Demo di Jakarta
Cerita Warga Soal YF Diduga Eksekutor Bom Molotov yang Ditangkap Densus: Jarang Bergaul
YF, eksekutor pelempar bom molotov yang hendak membuat huru-hara saat unjuk rasa Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI, dikenal tertutup.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - YF (50) ditangkap personel Densus, Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang, bersama 5 orang lainnya pada Sabtu (27/9/2019) dini hari WIB.
Keenam orang pelaku ini diduga merencanakan huru-hara dengan meledakkan bom molotov dengan memanfaatkan massa Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI yang berunjukrasa di sekitar Monas, Sabtu sore.
Petugas kepolisian menangkap YF, AB, SG, AU, OS dan SS di Jalan Maulana Hasanudin, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten.
Penangkapan YF Kagetkan Warga
Berdasarkan informasi yang diperoleh TribunJakarta.com, YF tinggal di Jalan Latumenten II, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Kabar penangkapan YF belum banyak diketahui para tetangganya saat TribunJakarta.com mencoba mencari informasi di rumahnya.
Beberapa orang tetangga yang berhasil ditemui pada Minggu (29/9/2019), mengaku kaget mendengar kabar penangkapan pria yang akrab disapa Yuyu ini.
"Wah saya enggak tahu ya kalau kabar (penangkapan YF) itu," ucap Sanusi, Ketua RT 10/11 kepada TribunJakarta.com, Minggu (29/9/2019).
Meski tak mengetahui kabar penangkapan tersebut, Sanusi dalam beberapa hari terakhir tidak bertemu dengan Yuyu.
Selama ini Yuyu tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.
"Sudah beberapa hari ini enggak ketemu sama beliau, mungkin ada kali tiga sampai seminggu ini enggak melihatnya," Sanusi menambahkan.
Penjelasan Sanusi diamini oleh tetangga Yuyu, Bayu (bukan nama sebenarnya atas permintaan yang bersangkutan, red).
Terakhir kali ia melihat Yuyu pada Kamis (26/9/2019) lalu.
"Kalau enggak salah Kamis kemarin masih ada di rumah, sekilas saya lihat dia di rumah," kata Bayu.
Meski tidak mengetahui pekerjaannya, pria ia menyebut Yuyu jarang berada di rumahnya.
Bayu kerap melihat Yuyu datang bersama beberapa orang temannya yang bukan warga setempat.
"Biasanya dia cuma pulang sebentar, lalu pergi lagi sama temannya."
"Enggak tahu siapa temannya itu, bukan warga sini, tapi memang sepertinya seumuran," ucap dia.
Jarang Bergaul dengan Warga
Yuyu tercatat sebagai warga asli Jalan Latumenten II, Jelambar, Jakarta Barat.
Ia sudah tinggal di kawasan itu sejak kecil.
Bahkan, rumah dua lantai yang ia tempati bersama keluarganya merupakan rumah warisan orangtua.
Meski sudah puluhan tahun tinggal di wilayah itu, Yuyu dan keluarganya tertutup dengan warga lainnya.
"Kalau nyapa sih masih ya. Kalau lewat depan rumah saya pasti dia nyapa. Tapi kalau untuk ngobrol sih jarang banget," ucap Bayu.
"Dia juga enggak aktif di lingkungan RT dan RW sini," ia menjelaskan.
Rumah Yuyu berada di sebuah gang yang hanya dapat dilalui oleh sepeda motor.
Meski berada di kawasan padat penduduk, sangat mudah menemukan rumah Yuyu.
Peran Yuyu dan 5 Terduga Pelaku Lain
Kasubag Humas Polrestro Tangerang, Kompol Abdul Rachim, menjelaskan 6 pelaku memiliki peran masing-masing.
"Dari pihak Polres hanya melakukan back up. Diamankan oleh pihak Polda dan Densus," ujar Rachim kepada Warta Kota pada Minggu (29/9/2019).
Data yang dihimpun Warta Kota, pelaku AB merupakan aktor intelektual dalam rencana ini.
AB tercatat sebagai dosen IPB.
"Dari semua yang ditangkap, masing-masing memiliki peran," ucapnya.
AB berperan menyuruh membuat bahan peledak jenis bom.
Sebanyak 29 bahan peledak jenis bom molotov pun disita polisi dari lokasi penangkapan.
"Mereka ditangkap di Perumahan Taman Royal 2 Cipondoh. Itu rumahnya pelaku berinisial SS," kata Kasubag Humas Polrestro Tangerang, Kompol Abdul Rachim.
Sedangkan SS berperan memberikan bom molotov tersebut kepada OS.
SS juga menentukan target dan selaku koordinator aksi untuk membuat huru-hara.
Sementara pelaku SG merakit bom tersebut.
Ia juga mempersiapkan massa perusuh untuk masuk dalam Aksi Mujahid 212.
Sedangkan pelaku YF dan AU memiliki peran yang sama.
Keduanya sebagai eksekutor.
Pada Sabtu pagi sampai sore, massa Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI berunjukrasa di sekitar Masjid Istiqlal hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Massa Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI tak jadi merangsek ke depan Istana Merdeka karena Jalan Merdeka Barat telah ditutup dengan kawat berduri.
Mereka pun hanya berorasi di sekitar Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda.
Sampai waktu unjuk rasa habis, massa membubarkan diri dengan tertib dan pulang ke rumah masing-masing.