Diminta Ibunya Salat Jumat, Affan Pilih Main Bersama Teman hingga Tewas Tertabrak KRL di Jagakarsa
Ketika itu, Affan hendak menyebrangi perlintasan kereta api (KA) di depan Fakultas Hukum Universitas Pancasila (UP) sekitar pukul 11.45.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Affan Satrio Kalam (10) meninggal dunia setelah tertabrak KRL di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).
Ketika itu, Affan hendak menyebrangi perlintasan kereta api (KA) di depan Fakultas Hukum Universitas Pancasila (UP) sekitar pukul 11.45.
Ayah Affan, Mardani (47), mengatakan jika anaknya baru pulang dari sekolah di SDN 07 Pagi Lenteng Agung.
Hal itu dikatakan Mardani saat ditemui seusai pemakaman putranya di RW 08 Lenteng Agung.

"Habis pulang sekolah, ibunya nyuruh dia Salat Jumat. Tapi dia ngambek, minta uang sama ibunya. Akhirnya dia pergi sama temen-temennya," kata Mardani.
Ia menambahkan, istrinya sempat melarang Affan untuk main hingga ke perlintasan KA.
Menurut Mardani, putra pertamanya itu memang kerap menyebrangi rel untuk menuju lapangan sepak bola.
Sementara itu, Mardani melanjutkan aktivitasnya pergi ke masjid untuk Salat Jumat.
"Nah pas di masjid, waktu lagi khutbah, saya dikabari anak saya jatuh. Saya suruh pulang buru-buru. Pas sampai rumah ternyata dapat kabar anak saya tertabrak kereta," ujarnya.
Mardani tewas dengan luka di bagian kepala, lutut, dan kaki. Jenazahnya lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan.
Polisi minta warga tak jebol tembok perlintasan KRL
Perlintasan kereta api (KA) di depan Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, menjadi saksi bisu tewasnya Affan Satrio Kalam.
Bocah berusia 10 tahun itu tewas tertabrak kereta ketika hendak menyebrang rel.
Menurut Kapolsek Jagakarsa Kompol Harsono, perlintasan KA itu memang kerap menjadi tempat penyebrangan warga.