Pilot Aktif Lebih Rentan Terpapar Nakorba, Garuda Indonesia Mulai Rutin Pengecekan Pegawainya
Pakar narkoba mengatakan kalau seorang pilot aktif dan awak kabin pesawat terbang lebih rentan terpapar narkoba.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Suharno
"Bahwa narkoba itu adalah mulanya dari ketidakpedulian kita terhadap pasangan masing-masing sehingga anak kita yang ingin dekat dan ingin mendapat informasi malah mendapat informasi dari luar dan salah," kata Ari.
Dalam upaya pemberantasan narkoba, lanjutnya, Garuda Indonesia Group sebelumnya juga telah bekerja sama Badan Narkotika Nasional (BNN) sejak tahun 2015 lalu.
Lalu di bulan Juli tahun 2019, Sriwijaya Air Group turut berpartisipasi dalam pembentukan kader anti penyalahgunaan narkoba, sosialisasi pengawasan lalu lintas orang, barang, dan pos yang dicurigai sebagai jalur peredaran narkoba.
"Selain itu, perusahaan berkala juga mengadakan pemeriksaan wajib tes urine bagi seluruh karyawan termasuk para jajaran manajerial. Apabila ditemukan karyawan yang terbukti mengonsumsi narkoba, maka kami tidak segan untuk memberikan sanksi tegas sesuai ketentuan yang berlaku," tegas Ari
Pemeriksaan rutin, menurut Ari sebagai bentuk kepedulian dan keselamatan penerbangan apa lagi Garuda Indonesia adalah maskapai berpelat merah.
Bahkan pemeriksaan urine untuk penangkalan pencandu narkoba sudah dilakukan sejak tes rekrutmen pilot dan pegawai Garuda Indonesia.
"Pemeriksaan tes urine juga kami lakukan sebagai bagian dari proses rekrutmen pada tahap background check. Dengan harapan setiap individu yang bergabung menjadi keluarga besar Garuda Indonesia Group akan bersatu memberantas narkoba dan selalu mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan para pengguna jasa layanan penerbangan," tutup Ari. (*)