Anak Kernet Bus Jadi Dokter Gigi Lulusan Unsoed, Orangtua Harus Jual Tanah hingga Buka Jasa Laundry
Awalnya, ia menganggap Pendidikan Dokter Gigi merupakan pendidikan kedokteran yang tidak terlalu rumit.
TRIBUNJAKARTA.COM - Mimpi seorang anak kernet bus untuk menjadi dokter gigi kini terwujud.
Ia adalah Tati Sri Rahmawati, gadis kelahiran Ciamis, Jawa Barat, 7 Maret 1993.
Dilansir Kompas.com, Tati pada 2016 lalu telah menyelesaikan S1 Pendidikan Dokter GIgi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang Profesi Dokter Gigi atau koas di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unsoed.
• Murid SDN Cijolang Sekolahnya Dikepung Proyek Tol Cisumdawu Terancam Debu, Penyakit & Ganggu Belajar
Lalu, pada Senin (16/9/2019) lalu, Tati akhirnya melaksanakan sumpah dokter gigi.
Selang sehari dari sumpah dokter gigi, ia mengikuti prosesi wisuda ke-134.
Dibalik pencapaian cita-citanya tersebut, Tati harus melalui perjuangan yang berat.
Tati lahir dari keluarga sangat sederhana.
Sang ayah, bekerja sebagai kernet bus dan ibunya sebagai ibu rumah tangga.
Namun, Tati tidak pernah berkecil hati atas profesi kedua orangtuanya.
Ia juga mengatakan pada awalnya sang orang tua ragu dan khawatir tidak bisa membiayai kuliah Tati.
"Awalnya orangtua ragu dan khawatir tidak mampu membiayai kuliah saya. Tapi berkat dukungan dari semua pihak, kami percaya Tuhan pasti akan memberikan rezeki dan optimistis bisa menjalani semuanya sampai akhir," kata Tati, Selasa (17/9/2019).
• Video Viral Pelajar Kejang-kejang Disebut karena Main Game Online, Orangtua Beberkan Penyebabnya
Saat itu, menjual tanah merupakan satu-satunya pilihan bagi orangtua Tati.
Untuk membiayai kuliahnya yang memerlukan biaya tak sedikit, orang tua Tati menjual beberapa bidang tanah.
Tak berhenti sampai disitu, kondisi tersebut juga membuat Tati memutar otak agar terus dapat menyelesaikan pendidikannya.
Berbagai hal untuk menghasilkan uang dengan cara yang halalpun ditempuh oleh Tati.
Tati mulai menjual makanan ringan basreng dan makaroni pada 2013.
Makanan tersebut merupakan buatan sang ibunda.
Ia menjual makanan tersebut kepada teman-temannya di kampus.
Tati melakukan hal tersebut tak lain untuk menutup biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari.
• Kirimi Bocah Surat Bertabur Kata Romantis, Seorang Kakek 61 Tahun Diduga Cabuli Bocah SD di Bekasi
Ia juga menambahkan bahwa selain menjual makanan, Tati juga membuat pesanan bunga flanel untuk wisuda.
Mengajar les privat siswa SD, menjadi asisten di klinik, bahkan membuka laundry di kontrakan juga dilakukan Tati untuk meraih mimpinya tersebut.
"Selain itu saya juga membuat pesanan bunga flanel untuk wisuda, ngajar les privat anak SD, menjadi asisten di klinik, bahkan sampai pernah membuka laundry di kontrakan untuk teman-teman," tutur Tati.
Tati melanjutkan, ada satu pelajaran sederhana yang didapatnya selama perjalanannya di Pendidikan Dokter Gigi.
Awalnya, ia menganggap Pendidikan Dokter Gigi merupakan pendidikan kedokteran yang tidak terlalu rumit.
Namun, anggapan tersebut ternyata salah.
Pendidikan Dokter Gigi adalah pendidikan yang memadukan ilmu kedokteran serta teknik dan seni yang jika digabungkan menjadi dentist.
"Dari situ saya belajar bahwa tidak ada satu pun jurusan pendidikan yang boleh disepelekan," kata Tati.
• Sakit Hati & Kesal Sang Ibu Ditagih Utang Rp 15 Ribu, Pemuda 20 Tahun Bunuh dan Bakar Mayat Nenek
Dikutip dari unsoed.ac.id, setelah lulus, ia akan mendedikasikan ilmu yang didapatnya untuk menjadi dokter gigi puskesmas dan Tati juga memiliki keinginan untuk membuka klinik.
Tati juga memiliki impian untuk melanjutkan pendidikan spesialis maupun S2.
(Tribunnews.com/Renald)(Kompas.com/Fadlan Mukhtar Zain)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Tati, Anak Kernet Bus yang Jadi Dokter Gigi: Jual Tanah hingga Dagang di Kampus untuk Biaya Kuliah"