Teror Air Keras di Jakarta
Pelaku Teror Siram Air Keras Beraksi 3 Kali, Sadar yang Diperbuat hingga Ingin Korbannya Menderita
Pelaku Teror Siram Air Keras Beraksi 3 Kali, Sadar yang Diperbuat hingga Ingin Korbannya Menderita. Polda Metro Jaya menangkap pelaku peneror.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Pelaku sadar dengan aksi yang dilakukan

Kasandra Putranto yang turut dilibatkan Polisi dalam pemeriksaan FY (29), pelaku penyiraman air keras setelah ditangkap pada Jumat (16/11/2019) mengatakan, pelaku mengaku melakukan penyiraman secara sadar.
"Kebetulan pemeriksaan diminta tadi pagi dan ada pemeriksaan sebentar dan pastinya belum selesai. Masih belum lengkap dari kami peroleh tadi setidaknya mempertanggungjawabkan perbuatannya. Artinya sadar tidak ditemukan adanya halusinasi apapun," kata Kasandra di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (16/11/2019).
Dilansir dari Kompas.com, sepertinya Pelaku beraksi di tiga wilayah di Jakarta Barat.
Ada enam perempuan yang menjadi korban.

Mereka adalah AE dan P berusia 13 tahun. Kemudian S (59) yang merupakan pedagang sayur dan terakhir tiga pelajar ES (15), SAA (16) dan WM (16).
Kasandra mengatakan, meski semua korban merupakan perempuan, pelaku mengaku secara acak mencari korban.
"Tapi sebenarnya kalau dari pelaku sendiri tidak ada tujuan dan sasaran bahwa mengejar perempuan atau anak perempuan. Jadi memang secara acak. Kebetulan saja mungkin ketika sedang melakukan aksinya yang paling mudah adalah anak perempuan," tuturnya.
Hasil pemeriksaan, pelaku mengaku melakukan penyiraman air keras agar orang lain merasakan seperti penderitaan yang dialaminya.
"Jadi kalau mau sembuh (pelaku) katanya harus begitu (menyiram air keras). Jadi orang pengen merasakan apa yang dia (pelaku) rasakan," kata Panit 2 Jatanras Polda Metro Jaya, AKP Adhi saat.
Pelaku mengaku pernah mengalami kecelakaan jatuh dari lantai 3, beberapa tahun lalu. Dalam insiden tersebut, pelaku kekurangan uang untuk membiayai pengobatan.
Ia merasa kurang diperhatikan.
"Lalu mengalami kesulitan dalam pembiayaan pengobatan dan karena rasa marah itu dia lampiaskan kepada orang lain dengan harapan orang lain akan merasakan apa yang dia rasakan," kata Kasandra. (KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi)