Terpapar Asap Pembakaran Arang dan Alumunium, 7 Kelas di SDN Cilincing 07 Pagi Dipasangi Filter

"Kan sekolah ini terpapar asap yang kurang sehat. Oleh karenanya, saya meminta anak-anak dari SMK untuk memasang saringan (filter)," ucap Momon

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino
Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara, Momon Sulaeman di SDN Cilincing 07 Pagi, Jakarta Utara, Selasa (17/9/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara, Momon Sulaeman menyambangi SDN Cilincing 07 Pagi yang berada dekat industri pembakaran arang dan peleburan alumunium, Selasa (17/9/2019).

Kunjungan Momon kali ini untuk meninjau sekolah yang belakangan disoroti lantaran terpapar asap dan debu dari puluhan industri tersebut.

Momon mengatakan, sekolah ini bakal dipasangi filter di setiap ruang kelasnya.

"Kan sekolah ini terpapar asap yang kurang sehat. Oleh karenanya, saya meminta anak-anak dari SMK untuk memasang saringan (filter)," ucap Momon di lokasi.

Pemasangan bakal dilakukan maksimal dua hari sejak kunjungan Momon.

Menurut dia, filter berbahan kain akan dipasang guna menutupi ventilasi setiap kelas yang ada di SDN Cilincing 07 Pagi.

Total, ada tujuh ruang kelas yang akan dipasangi filter tersebut.

"Itu kan lubang-lubang tuh, kita tutup pakai kain flanel atau dakro nanti pake list yang bagus, nanti di dalamnya kita pasang exhaust fan, kemudian ada kipas angin yang ada tabung airnya dan entar akuarium juga," imbuh Momon memerinci apa saja yang akan menjadi pelengkap setiap kelas.

Kepala Sekolah SDN Cilincing 07, Juhaedin mengapresiasi tindakan pemerintah memasang filter di sekolahnya.

Namun, Juhaedin enggan menilai bahwa filter adalah sebuah solusi yang efektif.

Solusi terbaik, ditegaskan Juhaedin, adalah dengan menghentikan aktivitas industri pembakaran arang dan peleburan alumunium yang hanya berjarak sekitar 150 meter dari SDN Cilincing 07 Pagi.

"Karena nggak mungkin secara otomatis dengan pemasangan filter itu bau yang menyengat itu akan hilang. Alangkah indahnya cari solusi yang terbaik tidak lagi ada kegiatan pembakaran dan peleburan timah di sekitar sekolah. Karena kan kita belum tahu kualitas kapasitas filter itu seperti apa, jenisnya bentuknya, hanya baru berita," terang Juhaedin.

Adapun sebelumnya, pemasangan filter ini merupakan instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Anies menilai pemasangan filter ini sebagai sebuah solusi jangka pendek untuk menangani tercemarnya udara di sekitar sekolah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved