Artis Lokal Ini Tertawa Peragakan Membunuh Waria Pengusaha Salon, Ini Jejak Kejahatannya

Siska Sarangheo, waria ngetop yang juga artis lokal ini bisa tertawa saat memperagakan caranya menghabisi Ipung, waria pengusaha salon Lubuklinggau.

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
Kolase Sriwijaya Post
Siska Sarangheo, waria pembunuh Ipung Salon di Lubuklinggau. 

TRIBUNJAKARTA.COM, PALEMBANG - Orang-orang mengenalnya Siska Sarangheo (39), nama aslinya Apriyanto alias Wahab, tubuhnya tambun dan gigi depannya ompong.

Di balik pembawaannya yang humoris, waria yang juga artis lokal satu ini membunuh Muhammad Efendi (58) alias Ipung Salon dengan terencana.

Siska Sarangheo mengaku sakit hati dengan hinaan kata-kata yang dilontarkan Ipung Salon.

Cewek ABG Ajak Selingkuhan dan Pecandu Lem Aibon Bunuh Kekasih, Ini Motifnya

Ketenaran Siska Sarangheo di media sosial Facebook, Instagram, membuat Ipung Salon merasa cemburu.

"Saya sakit hati dia mengatai-ngatai saya," ujar Siska Salon saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polres Kota Lubuklinggau, Rabu (28/8/2019).

"Saya sakit hati, saya bilang tunggu malam nanti," Siska Sarangheo menambahkan.

Siska Sarangheo semakin sakit hati takkala teman Ipung Salon ikut mengejeknya secara fisik.

"Ada ibu-ibu temannya mengatakan cak kebelagaan, cak kebeduitan," kata Siska Sarangheo.

Masih Bisa Tertawa Saat Rekonstruksi

Siska Sarangheo tanpa beban dan masih bisa tertawa saat memperagakan detik-detik menghabisi Ipung Salon.

Rekonstruksi berlangsung di Polres Lubuklinggau, Jumat (27/9/2019).

Untuk menghabisi nyawa Ipung Salon, ia meminta bantuan dua temannya yang pengamen, Dedi dan Rendi.

Keduanya merupakan pengamen dan sampai saat ini masih dicari oleh polisi.

Ipung Salon dibunuh saat terlelap tidur di rumahnya Jalan Yos Sudarso RT 11, Taba Jemekeh, Lubuklinggau Timur I, Jumat (23/8/2019) dini hari WIB.

Saat ditemukan pada Jumat pukul 10.00 WIB, korban tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah dan sejumlah luka tusuk di perut dan leher.

Siska waria Pembunuh Ipung Salon.
Siska waria Pembunuh Ipung Salon. (Tangkapan Layar TribunSumsel)

Selama memperagakan 30 adengan, Siska Sarangheo seperti tak menyesal sama sekali.

Beberapa kali ia terlihat tersenyum dan tertawa lepas.

Momen itu tertangkap Tribun Sumsel saat Siska Sarangheo mencontohkan bagaimana bertemu dengan Rendi dan Dedi untuk merencanakan pembunuhan Ipung Salon.

Sehari sebelum membunuh Ipung Salon pada Kamis (22/8/2019) pagi, Siska Sarangheo bertemu dengan Ipung di Pasar Kalimantan, Pasar Pemiri, Lubuklinggau Barat II.

Mulanya Ipung Salon melontarkan kata-kata hinaan yang membuat Siska Sarangheo sakit hati.

Siska Sarangheo sempat memperingatkan Ipung Salon, akan membunuhnya nanti malam.

Setelah cekcok mulut, keduanya berpisah. Pada pukul 11.00 WIB, Siska Sarangheo bertemu dengan Dedi dan Rendi di Watervang, Lubuklinggau Timur I.

Siska Sarangheo mengajak Rendi dan Dedi untuk membunuh Ipung Salon.

Mereka merencanakan bertemu lagi pada Kamis pukul 24.00 WIB di simpang RCA di dekat CFC. Rendi dan Dedi menyanggupinya.

Pada Jumat (23/8/2019) dini hari WIB Siska pergi menuju ke Simpang RCA dan di sana bertemu dengan Dedi dan Rendi yang lebih dulu sampai.

Siska Sarangheo alias Wahab alias Apriyanto saat dihadirkan dalam rilis pembunuhan di Polres Lubuklinggau, Rabu (28/8/2019).
Siska Sarangheo alias Wahab alias Apriyanto saat dihadirkan dalam rilis pembunuhan di Polres Lubuklinggau, Rabu (28/8/2019). (EKO HEPRONIS/TRIBUNSUMCEL.COM)

Selanjutnya Siska Sarangheo memberikan uang Rp 1 juta sebagai bayaran untuk membantunya menghabisi Ipung Salon.

"Ini duit sejuta. Kamu bagi dua, tapi kamu ikut aku. Aku hendak membunuh Ipung," ujar Siska Sarangheo saat rekonstruksi.

Ajakan Siska dituruti Dedi dan Rendi. "Kami ikut," Siska Sarangheo menirukan kedua temannya itu.

Dini hari itu ketiganya berboncengan motor menuju rumah Ipung Salon.

Si empunya rumah masih duduk di dalam rumah dan situasi sekitar masih ramai.

Ketiganya memutuskan pergi ke Patok Besi untuk menenggak anggur merah.

Setelah suasana sepi dan waktunya pas, mereka kembali ke rumah Ipung Salon.

Siska Sarangheo dan Rendi masuk ke dalam rumah melalui rolling door depan, sedangkan Dedi melalui samping belakang rumah target.

Ketiganya melihat Ipung Salon sedang tidur di kamar. Dedi segera membekap mulut Ipung menggunakan sapu tangan yang sudah dibasahi obat bius.

Seketika Ipung Salon pingsan lalu tangan dan kakinya diikat oleh Dedi dan Rendi.

Foto Muhammad Efendi alias Ipung, warga Jalan Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, semasa hidup. Karyawan dan warga menemukan jasad Ipung  di rumahnya, Jumat (23/8/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.
Foto Muhammad Efendi alias Ipung, warga Jalan Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, semasa hidup. Karyawan dan warga menemukan jasad Ipung di rumahnya, Jumat (23/8/2019) sekitar pukul 10.00 WIB. (Tribun Sumsel/Eko Hepronis)

Siska Sarangheo ikut menyeret badan Ipung ke arah dapur di dekat WC.

Dedi langsung memukulkan batu ke kepala Ipung Salon. Lalu, ia mengambil sebilah pisau dari pinggang dan sekali menusuk leher dan dada Ipung.

Giliran Siska Sarangheo menusuk leher dan perut Ipung sebanyak satu kali dengan pisau yang sama.

Terakhir, Rendi menusuk perut Ipung tiga kali.

Setelah Ipung Salon dipastikan meninggal, Siska dan Dedi melepaskan tali untuk mengikat tangan dan kakinya.

Kemudian, Dedi membawa tali yang terikat di tangan Ipung Salon. Sedangkan tali untuk mengikat kaki ditinggalkan.

Ketiganya kemudian memutuskan pergi keluar rumah dan membiarkan jasad Ipung Salon telentang di dapur dekat tangga.

Masih Terbayang Jenazah Ipung Salon

Siska Sarangheo menyesal telah membunuh Ipung Salon.

Selama di sel tahanan ia tidak bisa tidur dan selalu terbayang-bayang dengan apa yang dilakukannya.

"Aku tak bisa tidur, masih teringat terus dengan dia (Ipung Salon, red)," kata Siska selesai rekonstruksi.

Siska Sarangheo memperagakan 17 adengan dan semuanya sesuai dengan pengakuannya.

KBO Reskrim Polres Lubuklinggau, Iptu Sudarno, penyidik menggelar rekonstruksi untuk mengetahui kejadian sebenarnya sekaligus untuk melengkapi berkas perkara Siska Sarangheo.

"Hasil rekonstruksi semua adengan tidak ada yang dibantah oleh Siska, semuanya diakuinya," ungkap Sudarno.

Diketahui, jenazah Ipung Salon ditemukan oleh empat orang, di antaranya karyawan, tetangga dan tukang tambal ban pada Jumat pagi.

Nama Ipung Salon cukup dikenal oleh masyarakat Kota Lubuklinggau, karena memiliki usaha salon, rias pengantin dan pelaminan sejak masih bujang.

Setelah kabar kematiannya tersebar, banyak warga yang mengenal Ipung Salon datang ke Rumah Sakit dr Sobirin untuk melayat.

Keluarga memakamkan jenazah Ipung Salon di Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan.

Pada Senin (26/8/2019) malam, tim buser Polres Lubuklinggau dan Unit Reskrim Polsek Lubuklinggau Barat menangkap Siska Sarangheo di Lubuktanjung.

Daftar Kejahatan Siska Sarangheo

Siska Sarangheo cukup terkenal di Kota Lubuklinggau karena kerap mengunggah video di akun YouTube Siska Linggau.

Sampai saat ini akun Youtube Siska Linggau memiliki 174 subscriber.

Tapi video Siska Sarangheo dapat ditemukan di banyak akun YouTube dan menyedot penonton sampai ribuan.

Belum lagi video-video Siska di instagram.

Siska Sarangheo bukan warga asli Lubuklinggau. Ia warga Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang.

Di Lubuklinggau, ia menumpang di depan wisma yang dihuni oleh Mun dan suaminya di Jalan Garuda Hitam, RT 02, Pasar Pemiri, Lubuklinggau Barat II.

"Aslinya Empat Lawang. Di Linggau ini merantau dan tidak punya tempat tinggal," kata Ari, tukang ojek, kepada Tribunsumsel.com, Selasa (27/8/2019).

Warga setempat tidak mengetehui pekerjaan tetap Siska Sarangheo.

Selama ini ia selalu pulang pagi dan sore pergi lagi.

"Pukul 06.00 WIB datang langsung tidur sampai pukul 15.00 WIB, kalau pagar yang nunggu rumah belum buka, kadang numpang tidur di warung Wak Abeng depan pinggir jalan ini," ungkap Aris.

Di wisma itu Siska Sarangheo hanya menumpang tidur dan mandi, berhias dan berganti pakaian lalu pergi lagi.

"Dia tinggal di tempat ini sehabis keluar penjara, karena tidak punya tempat rumah tempat tinggal jadi ia bebas kemana saja," ujar Aris.

Siska Sarangheo dikenal baik oleh warga di lingkungan setempat. Mereka tak pernah curiga, Siska adalah pelaku pembunuhan.

"Selama ini orangnya baik, tidak pernah cerita-cerita kalau dia ada dendam dan mau membunuh," paparnya.

Bukan kali ini Siska Sarangheo menghabisi nyawa orang lain, karena korban sebelumnya adalah seorang pegawai negeri sipil.

Ia membunuh korbannya pada 2006 di Perumnas Tanjung Aman, Kecamatan Lubukinggau Barat I, Sumatera Selatan.

Majelis hakim Pengadilan Negeri Lubuklinggau memvonis Siska Sarangheo empat tahun pidana penjara.

Selama mendekam di Lapas Pakjo Palembang karena membunuh PNS, Siska Sarangheo kembali berulah dan pembebasannya tertunda.

Siska Sarangheo menusuk narapidana. Ia mendapat hukuman satu tahun penjara, padahal tinggal enam bulan lagi merasakan bebas.

Pada 2017 lalu Siska Sarangheo kembali ditangkap personel Satreskrim Polres Lubuklinggau karena mencoba membunuh anak di bawah umur.

Dalam kasus tersebut, Siska Sarangheo menjalani pidana satu tahun penjara di Lapas kelas II Lubuklinggau.

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved