Kecelakaan Maut Ambulans Saat Antar Jenazah, Korban Asal Cisauk Ini Terkenal Baik dan Dicintai Warga
Imam Muflih Redhatullah (20) akan selalu dikenang sebagai orang yang sangat baik, rajin dan sering membantu.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CISAUK - Imam Muflih Redhatullah (20) akan selalu dikenang sebagai orang yang sangat baik, rajin dan sering membantu.
Itulah penilaian warga lingkungan tempatnya tinggal, di perumahan Griya Serpong Asri, Suradita, Cisauk, Kabupaten Tangerang.
Imam adalah korban meninggal dunia kecelakaan maut mobil ambulans yang dinaikinya bersama sopir Satimun, dan tiga penumpang lain, Nasid, Rohmadi, Sarjito, saat mengantar jenazah Waldono dari Cisauk menuju Klaten, Jawa Tengah.
Mobil ambulans itu menabrak dump truck dari belakang saat melaju di tol Pejagan Pemalang kilometer 300 yang memasuki wilayah Tegal, Jawa Tengah, pada Kamis (19/9/2019).

Sopir dan seluruh penumpang tewas saat dibawa ke rumah sakit terdekat karena luka parah di bagian kepala.
Ketua RT 1 RW 5, perumahan Griya Serpong Asri, Sanudin, menceritakan kesannya terhadap almarhum Imam.
Imam merupakan pemuda yang rajin mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya.
"Imam anaknya supel, pergaulannya juga bagus, temannya banyak saat mengetahui imam ini meninggal lalu teman- teman komunitas ojek onlinenya datang," ujar Sanudin di rumah duka, Jumat (20/9/2019).
Imam memang bukan keluarga langsung dari almarhum Waldono, namun jiwa sosialnya yang tinggi membuatnya maju sebagai relawan utama untuk mengantarkan jenazah itu.
"Imam emang mau antar tetanggannya waldono ini untuk di makamkan, imam aktif di karang taruna, anaknya baik jadi banyak yang senang," ujarnya.
Sedangkan Murni, tetangga Imam, masih tidak percaya kecelakaan itu terjadi.
"Orangnya baik banget mas, dia kenal dekat dengan anak saya memang sering kumpul. Orangnya rajin, kerja apa saja mau, dia selalu duluan kalau ada apa-apa. Semua warga kehilangan," ujar Murni saat pemakaman Imam di TPU Griya Serpong.
Murni terakhir melihat Imam saat sebelum berangkat ke Klaten mengantar jenazah Waldono.
Ia ingat betul dengan raut wajah Imam yang lebih bersinar dari biasanya.