Fadjroel Rachman Kini Jadi Jubir Presiden, Ini Rekam Jejaknya: Sempat Ingin Jadi Capres Independen

Fadjroel Rachman secara gamblang mengaku ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai juru bicara.

Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
Tangkapan Layar Kompas TV
Fadjroel Rachman 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Fadjroel Rachman secara gamblang mengaku ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai juru bicara.

Fadjroel menyebut keputusan presiden terkait penugasannya ini sudah diteken oleh Jokowi.

Hal itu disampaikan Fadjroel di halaman Istana Kepresidenan, usai melangsungkan pertemuan dengan Presiden Jokowi, Selasa (22/10/2019).

"Sudah (ditandatangani Keppresnya), (sebagai) Juru Bicara Presiden," kata Fadjroel.

Ia menyampaikan harapan agar bisa bekerjasama dengan awak media.

Akan Diumumkan Hari Ini, Daftar 32 Nama Menteri di Kabinet Kerja II Beserta Jabatannya: Nasib AHY?

"Nanti saya minta bantuan kepada teman-teman baik dari wartawan, mudah-mudahan bisa diterima dan kita bisa bekerja sama," kata dia.

Fadjroel Rachman tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019), pukul 14.12 WIB.

Ia memakai kemeja putih seperti pakaian yang dikenakan calon-calon menteri yang lain.

Fadjroel Rachman sebelumnya sudah merapat ke Istana pada Senin kemarin.

Dia mengaku diberi tugas oleh Presiden Jokowi di Kabinet Kerja Jilid II tapi masih merahasiakan jabatan yang bakal diembannya.

Kini setelah selesai bertemu dengan Jokowi, Fadjroel Rachman membeberkan tugas yang diberikan Jokowi kepadannya.

Namun Bukan sebagai menteri seperti yang ramai diberitakan, melainkan sebagai juru bicara presiden.

Nama Fadjroel Rachman di panggung politik sebenarnya tidak asing.

Sejak lama ia sudah aktif dalam berbagai kegiatan politik.

Apa Hukum Sholat Rebo Wekasan atau Sholat Tolak Bala? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sekilas rekam jejak Fadjroel Rachman:

Profil singkat

Fadjroel Rachman diketahui lahir di Banjarmasin 17 Januari 1964.

Ia menyelesaikan strata satu di Jurusan Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB).

Namun, untuk jenjang S2 dan S3, ia mengambil program Manajemen Keuangan dan Moneter Fakultas Ekonomi Universias Indonesia.

Fadjroel merupakan salah satu aktivis pendukung Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.

Dukungan tersebut juga diberikan saat Jokowi maju bersama dengan Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.

Mantan Aktivis 98

Sejak masih mahasiswa, ia sudah cukup aktif dalam pergerakan mahasiswa.

Bahkan, ia menjadi salah satu aktivis yang turut menuntut turunnya presiden kedua RI, Soeharto pada 1998.

Di ITB, aktif dalam kegiatan sastra, pers, kebudayaan, dan kelompok studi.

Saat mengenyam pendidikan S2 di UI, Ia kembali terjun menjadi aktivis dengan statusnya sebagai Ketua Presidium Forum Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia, Forum Wacana UI.

Bersama ribuan mahasiswa, kembali menuntut Soeharto turun dari kekuasaannya pada 18 – 21 Mei tahun 1998.

Kisah Menteri Termiskin di Indonesia, Tak Mampu Bayar Rumah Sakit Tapi Karyanya Menakjubkan

Komisaris Utama PT Adhi Karya

Komisaris Utama PT Adhi Karya itu kini telah ditunjuk menjadi juru bicara presiden.

Namun rupanya Fadjroel belum mau mundur dari jabatannya saat ini.

"Nanti saya minta bantuan kepada teman-teman baik dari wartawan, mudah-mudahan bisa diterima dan kita bisa bekerja sama," kata dia.

Ia akan memastikan dulu apakah tugas yang diberikan Jokowi ini membuatnya dilarang rangkap jabatan atau tidak.

Sosok di Balik Kesuksesan Sri Mulyani yang Kembali Jadi Menkeu, Tonny Sumartono Setia Mendampingi

Pernah Ingin Jadi Capres Independen

Dikutuip TribunJakarta dari Kompas.com, sebelum menjadi jubir, Fadjroel Rahman pernah mendeklarasikan diri sebagai calin presiden independen pada pilpres 2009.

Ia mengaku tak gentar berhadapan dengan calon-calon yang diusung oleh parpol.

Menurutnya, calon independen akan menjadi alternatif di tengah menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.

"Tahun 2009, saatnya untuk capres independen!" kata Fadjroel.

Pria kelahiran Banjarmasin tersebut mengatakan, ia bisa meraup suara dari jumlah golput yang diperkirakan mencapai 60 juta pemilih.

Ia pun percaya diri bisa memberikan harapan yang lebih nyata pada rakyat.

Prabowo Akan Jadi Menteri, Najwa Shihab Malah Teringat Firasat Adian Napitupulu: Jadi Kenyataan?

"Sekarang ini, ada kerinduan masyarakat akan capres non parpol," kata dia.

Untuk itu, bersama dengan Mariana Amiruddin dan Bob Fabian, ia pun mengajukan uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden ke Mahkamah Konstitusi.

Dikutip dari Harian Kompas, 19 Agustus 2008, Fadjroel menyebutkan bahwa permohonan uji materi itu dilakukan untuk mengembalikan hak konstitusional setiap warga negara.

"Dalam hal ini hak untuk mengajukan diri menjadi calon presiden tanpa harus melalui partai politik. Sebab, tidak semua warga negara menjadi anggota partai politik," kata Fadjroel.

Fadjroe mengatakan, permohonan uji materi ini juga dilakukan karena calon perseorangan sudah dapat mengikuti pemilihan gubernur dan bupati/wali kota.

Untuk membangun persamaan perlakuan di muka hukum, hal serupa perlu dilakukan untuk pemilihan presiden.

Namun, Mahkamah Konstitusi menolak permohonan uji materi terkait calon presiden dari jalur independen itu, seperti diberitakan Harian Kompas, 18 Februari 2009.

MK menilai, dalam konstruksi yang dibangun dalam UUD 1945, pengusulan pasangan calon presiden hak konstitusional partai politik.

Atas putusan itu, calon perseorangan tidak bisa dicalonkan sebagai presiden/wakil presiden. M

eski demikian, Fadjroel pun menyatakan akan terus mendorong perubahan kelima UUD 1945.

Ia juga tak akan menghentikan kampanye dirinya sebagai capres independen.

(Sumber: TribunJakarta/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved