Tak Kapok Terjaring Razia, Hariyanto Tetap Nekat Jadi Pengemis Bermodus Kaki Pincang
Saat berada di Panti Sosial, Hariyanto yang diminta membuka perbannya ternyata tak mengalami luka apapun. Ia pun bisa berjalan normal
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Meski sudah pernah terjaring razia, Hariyanto (48) tak jera menjadi pengemis bermodus kaki pincang.
Kini, ia pun telah berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I, Kedoya, Jakarta Barat setelah terjaring razia petugas Sudinsos Jakarta Pusat di kawasan Karet Bivak, Tanah Abang.
Hariyanto mengaku nekat berpura-pura pincang untuk mendapatkan belas kasih masyarakat demi menghidupi enam anaknya yang ada di Palembang, Sumatera Selatan.
"Saya butuh biayain anak, sekarang kan cari makan susah. Anak saya ada enam di Palembang," kata Hariyanto di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (16/11/2019).
Dalam menjalankan aksinya, Hariyanto selalu membalut perban di kaki kanannya.
Tanpa mengenakan alas kaki, ia berjalan seolah-olah pincang.
Tak hanya mengemis di lampu merah, ia juga menyisir ruko-ruko hingga perumahan warga.
• Arti Kata La Lembah Manah Cucu Ketiga Presiden Jokowi, Buah Hati Gibran dan Selvi
• Kronologi Tertangkapnya Pencuri HP di Stasiun Senen, Aksi Pelaku Terekam CCTV
Saat berada di Panti Sosial, Hariyanto yang diminta membuka perbannya ternyata tak mengalami luka apapun. Ia pun bisa berjalan normal.
"Dapat ide dari teman karena yang penting saya bisa dapat uang," kata Hariyanto yang berdalih hanya mendapat Rp 50.000 dalam sehari.
Kepala Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Masyudi membenarkan Hariyanto bukan kali pertama terjaring razia.
"Dia ini sudah dua kali terjaring razia. Yang pertama itu tanggal 17 September dan dibawa kesini. Modusnya sama yakni pura-pura sakit kakinya dan diperban," kata Masyudi.
Menurutnya, modus seperti yang dilakukan Hariyanto memang banyak ditemui demi mendapatkan belas kasih dari masyarakat.
"Pengakuannya, dia ini butuh uang untuk biayain enam anaknya di Palembang, dulunya dia ini ngakunya kerja serabutan disana (Palembang) sebelum ke Jakarta," kata Masyudi.
Rencananya, Hariyanto akan dipindahkan ke Sudin Sosial Balaraja, Tangerang untuk diberikan pembinaan agar tak kembali melakukan aksi serupa.