Bocah Dipasung Tewas Terbakar

Pemerhati Anak Sesalkan Bocah Dipasung yang Terbakar di Setu Sempat Ditolak Pusat Pemberdayaan Anak

ZKA sudah sempat ingin dirawat di Panti Sosial Provinsi Banten, namun pihak keluarga menolak dan lebih memilih merawatnya sendiri.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Tribunjakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Rumah kontrakan yang hangus terbakar di Gang Sayur Asem, kelurahan Setu, kecamatan Setu, Tangsel, Senin (18/11/2019). 

"Bocah itu kan hiperaktif, mungkin lapar jadi dia ngutak-ngutik kompor, kan kepantik api," ia menambahkan.

Bocah malang itu dan ayahnya baru pindah ke Gang Sayur Asem sejak tiga bulan lalu, sekitar bulan Agustus.

Sebelumnya mereka diusir dari kontrakan sebelumnya dekat kantor kelurahan Setu, sekira dua kilometer dari kontrakan yang baru

"Yang sebelumnya pindah karena diusir sama warga yang lain," ujarnya.

Ruspianti (45), warga sekitar, menyaksikan api membakar kontrakan ZKA dan ayahnya.

"Itu anaknya di dalam, mungkin enggak bisa keluar kali ya. Dia kan kakinya dirantai," ujar Ruspianti.

Saat jenazah ZKA yang terbakar dievakuasi oleh petugas, kakinya tertinggal.

Ia menduga kaki korban putus saat berusaha keluar rumah saat kebakaran.

"Pas dibawa itu kakinya ketinggalan yang dirantai. Terus dibawa dimasukin ember kakinya," Ruspianti menambahkan.

Suka Berteriak

Semasa hidup, ZKA dikenal oleh tetangga suka berlarian kesana-sini.

Kehidupan ZKA di bawah pasungan pernah diliput TribunJakarta.com pada Kamis (14/3/2019) silam.

Petugas Dinas Sosial Tangsel saat menemui Zidni Khoihir Alfatiri (10), bocah yang dipasung selama tiga tahun di kamarnya, di bilangan Kampung Setu, Kecamatan Setu, Tangsel, Rabu (13/3/2019)
Petugas Dinas Sosial Tangsel saat menemui Zidni Khoihir Alfatiri (10), bocah yang dipasung selama tiga tahun di kamarnya, di bilangan Kampung Setu, Kecamatan Setu, Tangsel, Rabu (13/3/2019) (Dokumentasi Dinsos))

Saat itu Ervin (38), anak tetangganya itu kerap lari-larian keluar rumah.

Ervin beberapa kali membawa ZKA pulang ke rumahnya setelah berlarian ke jalan raya.

"Sering keluar, ke jalan raya gitu. Saya bawa balik ke rumahnya," ujar Ervin saat ditemui di rumahnya.

Sopir ojek online itu sudah mengetahui perilaku ZKA hiperaktif sejak pertama kali tinggal di deretan kontrakan itu.

Satu waktu Ervin pernah melihat ada bekas tali ikatan di kaki ZKA, diduga bekas pasungan.

Bocah itu sudah lama dipasung dengan cara diikat kakinya.

Dari dalam rumah, Ervin juga mengaku sering mendengar teriakan ZKA.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved