Kabinet Jokowi Maruf
Ternyata Seragam Putih Hitam Calon Menteri Jokowi-Maruf Amin Memiliki Arti yang Gak Sembarangan
Busana putih hitam calon menteri Kabinet Jokowi Maruf Amin, ternyata ini artinya, ada aturan dan tidak asal-asalan.
Penulis: Suharno | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Sejumlah nama yang digadang-gadang bakal mengisisi pos menteri pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin selama lima tahun, mulai bertandang ke istana kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Sejumlah nama tersebut mulai dari Nadiem Makarim, Wishnutama, Erick Thohir, Mahfud MD, Airlangga Hartanto hingga Fadjroel Rachman.
Selain kesamaan tujuan untuk menjadi menteri, pilihan busana mereka pun serupa--atasan kemeja putih dan bawahan hitam.
Kemeja putih berlengan panjang dan bawahan celana hitam memang menjadi ciri khas para menteri di kabinet Jokowi.
Kemeja putih dianggap mencerminkan semangat kerja dan image Jokowi sebagai pemimpin yang merakyat.
Di luar urusan politik, busana monokrom ini termasuk dalam pilihan klasik yang sederhana tetapi dapat membuat pemakainya terlihat menarik.
Mengomentari busana calon menteri, desainer Deden Siswanto, menganggap warna putih memang memiliki kesan lebih bersih.
"Mungkin enggak mau warna-warni. Maunya lebih bersih, seragam dan elegan," ujar Deden saat dihubungi di Jakarta.

• Jadi Menteri, Ini Profil Nadiem Makarim dari Karyawan hingga Pendiri Gojek Bernilai Triliunan
Untuk tampilan lebih menarik dalam nuansa hitam putih, Deden mengingatkan pentingnya memerhatikan bentuk badan agar dapat membentuk postur tubuh.
Termasuk pilihan celana hitam yang juga mengikuti kaki, tidak sekadar siluet loose yang bisa membuat terlihat seseorang "kegombrongan."
"Ada aturan dan konstruksi masing-masing, jadi tidak asal beli saja. Bagi orang fesyen, (putih hitam) ini basic item, keren," ungkap Deden.
"Tapi, ini basic style harus tetap elegan, salah satunya pilihan bahan," sambungnya.
Kemeja putih memang harus menjadi item fesyen yang wajib ada dalam setiap lemari karena sangat fleksibel dipadukan dengan berbagai bawahan, baik formal atau kasual.
Berkemeja Putih ke Istana, Tetty Tak Diundang Jokowi
Mantan Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu ternyata tak diundang oleh Presiden Joko Widodo saat datang berkemeja putih ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmudin menyebut, Tetty datang ke Istana karena diusulkan Partai Golkar sebagai menteri.
Saat berada di dalam kompleks Istana, ia bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang sudah lebih dulu masuk lewat pintu samping.
"Tadi ada Ibu Tetty usul dari partai Golkar. Beliau bertemu Pak Airlangga," kata Bey kepada wartawan, Senin siang.

• Kapolri Tito Karnavian Dipanggil Presiden Jokowi ke Istana, Pengamat: Bisa Jadi Mendagri Karena Ini
Selesai bertemu dengan Airlangga, menurut Bey, Tetty langsung meninggalkan Istana. Kendati demikian Tetty tak terpantau keluar lewat pintu tempat awak media menunggu.
"(Tetty) tidak bertemu dengan Jokowi. Yang bertemu hanya Pak Airlangga," ucap Bey.
• Mahfud MD Diminta Presiden Jokowi Jadi Menteri: Saya Siap, Rabu Lusa Diperkenalkan dan Dapat SK
Namun Bey tak menjelaskan alasan kenapa Tetty tak ikut bertemu Jokowi. Ia hanya menegaskan bahwa Tetty tak diundang oleh Presiden.
"Tidak diundang," ucap Bey.
• Datangi Istana Negara, Siapakah Sosok Tetty Paruntu? Intip Gaya Anggunnya di Usia 50 Tahunan
Sementara itu, Airlangga tak menjelaskan secara gamblang soal kedatangan Tetty dan kenapa kadernya tak ikut bertemu Presiden.
"Ya tentu karena beliau sebagai bupati banyak hal yang dibahas. Tetapi juga belum tentu dengan Pak Presiden," kata Airlangga.
Tetty sendiri bergabung dengan Golkar sejak 2007.
Sejumlah jabatan pun pernah dipegang, mulai dari fungsionaris DPP hingga Wakil Bendahara I DPD Partai Golkar Sulawesi Utara.
Pada pertengahan tahun ini, ia pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi terkait kasus penerimaan gratifikasi yang menjerat anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar Bowo Sidik Pangarso.
6 Orang Pasti Jadi Menteri
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmudin mengatakan sejumlah orang yang dipanggil Presiden Joko Widodo dan dipastikan jadi menteri sudah terlihat sinyalnya.
Sinyal tersebut yakni ketika pulang, akan diarahkan protokoler untuk memberikan keterangan kepada awak media.
Dari sejumlah orang yang dipanggil Presiden Jokowi, sudah ada enam orang yang memberikan keterangan kepada awak media.
Keenam orang tersebut yakni Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD; mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma,ruf, Erick Thohir; Komisaris Net TV Whisnutama.
Selain itu ada pula Pendiri Go-Jek Nadiem Makarim; Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Komisaris Utama Adhi Karya Fadjroel Rahman.
Mahfud MD mengatakan dalam dua hari ini Senin hingga Selasa (21-22/10/2019), Presiden Joko Widodo akan memanggil para calon menteri.
Setelah itu, hari Rabu (23/10/2019), Presiden Joko Widodo akan memperkenalkan para menteri di kabinet Jokowi Maruf. (*)