Tak Tersorot Kamera, Suami Yenny Wahid Ternyata Bukan Orang Sembarang: Beri Mahar 10 Ekor Sapi
Pasti kalian tak asing dengan salah satu putri Presiden keempat Republik Indonesia, Yenny Wahid
TRIBUNJAKARTA.COM - Pasti kalian tak asing dengan salah satu putri Presiden keempat Republik Indonesia.
Yenny Wahid adalah putri kedua dari Presiden Abdurrahman Wahid.
Sama seperti ayahnya, wanita bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid juga ikut terjun ke dunia politik.
Wanita kelahiran Jombang, 29 oktober 1974 ini selalu vokal dalam menyuarakan ide-ide soal persatuan dan toleransi antar keberagaman suku dan bangsa yang ada di Indonesia.
Di tahun 2009 lalu, Yenny menikah dengan Dhohir Farisi, pria asal Probolinggo.
Saat pernikahan itu digelar, Faris berusia 30 tahun sedangkan Yenny berusia 34 tahun.
Tentu saat menikah dengan Faris, Yenny lebih tua dari suaminya.

Pasangan Yenny dan Faris telah dikaruniai tiga orang putri cantik.
Diberi Mahar 10 ekor sapi
Pernikahan Yenny dan Faris berlangsung cukup meriah saat itu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla menjadi saksi dalam pernikahan itu.
Tiga hari setelah akad nikah atau tepatnya pada 18 Oktober 2009 petang hingga malam hari, Yenny dan Farisi melangsungkan resepsi pernikahan di Gedung Sampoerna Strategic Square, kawasan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Sekitar 1.500 undangan hadir dalam acara itu.
Uniknya dalam pernikahan meriah itu Faris memberikan mas kawin berupa sapi sebanyak 10 ekor beserta perhiasan untuk Yenny.

Menurut kerabat Yenny, alasan dipilihnya sapi asal Probolinggo sebagai mas kawin karena filosofinya untuk memperbanyak keturunan pada kemudian hari.
Bahkan usai menikah, keduanya ingin membuat peternakan sapi.
"Sapi itu menunjukkan kekayaan kita. Sapi adalah hasil pertanian atau agrobisnis," ujar Dhohir Farisi atau yang biasa disapa Faris, dalam konferensi pers, di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Kamis (15/10).
Alasan yang sedikit berbeda disampaikan oleh Faris, menurutnya setiap mempelai pria memberikan sapi sebagai mas kawinnya, maka Indonesia tak perlu mengimpor daging sapi.
Yenny menyampaikan jika mas kawin adalah tradisi lama yang telah dilakukan sejak lama.
Para pendahulu rupanya menggunakan mahar.
Penggunaan sapi juga dirasa sebagai usaha untuk melestarikan budaya Indonesia.
"Ketika ditawarkan mau enggak kalau maskawin, saya setuju karena sesuai dengan tradisi. Selain itu, ingin mewariskan tradisi itu," ungkap Yenny.
Saat Faris menyampaikan hal tersebut, Yenny sempat merasa heran dan bertanya-tanya.
Lantaran hal itu bukanlah hal yang wajar dilakukan.
"Tapi saya segera mengiyakan, karena itu membedakan mas Faris berbeda dengan pria lainnya," ujar Yenny seraya tersipu.
Mahar berupa 10 sapi itu tergolong bukanlah hal yang murah.
Kendatipun begitu, Faris bukanlah orang sembarangan.
Sama seperti istrinya ia juga terjun ke dunia politik.
Pria berdarah Madura ini adalah anggota DPR Ri dari Partai Gerindra.
(*)