Ketua DPRD DKI Kritik Keras Penebangan Pohon di Cikini: Potong Sana, Potong Sini, Akhirnya Merugikan

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengkritik keras kebijakan Pemprov DKI yang kerap menebang pohon demi menjalankan revitalisasi trotoar.

TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi saat ditemui di kantornya, Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengkritik keras kebijakan Pemprov DKI yang kerap menebang pohon demi menjalankan revitalisasi trotoar.

Menurutnya, hal tersebut malah merugikan masyarakat lantaran kawasan yang ditebangi pohonnya itu menjadi terlihat gersang.

"Tolong jangan membabi buta, potong sana potong sini, akhirnya merugikan nih. Karena itu pohon ada tujuannya kenapa dulu dipasang di kiri-kanan jalan," ucapnya, Senin (11/11/2019).

Menurutnya, seharusnya Dinas Kehutanan dan Pemakanan DKI Jakarta memindahkan pohon tersebut bukannya malah merekomendasikan Dinas Bina Marga untuk menebangnya.

"Ini pohon kan sudah puluhan tahun, enggak gampang loh numbuhin pohon jadi sebesar itu. Tapi kok malah ditebang begitu saja, kan mati berarti," ujarnya saat ditemui di ruangannya lantai 10 Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

"Kalau ini dipindahkan kan bisa, masih banyak tepat kosong yang bisa ditanamani pohon," tambahnya.

Politisi senior PDIP ini pun mengaku sempat mendapatkan sejumlah keluhan, baik dari warga maupun dari pemerhati lingkungan yang mempertanyakan kebijakan Pemprov DKI memotong sejumlah pohon di sepanjang Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat.

"Saya banyak di telpon warga loh yang mengadu kok pohon di Cikini ditebang. Ini sebenarnya kan bisa buat menghalangi polusi udara atau menyerap debu," kata Prasetyo.

"Kalau ditebang seperti sekarang kan fungsinya jadi hilang," tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 34 pohon berjenis beringin dan angsana yang ada di sepanjang Jalan Cikini Raya ditebang oleh Dinas Bina Marga dan Dinas Kehutan DKI Jakarta.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyebut, ada empat alasan pihaknya menebang pohon berusia puluhan tahun tersebut.

"Itu di bawahnya (akar pohon angsana) merusak saluran drainase," kata Hari, saat dihubungi Wartawan, Senin (4/11/2019) malam.

Alasan kedua, sambungnya, yaitu pohon angsana ini sudah berusia tua.

"Sebelum menebang itu, kami dapat rekomendasi dari Dinas Kehutanan, dilihat dari sisi jenis pohonnya, itu pohon angsana, sudah tua," ujar Hari.

Alasan ketiga, lanjut Hari, pohon angsana tua ini merusak konstruksi jalan.

"Ketiga, merusak konstruksi jalan. Jadi, artinya kalau tidak ditebang, itu mengganggu. Makanya ditebang," ucapnya.

Alasan keempat, kata dia, pohon-pohon angsana tua ini ditebang lantaran khawatir roboh kala musim hujan tiba.

"Karena ini sudah musim hujan, kan mampet banjir, tahu-tahu ada pohon tumbang, kan dampaknya ke sana. Makanya diantisipasi sejak saat ini, makanya dipotong," ucap Hari.

Pohon Angsana & Beringin di Jalan Cikini Raya Diratakan Pemprov DKI, Ini Kenangan Para Pejalan Kaki

Sisa-sisa batang pohon angsana dan beringin yang berada di trotoar Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2019).
Sisa-sisa batang pohon angsana dan beringin yang berada di trotoar Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Pohon angsana dan pohon beringin yang sudah berada puluhan tahun di trotoar Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, ajalnya berakhir di tangan Pemprov DKI Jakarta.

Saat masih berdiri kokoh di sana, pohon-pohon tersebut mampu melindungi pejalan kaki dari sorot sinar matahari yang menyengat.

Satu di antara pejalan kaki, Fifi (38), mengatakan setiap Senin hingga Jumat dirinya kerap melintas di trotoar tersebut.

"Saat hari kerja, saya selalu melintas di sini. Dulu adem banget ya, sekarang karena pohonnya digunduli, jadi panas banget," ujar Fifi, di atas trotoar Jalan Cikini Raya, Kamis (7/11/2019).

Karyawan swasta asal Bogor, Jawa Barat ini mengatakan ada kenangan dengan pohon-pohon angsana dan beringin tersebut.

"Kayak waktu saya mau makan siang dulu, kalau menunggu teman, kumpul dulu di sini. Meneduh-lah karena adem," ucap Fifi, yang bekerja di kantor, kawasan Cikini.

Presiden Jokowi Singgung Rangkulan Surya Paloh dan Sohibul Iman, PSI: Sindiran, PDIP: Itu Guyonan

Tak hanya Fifi, Mahasiswa jurusan seni rupa ini pun memiliki kenangan dengan pohon angsana dan beringin tersebut.

Adalah Satria (26), yang mengatakan pernah menggambar pohon angsana dan beringin tersebut untuk tugas kuliahnya.

"Dulu banget, tahun 2013-an lah ya. Saya pernah melukis pohon-pohon di sini untuk tugas kuliah. Cuma sekarang enggak tahu di mana gambarnya," ucap Satria, yang kini menjadi seniman lukis.

Sisa-sisa batang pohon angsana dan beringin yang berada di trotoar Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2019).
Sisa-sisa batang pohon angsana dan beringin yang berada di trotoar Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Satria bercerita, saat dirinya sebagai mahasiswa di kawasan Cikini, hampir setiap hari dirinya melintas di trotoar tersebut.

Sebab, rumahnya yang berada di Depok, Jawa Barat, menuntutnya untuk menggunakan jasa layanan kereta rel listrik (KRL).

"Lebih gampang soalnya kalau naik kereta, kan dekat Stasiun Cikini. Jadi, sering banget-lah lewat trotoar ini," ujarnya.

Ustaz Abdul Somad Singgung Radikal Tak Akui Pancasila, Sebut Nama Rizieq Shihab & Tengku Zulkarnain

Pemprov DKI akan Ganti Pohon Angsana dan Beringin dengan Tabebuya, Ini Kata Pengamat

Kepala Suku Dinas Kehutanan Jakarta Pusat, Mila Ananda, menyebut akan menanam pohon tabebuya di sepanjang trotoar Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.

Hal itu dilakukan guna mengganti pohon angsana dan beringin yang telah ditebang pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sejak beberapa hari lalu.

"Nanti bakalan diganti pohon tabebuya," ucap Mila, saat dihubungi TribunJakarta.com, Kamis (7/11/2019).

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengatakan pemilihan pohon tabebuya lantaran mengikuti tren saja.

"Pemilihan pohon tabebuya, lebih karena mengikuti tren saja, serta ketersediaan di pasaran," ujar Nirwono, sapaannya, saat dihubungi TribunJakarta.com, Kamis (7/11/2019).

Padahal, menurut Nirwono, pohon angsana dan beringin merupakan jenis pohon besar.

"Pohon besar seperti beringin bisa ratusan tahun usianya, sementara angsana bisa lebih dari 50-75 tahun. Tergantung perawatan dan pemeliharaan pohonnya," ujar Nirwono.

Pohon tabebuya, menurutnya, merupakan jenis pohon kecil.

Artinya, kata Nirwono, fungsi ekologis antara pohon angsana-beringin dengan tabebuya jelas berbeda.

"Bandingkan dengan tabebuya (kategori pohon kecil) sedangkan beringin dan angsana (pohon besar), tentu memiliki fungsi ekologis lebih baik ketimbang tabebuya," ucapnya.

"Misal, daya serap gas polutan, keteduhan, dan iklim mikro, produksi oksigen (daunnya lebih lebat dan tajuk lebih lebar), serta berusia lama ratusan tahun," dia menambahkan.

Jadi Pedagang Asongan di Jakarta Sejak Tahun 1970, Ahmad Miliki Sawah dan Tanah di Kampung

Karenanya, Nirwono menyebut Pemprov DKI Jakarta tak serius merawat pohon-pohon. Terkhusus Dinas Kehutanan Pertanaman DKI.

"Dinas Pertamanan dan Kehutanan tidak serius merawat pohon. Harusnya pohon masih bisa diselamatkan atau dirawat (kalau sakit, keropos, dan lain-lain)," kata Nirwono.

Karenanya, lanjut dia, semakin banyak pohon-pohon besar, maka daya serap air untuk disimpan ke dalam tanah akan lebih baik.

"Kalau semakin banyak pohon-pohon besar semakin bagus untuk menahan angin. Sekaligus membantu mengurangi air yang terbuang," katanya.

"Belum lagi, fungsi sebagai habitat satwa liar, penanda kawasan, dan lain-lain," Nirwono menambahkan.

Nirwono mengatakan, Pemprov DKI juga belum memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang pohon sebagai acuan perencanaan penataan dan pemeliharaan pohon.

Sebabnya, kata Nirwono, hal itu sebaiknya dirumuskan secara matang dan tak asal. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved