Kisah Ahmad Pemijat Bekam Keliling, Adu Nasib di Ibu Kota Demi Bantu Ayah Terkena Stroke di Kampung
Seraya membawa tas kecil, Ahmad Ali (30) berjalan kaki di atas trotoar jalan Perwira, Gambir, Jakarta Pusat.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Seraya membawa tas kecil, Ahmad Ali (30) berjalan kaki di atas trotoar jalan Perwira, Gambir, Jakarta Pusat.
Ali mengalungkan papan kayu tipis bertali bertuliskan 'Pijat Bekam Masuk Angin P.Mat' di lehernya.
Dengan mengalungkan papan tersebut, ia berkeliling menawarkan jasa pijatnya kepada khalayak luas.

"Supaya orang tahu, kalau enggak ada tulisan gini enggak tahu. Sama aja kayak plang sekolah, kalau enggak ada plangnya kita enggak tahu letaknya di mana," jelas Ali kepada TribunJakarta.com pada Senin (18/11/2019).
Baru dua tahun, kedua tangan Ali sibuk memijat pasien, sebutan untuk setiap orang yang dipijatnya itu.
Sebelum menjadi tukang pijat, ia pernah bekerja sebagai kuli bangunan hingga petani di kampungnya.
Namun demi mencari peruntungan baru, ia mengadu nasib ke Jakarta.
Di tengah kerasnya kehidupan Ibu Kota, Ali memutuskan menjadi tukang pijat bekam keliling.

Ia memilih menjadi tukang pijat lantaran semata agar bisa bekerja dan meraup rezeki.
"Belum ada kerjaan, jadi pilih tukang pijat. Kita kan butuh makan," lanjutnya.
Ali mengaku belajar sendiri bagaimana memijat menggunakan bekam.
Peralatan bekam yang dimilikinya dibeli dari Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Penghasilan Tak Tentu

Ali mengaku penghasilannya sebagai tukang pijat 'angin-anginan' alias tak menentu.