ABK Indramayu Tewas Tertimpa Jembatan di Taiwan: Tangis Keluarga Pecah, Pikiran Sang Adik Tak Keruan

Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban dalam tragedi runtuhnya Jembatan Lintas Laut Nanfang Ao di Su'ao, Yilan Taiwan.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Kaluarga Ersona (32) menangis dan berduka saat tahu Ersona jadi korban tertima jembatan Yilan Taiwan 

TRIBUJAKARTA.COM - Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban dalam tragedi runtuhnya Jembatan Lintas Laut Nanfang Ao di Su'ao, Yilan Taiwan.

Korban diketahui bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) yang berasal dari Kabupaten Indramayu.

Dikutip dari TribunCirebon.com, korban bernama Ersona (32).

Penjelasan Ketua SBMI Cabang Indramayu

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan ABK itu bernama Ersona (32) warga Blok Kalimenir, Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.

"ABK itu bernama Ersona (32), kejadian itu terjadi pada Selasa (1/10/2019) sekitar pukul 9:30 waktu setempat," ujar dia saat dikonfirmasi Tribuncirebon.com melalui sambungan seluler, Kamis (3/10/2019).

Dijelaskan Juwarih, ada 6 ABK yang hilang saat kejadian itu, 5 di antaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Sedangkan satu orang lagi masih dalam tahap pencarian.

Mereka adalah, Wartono (29), Ersona (32), Mohammad Domiri (28), ketiganya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

Tiga orang lainnya, merupakan warga negara Filipina, yakni Andree Serencio (44), George Impang (46) dan Romulo Escalicas berusia 29 Tahun (belum ditemukan).

Berdasarkan informasi yang dirinya terima, jembatan itu runtuh setelah dilintasi sebuah kendaraan truk pengangkut minyak.

"Beberapa detik sebelum truk sampai di ujung jembatan tiba-tiba roboh dan jatuh ke laut menimpa tiga perahu nelayan," ucap dia.

Belum diketahui secara pasti mengapa jembatan itu bisa runtuh.

Meski demikian, disampaikan Juwarih, Taiwan International Ports Corporation Ltd. (TIPC) berencana akan memberikan kompensasi kepada keluarga korban.

Kompensasi itu sebesar NTD 5 juta untuk korban meninggal dunia dan untuk korban yang hanya mengalami luka-luka akan menerima NTD 10.000 hingga NTD 36.000.

Pikiran Sang Adik Tak Keruan

Kaluarga Ersona (32) menangis dan berduka saat tahu Ersona jadi korban tertima jembatan Yilan Taiwan
Kaluarga Ersona (32) menangis dan berduka saat tahu Ersona jadi korban tertima jembatan Yilan Taiwan (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Sebanyak tiga perahu nelayan dilaporkan hancur tertimpa reruntuhan Jembatan Lintas Laut Nanfang Ao di Su'ao, Yilan Taiwan.

Atas kejadian itu, sebanyak lima orang Anak Buah Kapal (ABK) migran meninggal dunia, terdiri atas dua warga Filipina dan tiga Warga Negera Indonesia (WNI).

Dari tiga orang ABK, satu di antaranya merupakan warga Kabupaten Indramayu.

Saat dikonfirmasi, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih membenarkan adanya ABK asal Indramayu yang ikut menjadi korban.

"ABK itu bernama Ersona (32), kejadian itu terjadi pada Selasa (1/10/2019)," ujar dia saat dikonfirmasi Tribuncirebon.com melalui sambungan seluler, Kamis (3/10/2019).

"Untuk alamat korban, belum tahu secara detailnya," lanjut Juwarih.

Berdasarkan penelusuran Tribuncirebon.com, Ersona diketahui merupakan warga Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.

Saat dikonfirmasi, keluarga korban pun membenarkan kabar duka meninggalnya Ersona tertimpa reruntuhan jembatan.

Adik korban Riyanto (25) mengatakan, mengetahui kakaknya menjadi korban kecelakaan itu dari kabar yang diterimanya dari seorang rekan yang bekerja di Taiwan.

"Dapat kabar dari teman di Taiwan, katanya ada orang yang sedang siaran langsung pakai aplikasi Facebook, orang itu menyebutkan nama Ersona, Ersona gitu," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di kediaman korban.

Diceritakan Riyanto, selepas mendapat kabar tersebut ia langsung mencoba menghubungi Ersona. Namun, kontak kakaknya sudah tidak bisa lagi dihubungi.

"Pikiran saya sudah tidak karuan saat itu, takut memang benar kan kakak saya," ujarnya.

Ia pun mencoba mencari konfirmasi kebenaran kabar tersebut. Disampaikan Riyanto, ia baru mempercayai kabar itu setelah membaca banyak berita yang beredar mengenai kakaknya.

Selain itu, diceritakan dia pada Rabu (2/10/2019) kemarin, pihak Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu juga mendatangi rumah duka untuk memberi kabar meninggalnya Ersona.

Tangis Keluarga Pecah

Tangisan pun pecah dari kakak korban, Dasim (34) saat Riyanto menceritakan bahwa Ersona menjadi salah satu korban meninggal dunia dari runtuhnya jembatan di Yilan Taiwan.

Pantauan Tribuncirebon.com, Dasim tidak kuasa menahan kesedihan yang menyatakan adik sekaligus kakak dari Riyanto sudah tiada.

Diketahui Ersona merupakan anak kedua dari lima bersaudara.

Selain meninggalkan 4 orang saudara dan seorang ayah, Ersona juga meninggalkan seorang istri bernama Asia dan anak yang masih berusia dua setengah tahun.

"Korban ini anak kedua, kalau anak pertama Dasim, saya anak keempat. Kakak saya yang ketiga kan kerja di Medan sekarang sedang menuju ke sini, kalau adik saya masih sekolah," ujar dia.

Riyanto menyampaikan, meski berat pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Ersona. Dirinya berharap, jenazah bisa segera dipulangkan ke tanah air.

"Inginnya bisa cepat-cepat dibawa ke sini, biar bisa cepat diproses pemakamannya," ujar Riyanto.

Jembatan di Taiwan Ambrol

Sebuah jembatan di kota Nanfang'ao, Yilan, Taiwan atau sekitar 62 KM utara Taipei ambrol pada Selasa pagi waktu setempat, kemarin (1/10/2019).

Reruntuhan jembatan menimpa 3 kapal ikan, yang didalamnya terdapat 7 ABK asal Indonesia.

Selain kapal, jembatan yang ambrol juga menimpa 1 truk minyak.

Hal itu disampaikan, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Judha Nugraha, pada Selasa malam.

Judha menambahkan, dari informasi yang disampaikan pihak setempat dari 7 WNI yang berada dikapal, 4 orang mengalami luka luka dan berhasil diselematkan, sementara 3 WNI ABK hilang, diduga terjebak diantara reruntuhan.

"KDEI Taipei telah mengirimkan Tim ke lokasi kejadian dan mendapat informasi terdapat empat WNI ABK yang mengalami luka-luka dan terdapat tiga WNI ABK yang hilang, diduga terjebak diantara reruntuhan," kata Judha, melalui pesan singkatnya.

Madura United Vs Persib: Maung Bandung Ingin Terus Mengaum, Pilar Tuan Rumah Jalani Laser Mata

Penemuan Mayat Sedang Sujud: Korban Pemuda 21 Tahun, Dibunuh Tukang Becak karena Asmara

Ini Alasan Demokrat Serahkan Nama Pimpinan DPRD DKI Pada Menit Terakhir Jelang Rapat Paripurna

Lolos ke Final Honda DBL East Region 2019, Pelatih Labsraw Punya Catatan Khusus ke Pemainnya

Selanjutnya, ujar Judha, KDEI Taipei terus memberikan bantuan kepada para korban luka WNI dan berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk pencarian korban WNI hilang.

Dikutip dari Reuters, otoritas setempat belum mengetahui penyebab ambrolnya jembatan yang dibangun pada tahun 1998 silam itu.

Sehari sebelumnya, Taiwan dilanda topan pada Senin (30/9/2019) malam, yang membawa hujan lebat dan angin kencang ke beberapa bagian pantai timur.

Namun saat jembatan runtuh, cuaca di sekitar jembatan dalam keadaan cerah. (TribunCirebon/Tribunnews.com)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved