Juru Parkir Pasar Tanah Abang Tewas saat Demo Ricuh di DPR, Sang Ibu Ungkap Awal Kejadian

Juru parkir tewas saat demo ricuh di Jakarta, sang ibu ungkap awal kejadian sempat pamitan.

Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
Maspupah, ibu Maulana Suryadi, saat ditemui di kediamannya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Maspupah (51) masih ingat betul pertemuan terakhir dengan putra sulungnya, Maulana Suryadi alias Yadi (23).

Ketika itu, Rabu (25/9/2019) malam, Yadi memijat punggung Maspupah di kediamannya di Jalan Abdullah, Cidodol, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Yadi, yang bekerja sebagai juru parkir di Pasar Tanah Abang, juga sempat makan bareng ketiga adiknya di rumah seluas 3x4 meter.

"Makannya ramai-ramai di sini sama adik-adiknya," kata Maspupah saat ditemui di rumahnya, Kamis (3/10/2019).

Wali Murid SMPN 4 Tangerang Selatan Kesal Ijazah Anaknya Ditahan Karena Uang Kesejahteraan

Sebelum Maspupah terlelap, Yadi meminta izin kepadanya untuk pergi. Pada momen itu, Yadi dua kali mencium tangan ibunya.

"Cium tangan saya sambil bilang, 'maafin Yadi ya, Bu'. Saya tanya sama dia mau ke mana. Dia bilang mau ikut demo," ujar Maspupah.

Tak disangka, itu menjadi percakapan terakhirnya dengan Yadi.

Sebab, sehari berikutnya, Yadi telah meninggal dunia.

Sebelum tewas, Yadi ditangkap Polisi lantaran dianggap sebagai salah satu perusuh pada demonstrasi di sekitar Gedung DPR.

Menurut Polisi, Yadi tewas karena sesak napas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan Polisi.

Namun, Maspupah menilai ada kejanggalan pada kematian anaknya.

Ia menduga Yadi mendapat penganiayaan sebelum tewas.

"Saat dimandikan jenazahnya keluar darah dari hidung, kupingnya juga. Punggungnya biru-biru," ujarnya.

Maspupah Nilai Kematian Anaknya Tak Wajar saat Demo Ricuh di Jakarta: Dunia Akhirat Saya Gak Terima

Menurut pengakuannya, darah tersebut masih mengucur dari hidung dan kuping jenazah Yadi saat akan dimakamkan.

Maspupah pun sempat menunjukkan foto yang menunjukkan kain kafan sebagai pembungkus jenazah Yadi berlumuran darah.

Ia sempat bertanya kepada seorang Polisi perihal kejanggalan yang dirasakannya.

"Polisi bilang itu karena penyakit asmanya," ucap Maspupah. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved