Gerakan 30 September
Kisah Beraninya Istri AH Nasution Hadapi Pasukan saat G30S/PKI, Putri Sulung Beberkan Kesaksiannya
Dalam tragedi G30S/PKI ini, Johanna Sunarti terbilang sangat berani berhadapan dengan pasukan Tjakrabirawa.
"Adik saya ditembak, peluru masuk ke tangan tante saya, dan menembus ke badan adik saya," ujarnya.
Setelah Ade Irma Suryani tertembak, pintu ditutup kembali oleh Johanna Nasution.
Ia langsung menggendong tubuh anaknya yang bersimbah darah, sambil mengantar AH Nasution untuk menyelamatkan diri.
Bahkan Hendrianti mengatakan darah versi asli lebih banyak dibandingkan yang ada di diorama.
Ternyata ada sekitar tiga peluru yang bersarang di punggung kecil Ade Irma Suryani.
Mengutip dari halaman Facebook Museum of Jenderal Besar Dr AH Nasution, Hendrianti menjelaskan saat peritiwa itu terjadi usianya masih 13 tahun.
Saat rumahnya dikepung Cakrabirawa, ia tidur di kamar seberang kamar orangtuanya.
Ia terbangun saat mendengar suara tembakan.
Putri sulung AH nasution itu berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat dari jendela yang tingginya 2 meter.
"Sampai tulang kaki saya patah yang saya rasakan sakitnya sampai sekarang, paha kaki saya yang kanan penuh dengan pen penyambung tulang," ucapnya.
Sambil menahan rasa sakit, ia mencari ajudan.
Ia kemudian bersembunyi di kamar ajudan dan diberi tahu keselamatan keluarganya sedang di ujung tanduk.
"Tak berapa lama terjadi ribut-ribut di ruang jaga dan ajudan pak NAs Lettu Czi Pierre Tendean diculik. Sampai pagi saya bersembunyi," katanya.
Setelah hari menjelang pagi, Johanna mencari Hendrianti sambil menggendong Ade Irma yang terluka.
AH Nasution menyelamatkan diri dengan cara melompat pagar ke Kedubes Irak yang ada di sebelah.
Ia bersembunyi di belakang tong untuk menyelamatkan diri dari penculikan dan pembunuhan.
Ade Irma dibawa ke RSPAD untuk diberikan pertolongan.