Anak Dibunuh Ibu Angkat dan Diperkosa 2 Kakak Tiri, Ayah Kandung Bocah 5 Tahun Ceritakan Kesedihan

Reaksi ayah kandung NP mengetahui anaknya meninggal karena dibunuh Yuyu dan diperkosa dua anak laki-laki.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kompas.com/ Budiyanto
Tiga tersangka perkara pemerkosaan dan pembunuhan anak angkat dibawa ke Polres Sukabumi Kota dari Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Siti Nawiroh

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu publik dikagetkan dengan seorang ibu yang tega bunuh anak tirinya.

Bocah malang itu adalah NP dan baru berusia 5 tahun.

Sebelum dicekik oleh sang ibu, Yuyu (39), NP diperkosa terlebih dulu oleh dua kaka tirinya, RG (16) dan R (14).

Tak sampai itu penderitaan NP, setelah dibunuh jenazahnya dibuang ke sungai Cimandiri yang berada di belakang rumahnya.

Peristiwa naas ini terjadi di Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019).

NP sudah tinggal bersama Yuyu, suami, dan dua anak laki-laki saat berusia 2 tahun.

Orangtua kandung NP sudah bercerai sejak usianya masih 2 bulan.

Kecamatan Cipayung Petakan Permukiman Warga yang Alami Kekeringan

Yuyu memutuskan mengadopsi NP sebagai anak tirinya karena ingin sekali memiliki anak perempuan.

Hal itu diceritakan langsung oleh Yuyu saat ditemui wartawan Kompas di RSUD R Syamsudin.

"Saya ingin sekali punya anak perempuan, makanya saya dan suami mengangkatnya sejak usia dua tahun," kata SR yang berlinang air mata.

Namun berbanding terbalik dengan keinginannya, Yuyu malah tega membunuh anak perempuan yang diidamkannya itu dengan cara dicekik.

Kesedihan ayah kandung NP

Ayah kandung NP, Hadi (53) sangat terpukul mendapat informasi anak perempuannya meninggal dengan tak wajar.

Setelah Sekira 5 Jam di Polda Metro Jaya, Ananda Badudu Dibebaskan: Saya Salah Satu Orang Beruntung

Hadi dapat informasi tersebut setelah anggota kepolisian datang ke rumahnya, Senin (26/9/2019).

"Saya mengetahui setelah ada polisi yang datang ke sini memberi tahu bahwa anak saya meninggal dibunuh," ungkap Hadi saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kamis (26/9/2019).

Mengetahui anaknya yang meninggal karena dibunuh, Hadi berharap ketiga pelaku mendapat hukuman yang berat dan setimpal.

"Kalau dihukun, hukum mati saja kalau bisa. Anak saya meninggal ya pembunuhnya juga harus mati," ujar dia.

Larang Pelajar Ikut Demo, Wakil Wali Kota Tangsel: Aspirasi Sudah Disuarakan Kakak Mahasiswa

NP adalah anak hasil pernikahan Hadi dengan mantan istri keduanya, LI, warga Kecamatan Lembursitu.

Namun pernikahan keduanya hanya bertahan sampai NP berusia 2 bulan.

Pelaku sudah sering inses

Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa ibu dan dua anak lelakinya yang masih remaja sering berhubungan intim sedarah (inses).

Hal ini dilakukan karena Yuyu, RG, dan R sering menonton video porno.

Tak sebentar, hubungan inses ini sudah dilakukan dalam dua bulan terakhir.

NP yang tak lain adik angkat RG dan R turut jadi korban nafsu birahinya.

Ilustrasi Berhubungan Intim
Ilustrasi Berhubungan Intim (Shutterstock)

NP diperkosa setelah mandi

Dari hasil penyidikan yang dilakukan polisi, pada Minggu (22/9/2019) pagi, setelah mandi dan belum mengenakan baju, NP dibawa tersangka R ke dalam kamar dan diperkosa.

Saat sedang melakukan aksi bejatnya, R yang merupakan pelajar kelas 7 SMP ini dipergoki oleh kakaknya RG.

Setelah selesai, R langsung keluar rumah. Selanjutnya, korban kembali diperkosa RG. Namun, saat RG memerkosa korban, dipergoki ibunya Yuyu.

Tewas setelah Yuyu pergoki RG perkosa NP

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mengatakan, dari hasil penyidikan yang dilakukan polisi, NP tewas setelah dicekik oleh ibu angkatnya.

Yuyu kaget dan marah melihat anaknya RG cabuli NP.

Follow juga:

Karena dipergoki sang ibu, RG langsung mencekik korban.

Melihat anaknya melakukan aksi keji, bukannya mencegah, Yuyu malah ikut mencekik korban hingga tewas.

Jasad NP dibuang ke sungai

Mengetahui korban meninggal, ketiga tersangka membawa korban ke Sungai Cimandiri dan meletakan jenazah korban di aliran sungai.

Pantauan Kompas.com, saat melihat TKP penemuan mayat, Senin (23/9/2019) petang, lokasi Sungai Cimandiri itu berada di belakang rumah pelaku.

Jarak dari rumah menuju Sungai Cimandiri sekitar 1 kilometer dengan jalan setapak.

FISIP UI dan Kompas Gramedia Resmikan Ruang Serbaguna Bernama Cendekia Multiguna Jakob Oetama

Sepanjang jalan setapak menuju Sungai Cimandiri, di kiri dan kanan hanya dipenuhi tumbuhan atau tanaman seperti bambu.

Sepanjang jalan setapak itu pun tidak ada lagi rumah atau permukiman.

Ditemukan bekas luka

Nasriadi menjelaskan, setelah menerima laporan penemuan jasad, polisi terus menyelidiki dan melakukan pengumpulan bahan keterangan.

Tim penyidik Polres Sukabumi menemukan kejanggalan pada jasad NP, saat ditemukan di Sungai Cimandiri, Minggu siang.

"Hasil olah tempat kejadian perkara, pada tubuh ditemukan tanda-tanda kekerasan sehingga langsung dilakukan otopsi," ujarnya. Selasa.

Dari hasil otopsi dokter forensik di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Senin kemarin, polisi akhirnya berhasil meringkus tiga pelaku.

Catat! Lokasi Pelayanan SIM Keliling di Jakarta dan Sekitarnya, Jumat (27/9/2019)

"Hasilnya sementara ditemukan bekas luka di leher, luka di lidah, luka di kemaluan dan anus," katanya.

Tersangka SR sempat antar NP ke rumah sakit Ilustrasi rumah sakit

Setelah membunuh anak angkatnya, Yuyu sempat berpura-pura tidak tahu tentang kematian bocah malang itu.

Bahkan pada Minggu (25/9/2019) malam, Yuyu ikut mengantarkan jenazah NP ke RSUD R Syamsudin.

Kepada Kompas.com, Yuyu mengaku saat itu tengah berjualan.

Kepala Polres Sukabumi AKBP Nasriadi sedang memberikan pertanyaan kepada tiga tersangka saat konferensi pers yang bertempat di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).
Kepala Polres Sukabumi AKBP Nasriadi sedang memberikan pertanyaan kepada tiga tersangka saat konferensi pers yang bertempat di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019). (KOMPAS.com/BUDIYANTO)

Sebelumnya, NP minta ikut, tapi tidak diperbolehkan.

"Iya, ini jenazah anak saya. Tadi pagi itu saya mau jualan, anak saya ingin ikut, tapi saya suruh diam di rumah sama kakaknya. Tapi saat saya pulang, anak saya enggak ada," kata SR saat ditanya Kompas.com di RSUD R Syamsudin, Minggu (22/9/2019) malam.

Berpura-pura tidak tahu kematian anak angkatnya

Polres Sukabumi hadirkan tiga tersangka kasus tewasnya bocah lima tahun saat konferensi pers di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).

Yuyu mengaku sempat mencari dan akan melaporkan ke polisi karena hingga Minggu siang anaknya tidak ada di rumah dan ditunggu-tunggu tidak pulang.

Hingga akhirnya diketahui anak angkatnya ditemukan meninggal di Sungai Cimandiri.

Terancam hukuman 15 tahun

Nasriadi mengatakan, tiga tersangka kasus pemerkosaan dan pembunuhan NP bocah 5 tahun akan dijerat Undang-undang tentang Perlindungan Anak.

"Ancamannya hukuman penjara lima belas tahun, bahkan bisa lebih," ungkapnya.

Ketiga pelaku ini merupakan ibu dengan dua anak kandungnya.

Masih dikatakan Nasriadi, dua pelaku pembuhunan NP di antaranya masih berstatus pelajar di Kota Sukabumi.

RG merupakan pelajar SMA dan R pelajar SMP.

Menurutnya, karena terdapat dua pelaku masih di bawah umur tentunya akan diterapkan Sistem Peradilan Pidana Anak bagi kedua pelaku.

"Penanganan kasusnya bagi dua pelaku sesuai peradilan anak," ujarnya.

(TribunJakarta.com/Kompas.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved