Syuna Lulus Kedokteran di Umur 20 Tahun: Ternyata Sejak SD Ikut Kelas Akselerasi
Syuna Salimdra menjadi dokter di usia muda yaitu 20 tahun. Dia akselarasi sejak sekolah di SD hingga SMA
TRIBUNJAKARTA.COM, MALANG- Syuna Salimdra menjadi dokter di usia muda yaitu 20 tahun. Pada 26 Oktober 2019 lalu, pria kelahiran 8 Mei 1999 ini baru saja dilantik dan diambil sumpah sebagai dokter ke-40 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
"Saya mulai kuliah di usia 14 tahun," jelas Syuna kepada suryamalang.com, Kamis (14/11/2019) saat wawancara lewat telepon.
Kuliah di kedokteran dan co as diselesaikan 5,5 tahun.
"Saya masuk TK usia 3 tahun. Sejak SD sudah ikut kelas akselerasi," terang putra pasangan Buntoro Salimdra dan Marzuqoh ini.
Syuna Salimdra masuk SD usia 5 tahun. Karena akselerasi, masa di SD diselesaikan lima tahun. Usia 10 tahun masuk SMP. Ini juga akselerasi dua tahun. Masuk SMA usia 12 tahun dan lulus usia 14 tahun.
"Jadi sejak SD sampai SMA ikut kelas akselerasi terus," jawabnya.
Menurutnya, itu fasilitas yang disediakan oleh orangtuanya. Dan ia hanya menjalani saja. Karena itu ia kuliah pada usia 14 tahun.
Jenjang TK sampai SMA diselesaikan di Banjarmasin. Kemudian ia mencoba ikut jalur SNMPTN dengan memilih kedokteran di Undip Semarang dan UGM. Tapi tidak diterima.
Syuna Salimdra lantas ikut SBMPTN di Universitas Mulawarman, tidak diterima pula.
"Jadi saya memilih ke PTS namun tetap sama di kedokteran," kata dia.
Akhirnya diterima di UMM.
Katanya, meski paling muda di antara teman-temannya, ia tidak masalah.
"Karena saya juga terbiasa bergaul dengan yang usianya lebih tua," kata Syuna.
Masa tinggal di Malang dikatakan perlu adaptasi setahun. Setelah itu terbiasa.
"Sebab biasanya kan di Banjarmasin terus tinggal di Jawa kan perlu penyesuaian," jawabnya.
Saat lulus sebagai sarjana kedokteran, IPK nya 3,52. Sedang saat co as IPK nya 3,43. Pada 26 oktober 2019, ada 67 dokter lainnya yang berhasil menuntaskan pendidikan profesi dokternya.
Menjadi dokter memang impiannya selain dorongan orangtua. Impiannya adalah menjadi dokter di institusi negara, seperti dokter polisi.
Syuna Salimdra lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dengan nilai sangat memuaskan.
Ia berhasil meraih nilai terbaik UKMPPD Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dengan nilai 42,08 bersama dr M Ilham Akbar.
Pria yang hobi mendengarkan musik ini menyatakan fase paling berat saat tugas di puskesmas karena tugasnya yang cukup banyak ditambah dengan jadwal jaga yang padat.
Dikatakan, selama lima semester, ia dipercaya untuk menjadi asisten dosen di laboratorium skill FK UMM. “Saya jadi asisten dosen mulai semester tiga sampai semester tujuh. Ternyata mengajar enak juga, apa yang diajar bisa lebih mudah diingat,” katanya.
• Juragan Ayam Geprek Pergoki Istrinya dengan Perwira Polisi Malam-malam: Alasannya Latihan Pramuka
• Perempuan Ini Tawarkan Main Bertiga di Twitter: Pasang Tarif Segini, Polisi Turun Tangan
• Istri Pelaku Bom di Polrestabes Medan Berkomunikasi dengan Napi Terorisme untuk Aksi Teror di Bali
Ia ingin nanti jadi dokter spesialis anastesi ini. Tugas akhirnya tentang penggunaan minyak jelantah untuk menggoreng.
Judulnya "Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Terhadap Perbaikan Histopatologi Sel Hepar Tikus Putih Yang Diinduksi Minyak Jelantah”.
Dari penelitian, ada kerusakan hati karena mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak jelantah. Dengan penelitian ini, jika dikonsumsi manusia juga bisa merusak hatinya. Sebab hati tikus dan manusia memiliki kerja yang sama.
Penulis: Sylvianita Widyawati
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Syuna Salimdra asal Banjarmasin jadi Dokter Umur 20 Tahun dari FK Universitas Muhammadiyah Malang