Pria Misterius Minta Ginjal Anak SD
Kak Seto Sebut Kasus Pria Misterius Minta Ginjal Anak SD di Tangsel Sebagai Kejahatan Baru
Kak Seto, mengatakan, kasus pria misterius minta ginjal siswa SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), sebagai kejahatan baru.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Pemerhati anak, Seto Mulyadi, atau yang karib disapa Kak Seto, mengatakan, kasus pria misterius minta ginjal siswa SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), sebagai kejahatan baru.
"Jadi ini sesuatu yang baru saya kira ya, kejahatan baru, yang membuat anak-anak akhirnya tidak berani keluar, orang tua tidak mengizinkan anak-anak beraktivitas," ujar Kak Seto di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Selasa (12/11/2019).
Kak Seto juga tegas mengatakan bahwa kasus minta ginjal itu sebqgai kekerasan terhadap anak.
"Iya dong kekerasan terhadap anak. Membuat anak tidak nyaman, tidak tenang, ginjal berarti kan tanpa sadar bisa terjadi pembunuhan," ujarnya.
• Dua Siswinya Jadi Korban Penyiraman Cairan Kimia, SMPN 229 Jakarta Barat Perketat Keamanan
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu sendiri emnyampaikan spekulasinya terhadap motif pria misterius itu.
Menurutnya hal itu bisa saja hanya menakut-nakuti ataupun benar memang ingin mendapatkan ginjal untuk diperjual-belikan.
"Ya mungkin sekedar membuat resah, ya mungkin juga membuat ancaman-ancaman, ya mungkin juga suatu kenyataan, karena kan sekarang banyak ya ginjal diperjualbelikan. Jadi mohon ini diwaspadai," ujarnya.
• DPRD DKI Jakarta Imbau Dinas Kehutanan Menanam Pohon Besar di Trotoar Jalan Cikini Raya
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, seorang siswa SDN Bambu Apus 02, berinisial DA (9), ketakutan karena diminta ginjalnya oleh pria tidak dikenal yang mengenakan jaket ojek online.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (8/11/2019), sekira pukul 11.00 WIB saaat DA jalan kaki pulang dari sekolah.
Ita (32), orang tua DA, sudah melaporkan kejadian itu ke pihak guru, dan ternyata, ada seorang siswa lain yang mengalami hal serupa. (*)