Demo di Jakarta

KPAI Sebut Polisi Sudah Pulangkan Ratusan Pelajar SMA-SMK ke Rumah Masing-masing

Komisioner Bidang Keluarga dan Pengasuhan Alternatif KPAI, Rita Pranawati, menjelaskan Polres Jakarta Utara telah memulangkan 124 siswa.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah pelajar mengikuti unjuk rasa menentang UU KPK hasil revisi dan RKUHP, yang berujung ricuh di Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019). Aksi pelajar hari ini ikut menolak sejumlah RUU yang mereka nilai bermasalah. Pelajar mengaku tidak setuju undang-undang yang terlalu mengatur privasi warga. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut aparat kepolisian telah memulangkan ratusan pelajar SMA-SMK yang diamankan saat kerusuhan, di sekitaran Gedung DPR MPR RI, kawasan Jakarta, Cibinong, dan Bekasi, tadi malam.

Komisioner Bidang Keluarga dan Pengasuhan Alternatif KPAI, Rita Pranawati, menjelaskan Polres Jakarta Utara telah memulangkan 124 siswa.

Mereka dipulangkan ke rumah masing-masing lantaran tak terindikasi pelanggaran pidana.

"Namun masih tersisa tiga orang yang sedang menunggu penjemputan orang tua," kata Rita, sapaannya, saat konferensi pers di kantor KPAI, Kamis (26/9/2019).

Lalu, di Polres Cibinong terdapat 122 siswa masih tertahan di sana.

Kemudian, lanjut Rita, Polresta Bekasi beserta polsek jajarannya masih mengamankan 287 siswa, terhitung sampai pukul 18.57 WIB, hari ini.

Pada Polda Metro, sambungnya, ada 69 siswa yang masih dimintai keterangan.

"Di Polres Jakarta Barat ada 144 orang," ucapnya.

Semisal mereka terindikasi pelanggaran hukum, lanjutnya, KPAI menyarankan agar aparat kepolisian mengembalikan para siswa kepada orang tuanya masing-masing.

"Agar dibina lebih lanjut atau dilakukan diversi demi kepentingan terbaik bagi anak. Langkah ini juga agar mereka (siswa) tetap dapat sekolah,' ucapnya.

Ratusan pelajar dipulangkan

Polres Metro Jakarta Barat memulangkan 144 pelajar yang sempat diamankan saat hendak mengikuti demo di Gedung DPR MPR pada Rabu (25/9/2019).

Kasat Binmas Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Ganet Sukoco mengatakan, para pelajar ini dibebaskan setelah mereka dijemput dengan oleh orangtua dan pihak sekolah.

"Kami koordinasi dengan pihak Sudin Jakarta Barat untuk menghubungi pihak sekolah dan penjemputan terhadap anak didiknya yang kita amankan," ujar Ganet, kepada wartawan, Kamis (26/9/2019).

Ganet menjelaskan 144 pelajar tingkat SMP dan SMA itu berasal dari 29 sekolah di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Tangerang.

Mereka diamankan di Jalan S. Parman, Slipi saat hendak menuju Gedung DPR MPR untuk bergabung bersama pelajar lainnya.

"Dan kami juga memberikan imbauan agar diadakan pembinaan kepada para siswa," kata Ganet.

Polda Metro Jaya amankan 570 pelajar

Polda Metro Jaya telah mengamankan 570 pelajar yang terlibat bentrok dengan aparat saat aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI berujung kericuhan, Rabu (25/9/2019).

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, beberapa pelajar tersebut kedapatan membawa senjata tajam (sajam).

Namun, Argo mengaku belum bisa merincikan jumlah pelajar yang membawa sajam.

"Ada beberapa yang kita amankan juga bawa sajam. Nanti kami cek lagi jumlahnya karena ini masih didata," kata Argo di Polda Metro Jaya, Kamis (26/9/2019).

Saat ini, lanjut dia, pihaknya masih mengidentifikasi barang bukti yang disita dari para pelajar.

Ia menegaskan, Polisi bakal menindak pelajar yang terbukti menggunakan sajam.

"Kalau dia gunakan sajam, kami gunakan UU darurat ya. Nanti kami cek prosesnya seperti apa," tutur Argo.

Sebelumnya, ratusan pelajar berunjuk rasa di sekitar Gedung DPR. Salah satunya di dekat Stasiun Palmerah.

Aksi itu diwarnai kericuhan. Massa melemparkan batu, botol beling, hingga bom molotov ke arah polisi.

Massa juga sempat membakar motor, pagar dan marka jalan.

Ragam Reaksi Orangtua Pelajar yang Menjemput Anaknya di Polda Metro: Marah Hingga Merasa Direpotkan

Orangtua para pelajar silih berganti memasuki Polda Metro Jaya demi menjemput anaknya yang terlibat bentrok dengan aparat. 

Pantauan Wartawan TribunJakarta.com, Rabu (25/9/2019) pukul 19.30 WIB, para orangtua atau wali memadati halaman Polda.

Kakak dari salah satu siswa SMA yang ditangkap, Evander Lintang, mengatakan adiknya dibekuk oleh pihak aparat usai turut serta dalam rombongan para pelajar yang mengarah ke DPR.

Ia ditangkap saat makan nasi kotak bersama teman-temannya di sekitar area DPR.

"Adik saya kena, emang katanya dia mau ke sana. Pihak sekolah enggak tahu, dia ketangkep saat makan nasi kotak," terangnya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (25/9/2019) di Polda Metro Jaya.

Adiknya yang bersekolah di bilangan Karet Tengsin itu, lanjut Evan, ditangkap bersama tiga temannya.

Kini, Adiknya telah diperbolehkan pulang oleh pihak Polda Metro Jaya usai Evan mengisi surat tertulis.

"Ibunya marah sekali sama adik saya karena mendadak ke sana," terangnya.

Bukan saja adik Evan yang ikut serta dalam bentrokan di gedung DPR.

Pelajar dari salah satu SMK jurusan Perkantoran di bilangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan NF (14) juga ikut serta. 

NF bersama belasan teman-temannya diajak rombongan anak-anak STM yang sedang mengarah ke gedung DPR selepas pulang sekolah.

NF yang sebelumnya telah mengetahui kabar unjuk rasa mahasiswa sejak kemarin, juga berniat untuk ikut.

"Ketika pulang, ada rombongan anak STM ngajak ke DPR, ada kali ratusan orang, saya sama temen-temen lain jadi ingin ikut," tambahnya.

Namun ketika NF dan rombongan lainnya melintas di Jalan Gatot Subroto arah Polda.

Mereka bentrok dengan aparat di dekat Polda Metro Jaya.

Akhirnya, NF dan sebagian pelajar lainnya dibekuk oleh polisi sebelum sampai di gedung DPR.

NF pun dibebaskan lantaran ibunya kenal dengan salah satu anggota kepolisian dan meminta tolong untuk dilepaskan.

"Ini saya mau jelaskan semua ke ibu saya," terangnya.

Dua Anak SMP Tertangkap

Puluhan pelajar yang diamankan di Kantor Satpol PP Kota Depok.
Puluhan pelajar yang diamankan di Kantor Satpol PP Kota Depok. (Puluhan pelajar yang diamankan di Kantor Satpol PP Kota Depok.)

Pelajar yang ikut serta ke gedung DPR tak hanya dari kalangan pelajar setingkat SMA, SMK dan STM saja, melainkan tingkat SMP.

MA (14) dan MI (14) nekat ke daerah Palmerah saat bentrok antara para pelajar dari kalangan STM terlibat pertikaian dengan aparat.

"Kalau untuk tergerak ada yang manasin juga, saya enggak tahu anak saya dipanggil polisi. Begitu ditelepon polisi saya langsung ke Polda," ujar Rusdi, ayah dari MA.

 Livia Ellen, Mahasiswa UI yang Kecewa Foto Demonya Viral di Media Sosial: Prestasinya Tak Main-main!

 Rekrutmen CPNS 2019 Segera Dibuka, Ini Bocoran Formasi, Jadwal Lengkapnya, dan Cara Daftarnya!

 Pemukimannya Berada di Seberang Gedung DPR MPR, Warga Kena Dampak Tembakan Gas Air Mata

Berdasarkan penuturan MA, dirinya hanya sedang mengarah pulang.

Namun, saat melintas di dekat Stasiun Palmerah, ia diciduk oleh petugas polisi.

Sementara itu, Aris, pengemudi ojek online, geram tatkala harus menjemput anak keduanya yang duduk di bangku SMK, turut terlibat bentrok.

"Aduh, ini aja saya baru tahu. Ngerepotin orangtua aja begini. Saya harusnya nge-grab," ujarnya kesal.

Kak Seto Tanya Tiga Pelajar di Atas JPO

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi, atau akrab disapa Kak Seto sempat menemui tiga pelajar yang sedang duduk di tangga JPO dekat Polda Metro Jaya.

Ia menanyakan kepada tiga anak tersebut terkait motivasi melakukan aksi ke DPR.

Kak Seto mengatakan anak-anak itu hanya sekadar ikut-ikutan.

"Karena semua teman-temannya ikut ke sana jadi dia bilang enggak enak" terangnya.

Tapi, pelajar yang lain mengatakan ada hal lain yang merugikan dari keputusan DPR itu.

"Dia bilang katanya suami istri kok enggak boleh berhubungan. Gimana dong caranya punya anak?" ujar kak Seto menirukan pertanyaan pelajar itu.

Kak Seto pun akan turut mengawasi dan mengamati para pelajar yang ditahan di Polda Metro Jaya.

Ia berharap jangan sampai ada pelanggaran hak anak dalam upaya menertibkan para pelajar ini usai bentrok dengan aparat.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved