Demo Tolak RUU KUHP dan UU KPK

Kabar 4 Mahasiswa UIN Jakarta Hilang Pasca-Demo di DPR: 2 Ditahan Polisi, Lainnya Sudah Pulang

Pasca-demo mahasiswa di gedung DPR RI, ramai beredar kabar empat mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dinyatakan hilang.

Tribunnews.com/Hasanuddin Aco
Ribuan mahasiswa peserta demo memadati Stasiun Palmerah, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Stasiun Palmerah menjadi stasiun terdekat untuk menuju Gedung DPR RI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Pasca-demo mahasiswa di gedung DPR RI, ramai beredar kabar empat mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang dinyatakan hilang.

Kabar tersebut beredar dalam bentuk pesan sebaran melalui aplikasi pesan singkat.

Empat nama yang dikabarkan hilang itu adalah:

- Firman Ihsan Mawardi (FISIP / Ilmu Politik)
- Dody Kurniawan (FISIP / Sosiologi)
- Solehudin (FST / Agribisnis)
- Ijas (FST / Teknik Informatika)

TribunJakarta.com menghubungi ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis, Faqih Ahmad Sultan untuk mengonfirmasi kondisi terakhir Solehudin.

Faqih memastikan kondisi Solehudin sudah aman dan sudah pulang ke rumahnya.

"Sudah aman bang, anak Agribisnis sudah pulang semua. Iya termasuk Solehudin, dia sudah pulang ke rumahnya," ujar Faqih melalui sambungan telepon.

Faqih mengatakan malam hari pascademo banyak mahasiswa yang hilang kontak karena baterai ponsel yang sudah habis dan kendala lainnya.

"Jadi karena pada lost contact, nah makanya ada broadcast itu. Pas paginya, Solehudin sudah aman," jelasnya.

Sementara, Ijas, mahasiswa Teknik Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, juga sudah dipastikan dalam kondisi aman dan sudah kembali ke rumah.

Hal itu dinyatakan Ketua HMJ Teknik Informasi, Ilham Fitra Pradana saat dihubungi TribunJakarta.com.

"Benar bang kondisinya sudah aman, sudah pulang," ujar Ilham.

Ilham juga menjelaskan, Ijas yang nama lengkapnya M. Izaz Sattwika itu memang sempat tertahan saat hendak pulang dari demo saat Selasa malam.

Hal itu sempat membuatnya hilang kontak dengan sesama teman mahasiswa UIN Jakarta lainnya.

"Sempat tertahan barisan polisi jadi enggak bisa pulang," jelasnya.

Sementara, kabar dua mahasiswa lainnya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Firman dan Dody, dikonfirmasi oleh Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta, Sultan Rivandi.

Sultan mengatakan, Firman dan Dody saat ini ditahan di Polda Metro Jaya.

Firman dan Dody ditangkap di depan Senayan City saat barisan mahasiswa mulai mencar setelah ricuh.

"Teman-teman sudah di Senayan City. Sudah jauh, disweeping polisi," ujarnya.

Sultan mengatakan, Dema Universitas memahami penahanan pada situasi demo tidak akan lebih dari 24 jam.

"Kalau sudah lebih dari 24 jam, baru akan kita mediasi," ujarnya.

Sejumlah Mahasiswa Luar Jakarta Terpisah dari Rombongan Besarnya Usai Ricuh di Gedung DPR

Seorang mahasiswa terbaring di kereta dorong karena terluka di wajah saat mengikuti unjuk rasa di depan Gedung DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Seorang mahasiswa terbaring di kereta dorong karena terluka di wajah saat mengikuti unjuk rasa di depan Gedung DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus pulang usai demo di Gedung DPR MPR Jakarta.

Mereka menggunakan KRL dan turun di Stasiun Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel).

Para mahasiswa itu kentara dari warna-warni jaket almamater yang mereka kenakan.

Meskipun demo dilakukan pada Selasa siang sampai malam (24/9/2019), namun sampai Rabu dini hari (25/9/2019) sejumlah mahasiswa masih terlihat di stasiun.

TribunJakarta.com menemui tiga mahasiswa yang mengenakan almamater berwarna ungu, Fikri, Hilmi dan Fajar.

Mereka dari Universitas Galuh, Ciamis, Jawa Barat.

Jauh dari kampus dan rumah, mereka terpisah dari 20-an temannya yang berangkat bersama para buruh tani sejak Senin malam (23/9/3019).

"Banyak yang pada mencar, kita bertiga terdampar. Ini lagi nunggu teman. Kita ke rumah teman yang ada di Ciputat dulu," ujar Hilmi.

Fajar menambahkan, kalau mereka akan pulang Rabu siang menggunakan bus.

"Ya paling kita pulang besok, iya Rabu, naik bus," jelasnya.

Fikri, lebih banyak cerita saat situasi chaos di area gedung DPR. Ia sangat menyayangkan tindakan represif dari aparat kepolisian.

Ia mengatakan, datang jauh-jauh dari Ciamis bersama para buruh tani agar aspirasi mereka didengar.

Namun, yang menyambut justru gas air mata yang membuat pedih mata dan sesak pernapasan mereka.

"Kita datang baik-baik tapi malah disambut gas air mata," ujar Fikri.

Selain tindakan represif aparat, Fikri juga menyayangkan aksi anarkis massa demo yang ia belum tahu apakah itu dari mahasiswa atau massa tak dikenal.

Pembakaran motor dan penghancuran terhadap fasilitad umum, menurutnya akan memberikan stigma buruk terhadap pergerakan mahasiswa.

"Menyayangkan aksi anarkis kaya gitu, jadi stigma buruk juga kan," ujarnya.

Mahasiswa semester lima jurusan Pendidikan Jasmani itu mengaju sering ikut unjuk rasa di daerahnya. Utamanya, mereka fokus isu pertanian.

Kedatangan mereka ke Jakarta pun ingin menyuarakan suara petani yang menolak RUU Budidaya Pertanian.

"RUU pertanian merugikan petani," ujarnya.

Selain itu, Fikri dan kawan-kawan ingin menyuarakan penolakan terhadap pengesahan Undang-undang KPK yang sudah disahkan.

"Dewan pengawas, itu kan yang paling janggal. KPK menajdi kembaga eksekutif tapi indepnden itu kan rancu banget," jelasnya.

Selain dari Universitas Galuh, di Stasiun Pondok Ranji juga ada Irsyaad dan Wiwik, keduanya adalah mahasiswa baru jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Jakarta, di Stasiun Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Mereka baru saja turun dari KRL sepulang dari demo di area gedung dewan itu.

Irsyaad mengaku ketagihan ingin ikut jika ada demo lagi. Ia merasa kurang puas karena belum sampai di depan gedung yang bentuknya mirip tempurung kura-kura itu.

Meskipun sempat khawatir akan situasi yang baru pertama ia alami, tapi Irsyaad siap jika besok masih ada demo seperti hari ini.

"Tapi kalau ada demo sih aku mau ikut lagi," ujar Irsyaad.

Ia penasaran bagaimana jika ia benar-benar berdiri di bagian terdepan massa unjuk rasa dan menyuarakan aspirasinya.

Meski masih mahasiswa baru, Irsyaad bukan dengan pikiran kosong berangkat demo, melainkan ia sudah tahu apa yang ingin disuarakan.

"Sudah tahu dong, kita ingin RKUHP dibatalkan, cabut RKUHP," ujarnya.

Sementara, temannya, Wiwik, merasa kapok ikut demo, meskipun awalnya ia merasa keasyikan mengalami situasi keramaian ribuan mahasiswa itu.

"Baru pertama kali, ya asik juga degdegan juga," ujar Wiwik.

Ia mengatakan, alasan mau ikut demo karena temannya dan mahasiswa lain ramai ikut demo tersebut.

Terlebih dosen mata kukiahnya hari ini sudah memberi izin bagi mahasiswa yang ingin ikut berangkat ke Jakarta.

"Tadi karena diajak, ayo ayo yang mau ikut demo. Tapi karena dosen ngizinin juga sih," ujarnya.

Namun, Wiwik mengaku ogah ikut lagi jika diajak demo untuk ke dua kalinya.

Wiwik merasakan sendiri situasi panasnya cuaca saat demo di tengah jalan. Belum lagi sitiasi chaos berhadapan dengan aparat. Bahkan temannya yang lain tidak sedikit yang harus dilarikan ke rumah sakit karena pingsan.

"Kan aku perempuan ya, jadi mikir-mikir lagi," ujarnya sambil tersenyum

Berikut Data Sementara Mahasiswa UIN Jakarta Terluka Saat Aksi di DPR RI

Ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI, Selasa (24/9/2019).

Sejumlah mahasiswa UIN dikabarkan mengalami luka-luka.

Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta, Sultan Rifandi, mengatakan, data sementara ada enam mahasiswa UIN Jakarta yang mendapat perawatan medis.

Keenam orang itu, dan lokasi dirawatnya, adalah:

1. Fadhila Ahmad (Rumah Sakit Medistra Pancoran)

2. Caca (Rumah Sakit Medistra Pancoran)

3. Widya Alfiani (Rumah Sakit Medistra Pancoran)

4. Sefy (Rumah Sakit Pusat Pertamina)

5. Zafira (Rumah Sakit Pusat Pertamina)

6. Angga Surya (Rumah Sakit Iskaba)

"Itu data sementara," jelas Sultan saat dihubungi TribunJakarta.com.

Sultan mengatakan, penyebab mahasiswa yang dilarilan ke rumah sakit itu karena berhimpitan saat demo, atau da yang terjatuh di kerumunan.

"Ya ada yang kehimpitan, ada yang jatuh, ada yang pingsan," ujarnya.

Komisioner Komnas HAM Bertemu dengan Mahasiswa Korban Demo di RS Pelni

Ketua BEM UI yang Sebut Dewan Pengkhianat Rakyat: Ya Benar Aksi Kami Ditunggangi

Terkena Benda Tumpul, 3 Mahasiswa Korban Kericuhan Demo DPR Masih Dirawat di RSPP

Sultan mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan pemulangan mahasiswa ke RS UIN Jakarta menggunkan ambulans.

"Menjemput menggunakan ambulanS RS UIN," ujarnya.

Namun ia belum memastikan perkembangannya terkait jumlah mahasiswa yang dipulangkan menggunakan ambulans itu.

"belum dapat kabar update," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved