Novel Baswedan Rencana Lapor Balik, Dewi Tanjung Tak Kaget: Masa Saya Harus Bilang Wow Gitu?
Dewi Tanjung mengungkapkan dirinya tidak kaget saat pihak Novel Baswedan berencana melaporkan balik dirinya.
"Saya minta misalnya, cek dia ke rumah sakit waktu dia diserang, kemudian Kapolri datang karena saya ada di sana, Kapolda datang untuk memastikan bahwa itu peristiwa, dan negara kemudian membiayai pengobatan saudara Novel sampai ke Singapura," jelasnya menambahkan.
Alasan Dewi Tanjung Laporkan Novel Baswedan
Diberitakan sebelumnya, Dewi Tanjung membeberkan alasannya melaporkan Novel Baswedan pada 6 November lalu.
Dewi Tanjung melaporkan Novel Baswedan karena menduga sang penyidik KPK merekayasa penyiraman air keras.
Dikutip TribunWow.com dari wawancara eksklusif yang dilakukan Tribunnews.com, Dewi Tanjung membeberkan alasan melaporkan Novel Baswedan.
Mulanya, perempuan yang juga politisi PDIP ini mengatakan dirinya sebenarnya memiliki rasa empati yang tinggi terhadap kasus yang dialami Novel Baswedan.
Namun, seiring berjalannya hari, Dewi Tanjung mengaku ada kegaduhan dalam masyarakat.
"Di awal saya simpati, empati saya tinggi sama Novel Baswedan. Bisa dilihat di status-status saya membela dia," kata Dewi Tanjung pada Tribunnews.com, Minggu (10/11/2019).
"Kenapa saya sampai seperti ini? Saya melihat masyarakat itu gaduh dan timbul kecurigaan. Kegaduhan di masyarakat, karena ketidakjelasan kasus hukum ini. Dari situ saya mulai mempelajari. Saya pelajari," jelas dia menambahkan.
Lantas, Dewi Tanjung menjelaskan maksud dari masyarakat yang mengalami kegaduhan hingga timbul kecurigaan.
"Bisa dilihat di media sosial. Di media sosial itu juga banyak yang tidak percaya kasus ini. Dan, mereka butuh kepastian. Mereka butuh kepastian," beber Dewi Tanjung.
Setelah mempelajari kasus Novel Baswedan, Dewi Tanjung menemukan sejumlah kejanggalan.
Kejanggalan yang ditemukan, kata Dewi Tanjung, satu di antaranya adalah rekaman CCTV yang dirilis.
"Saya perhatikan di situ, pernyataan awal Novel Baswedan situasi di situ sepi tidak ada orang, tetapi di dalam rekaman CCTV ternyata ada dua orang memakai mukena. Lalu, saya pelajari di berita-berita yang beredar bahwa pelaku itu memakai mug atau cangkir karena ditemukan oleh tim labfor ada cangkir kaleng di lokasi," urai Dewi Tanjung.
"Saya pelajari, akhirnya saya peragakan sendiri cangkir dengan botol lebih mana efek air itu keluar ternyata cangkir. Sekarang kita berlogika, apabila kita pegang cangkir lalu naik motor, motor tidak pelan-pelan banget loh itu agak sedikit kencang."