Masih Ada Warga Jakarta Buang Besar di Kali, Fraksi PDI Perjuangan Tagih Janji Kampanye Anies
Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan lantaran masih adanya warga ibu kota yang tidak memiliki septic tank di lingkungannya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Lokasi toilet warga itu memang berada tepat di depan Kali Sekretaris atau hanya dipisahkan gang selebar satu meter saja.
Mereka menyambungkan closet dengan pipa paralon ke bibir kali sehingga tinja mereka langsung jatuh ke kali selebar dua meter tersebut.
Karenanya tak jarang warga melihat ada kotoran mengambang di kali saat tengah berada di depan rumahnya.
Belum Miliki Septic Tank, Warga di Tanjung Duren Jakarta Barat Terpaksa Buang Kotoran di Kali

Belum adanya ketersediaan jamban sehat masih menjadi permasalahan yang ditemui di Jakarta Barat.
Salah satu permukiman padat penduduk yang belum memiliki jamban sehat terdapat di RT 15 RW 7 Kelurahan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan Jakarta Barat.
Mereka adalah warga Gang Sekretaris I yang berbatasan langsung dengan Kali Sekretaris, tak jauh dari Jalan Tol Jakarta-Tangerang.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, permukiman padat penduduk ini memenuhi sepanjang gang di bantaran kali sekitar 100 meter dengan lebar gang hanya satu meter.
Di tiap permukiman ini, satu toilet yang kondisinya sangat sempit dan kumuh digunakan oleh beberapa kepala keluarga.
Ironisnya, lantaran tak memiliki septic tank, kotoran dari toilet dialirkan langsung ke aliran kali yang berjarak hanya dua meter menggunakan pipa paralon.
Karenanya, tak heran ketika warga sedang berkumpul di teras rumah, mereka melihat kotoran mengambang di bibir kali.
Ketua RT 15 RW 07 Tanjung Duren Utara, Sitanggang membenarkan masih banyak warganya yang belum memiliki jamban sehat.
"Mereka memiliki jamban, cuma sistemnya sistem helikopter dalam arti mereka punya kamar mandi tapi pembuangannya langsung ke kali," kata Sitanggang di permukiman warga, Jumat (4/10/2019).
Sitanggang tak merinci berapa jumlah Kartu Keluarga (KK) di wilayahnya yang tak memiliki jamban sehat.
Sebab, layaknya permukiman padat penduduk pada umumnya, satu rumah selalu dihuni atas beberapa KK. Belum lagi banyak dari penyewa rumah yang tak pernah melapor ke pihak RT.