Kesaksian Pemilik Kebun yang Melihat Kegiatan Diksar Menwa Unitas: Dipukul dengan Kayu atau Ranting

Ini kesaksian warga sekitar yang melihat kegiatan Diksar Menwa Universitas Taman Siswa (Unitas).

Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
Tangkapan Layar Kompas.com
Usman (55 tahun), warga Desa Tanjung Baru, Ogan Ilir, Sumsel, yang lokasi kebunnya bersebelahan dengan lokasi diksar menwa Universitas Taman Siswa Palembang, saat ditemui Kompas.com, Jumat (18/10/2019). Ia menceritakan kegiatan para peserta selama 4 hari terakhir sebelum kasus meninggalnya satu peserta diksar pada Rabu (16/10/2019). (KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari

TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus kematian Muhammad Akbar (19) Mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang yang tewas saat mengikuti pra Diksar Menwa cukup mengejutkan banyak pihak.

Pasalnya dari hasil visum yang dilakukan pihak RS Bhayangkara Palembang, ditemukan adanya dugaan kekerasan pada Akbar.

Pada hasil visum ditemukan adanya tanda kekerasan akibat benda tumpul di bagian vital korban.

Acara diksar itu dilakukan di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Peristiwa itu juga mengejutkan Usman (55), warga desa setempat yang memiliki lahan di sebelah lokasi tempat diadakannya Diksar Menwa.

Mahasiswa Unitas di Palembang Tewas saat Pra Diskar Menwa, Rektor Berdalih: Bukan Kegiatan Kampus

Usman mengatakan, lokasi kebunnya hanya dibatasi pagar dengan tenda peserta Diksar Menwa Universitas Taman Siswa Palembang.

Rombongan Diksar menwa itu juga sudah berada di lokasi, 4 hari sebelum kejadian meninggalnya satu peserta Diksar.

Dengan demikian, Usman sudah beberapa kali melihat proses pelatihan peserta Diksar menwa tersebut.

Menurut keterangan Usman, peserta diksar rata-rata berkepala botak.

Mereka terlihat melakukan kegiatan seperti merayap di tanah, berjalan merangkak, hingga berguling-guling di tanah.

"Jika ada yang tidak mau (melakukan kegiatan yang diperintahkan) dipukul dengan kayu atau ranting, tapi tidak dikenai ke tubuhnya,” kata Usman saat ditemui di kebunnya, dikutip TribunJakarta dari Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Usman mengaku tidak mengetahui ada salah satu peserta diksar yang meninggal dunia.

Sebab saat petang ia pulang ke rumah dan saat itu tidak terjadi apa-apa di lokasi tersebut.

“Saya tidak tahu sebab malam itu saya pulang,” katanya.

Dari pantauan Usman, jumlah peserta kegiatan 26 orang.

Enam orang di antaranya adalah peserta wanita.

Mahasiswa Unitas Tewas saat Pra Diksar Menwa, Ada Pukulan di Bagian Vital: Komandan Sujud Minta Maaf

Suasana tempat Pra Diksar Menwa

Suasana tempat Diksar menwa di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan nampak sepi pada Kamis (17/10/2019).

Di lokasi hanya ada sebuah tenda barak besar yang dikelilingi oleh police line (garis polisi).

Tidak ada satu pun peserta Diksar yang masih ada di sana.

Saat diamati, beberapa barang seperti rompi dan tandu, masih tergeletak di dalam tenda.

Jenazah Muhammad Akbar saat akan dibawa ke rumah duka, Kamis (17/10/2019).
Jenazah Muhammad Akbar saat akan dibawa ke rumah duka, Kamis (17/10/2019). (TribunSumsel.com/ Muhammad Ardiansyah)

"Pagi tadi saya datang sudah sepi. Sebelumnya ramai," ujar Usman (55), warga sekitar yang tengah berkebun.

Ia mengatakan, Diksar tersebut telah dilakukan kurang lebih sejak 4 hari yang lalu.

Ia sempat melihat pendidikan para peserta dan panitia, yang cukup menguras fisik.

"Ada merayap, biasa. Tapi saya tidak terlalu memperhatikan," ungkapnya.

Makna Unggahan Gagang Telepon Tergantung Sabar! Sebentar Lagi . . . hingga Permintaan Maaf Jokowi

Rektor sebut bukan kegiatan Kampus

Rektor Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang, Ki Joko Siswanto mengatakan, kegiatan pra Diksar Menwa tersebut bukan kegiatan dari kampus Unitas.

Sebab, pesertanya merupakan gabungan dari berbagai kampus.

"Itu bukan kegiatan kampus. Seluruh pesertanya ada dari universitas lain. Bukan kita penyelenggaranya," kata Joko, Kamis (17/10/2019).

Joko menerangkan, kegiatan pra diksar itu memang diketahui dari pihak kampus.

Bahkan, setiap tahun Menwa Unitas memang mengikuti kegiatan diksar.

"Tahun sebelumnya berjalan lancar. Tidak pernah terjadi seperti ini. Makanya kami tidak khawatir. Kami juga menyesalkan adanya kejadian ini," ujarnya.

Joko menegaskan, pihak penyelenggara harus bertanggung jawab atas insiden tewasnya siswa mereka.

(Sumber: TribunJakarta/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved