaran ini akan berlangsung hingga tanggal 29 September 2019.
Kalah dengan Daring
Kehadiran sistem belanja dalam jaringan seolah terus meneror banyak gerai-gerai perusahaan ritel.
Giant menjadi korban selanjutnya setelah sebelumnya sudah banyak yang gulung tikar di antaranya, Matahari Departments Store, Lotus hingga Debenhams.
Hayung, karyawan yang telah bekerja selama 10 tahun di Giant Poins Square, itu merasakan sekali menurunnya jumlah konsumen sejak kehadiran sistem belanja dalam jaringan (daring).
"Berat memang sejak adanya sistem online ini sehingga banyak orang yang beralih ke sana," terangnya pria asal Pondok Cabe itu.

Namun, Hayung memaklumi kebijakan perusahaan yang akhirnya memberhentikan dirinya itu bekerja.
Sebab, di zaman yang bergerak cepat ini, banyak perusahaan yang perlu menyesuaikan dengan ritme itu.
"Ya ini perubahan zaman, jadi perusahaan kan juga harus melakukan siasat tersendiri biar tetap berdiri," tambahnya.
Meski masih ada gerai Giant yang buka, namun keberadaan perusahaan ritel ini kian berada di ujung tanduk.
Banyak gerai-gerai Giant yang telah satu per satu jatuh berguguran.