Cara Pemkot Tangerang Atasi Cuaca Ekstrem, Perbanyak Kampung Tematik dan Taman

Belakangan ini kawasan Provinsi Banten terutama Kota Tangerang sedang dilanda cuaca ekstrem.

Tribunjakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Seorang pria terlihat memayungi kepalanya menggunakan kardus demi menghalau terik matahari saat akan memasuki mobil di bilangan Jalan Parakan, Pamulang, Tangsel, Selasa (22/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, KARAWACI - Belakangan ini kawasan Provinsi Banten terutama Kota Tangerang sedang dilanda cuaca ekstrem.

Dari data yang di dapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu di luar ruangan Kota Tangerang menyentuh angka hingga 36 derajat celsius.

Pasalnya, cuaca ekstrem tersebut akan terjadi hingga sepekan ke depan tanpa diimbangin dengan turunnya hujan.

Namun, menurut Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, Kota Tangerang mempunyai cara sendiri untuk memerangi cuaca ekstrem yang melanda kotanya.

Yakni dengan memperbanyak Kampung Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang disulap menjadi kampung asri penuh tanaman yang dapat dipanen.

"Ini bagian dari program membangun lingkungan-lingkungan melalui program penghijauan penanaman. Bagaimana menurunkan global warming. Makanya dengan penghijauan ini kan rada adem," ujar Arief di Karawaci, Kota Tangerang, Kamis (24/10/2019).

RW 03 Kelurahan Nambo Jaya, Kecamatan Karawaci sendiri dulunya kampung yang terkenal kumuh karena sering terkena banjir besar kalau musim hujan melanda Kota Tangerang.

Namun, beberapa tahun lalu kawasan tersebut ikut program Kampung Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang disulap menjadi kampung asri penuh tanaman yang dapat dipanen.

Selain mempercantik dan memanjakan mata, hasil panen juga dapat dijadikan pemasukan untuk warga sekitar.

"Tadinya di sini sering banjir mungkin terkesan kumuh, sekarang bisa jadi taman luar biasa," ujar Arief sambil panen berbagai tanaman, Kamis (24/10/2019).

Kata Arief, bukan hanya bercocok tanam, warga sekitar juga diberikan edukasi soal pemberdayaan hasil panen agar bisa dinikmati warga luar Karawaci.

"Dan luar biasanya, masyarakat yang ingin tanaman fresh tanpa kimia datang saja ke kampung Antorium, karena setiap hari bisa dipanen langsung dan bisa dinikmati langsung," jelas Arief.

BERLANGSUNG Live Streaming Semifinal DBL DKI Jakarta Championship Series 2019, Berebut ke Final

Biaya Rp 25 Juta Disiapkan Komaruddin, Mantan Pengidap Stroke untuk Aksi Jalan Kaki Bandung-Jakarta

Kampung tersebut pun telah menghasilkan banyak tanaman sayuran seperti tomat, terong, timun, kailan, kembang kol, dan masih banyak lainnya.

Menurut Arief, selain dijual dalam bentuk mentahan, warga RW 03 Kelurahan Nambo Jaya juga menjuak produknya dalam bentuk olahan.

Seperti manisan terong, manisan pepaya, manisan tomat, sambal, keripik terong, dan masih banyak lagi.

"Di sini juga langsung diolah, jadi teman-teman yang bikin keripik terong langsung fresh dicabut dibersihkan dipotong tipis-tipis, dibumbuin, dan digoreng," tutup Arief.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved