Tanggapi Penggusuran Bangunan Liar di Sunter, Nova Paloh: Ini Seperti Buah Simalakama

Menurut Nova Harivan Paloh, penggusuran yang dilakukan oleh Pemkot Jakarta Utara itu seperti buah simalakama.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Keponakan Surya Paloh (Petinggi Partai Nasdem), Nova Harivan Paloh, resmi dilantik sebagai anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024, di kantor DPRD DKI Jakarta, Senin (26/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI yang membidangi masalah pembangunan, Nova Harivan Paloh angkat bicara soal penggusuran bangunan liar (bangli) di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Menurutnya, penggusuran yang dilakukan oleh Pemkot Jakarta Utara itu seperti buah simalakama.

Dimana, penataan saluran air di kawasan itu sendiri merupakan program yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Sedangkan, Nova menilai, Pemprov DKI Jakarta terlihat belum maksimal dalam menyampaikan sosialisasi kepada warga yang tinggal di wilayah itu sehingga mendapat banyak penolakan.

"Ini masalah pendekatan, pendekatan seperti apa ke maayarakat? Tapi memang ini seperti buah simalakama, kalau enggak dikerjakan ini program prioritas," ucapnya, Senin (18/11/2019).

Dijelaskan Nova, idealnya Pemprov DKI melakukan sosialisasi ke warga setahun sebelum penggusuran, sehingga mereka memiliki waktu yang cukup pindah dari kawasan itu.

Tak hanya itu, politisi NasDem ini pun meminta Pemprov DKI menyiapkan lokasi relokasi sebelum melakukan penggusuran.

"Mungkin seharusnya sethaun sebelumnya Pemprov sosialisasi dulu untuk direlokasi," ujarnya saat dihubungi.

"Jangan buru-buru (melakukan penggusuran), kalau kita mai pindahin warga ya kasih tempat juga yang layak untuk mereka tinggal," tambahnya menjelaskan.

Sebelumnya, pembongkaran bangunan liar di Jalan Agung Perkasa 8 yang melintasi Kelurahan Sunter Agung dan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, diwarnai kericuhan, Kamis (14/11/2019).

Warga pemilik bangunan liar menolak digusur sehingga bersitegang dengan aparat Satpol PP di lokasi.

Dari rekaman video yang beredar, terlihat bahwa pembongkaran tak berjalan secara kondusif.

Di tengah-tengah pembongkaran, tampak warga sempat dorong-dorongan dengan Satpol PP.

Aksi saling pukul juga terlihat dari rekaman video yang beredar, di mana salah seorang warga yang sempat memukul aparat malah dikeroyok balik.

Salah satu warga, Busri (50) mengatakan kericuhan berawal dari adanya aksi saling dorong.

Busri yang tak terima adanya pembongkaran sempat meminta petugas berhenti mendorong warga.

"Saya bilang, jangan main kekerasan, kami rakyat kecil," ucap Busri saat ditemui TribunJakarta.com malam ini.

Nyatanya, keluhan Busri tak didengarkan. Busri yang kesal mengaku sempat memukul tameng salah satu anggota Satpol PP.

Anggota Satpol PP di lokasi yang melihat hal tersebut langsung bertindak dengan membekap Busri.

Busri pun menjadi bulan-bulanan petugas.

"Saya dipukul kepalanya, dikeroyok ada delapan orang dari pihak Satpol PP. Saya diinjak-injak," aku Busri.

Busri berhasil lepas dari kerumunan petugas saat ia berpura-pura pingsan. Ia lantas diberi minum oleh salah seorang petugas Satpol PP wanita.

Warga lainnya, Ahmad Dahri mengatakan, pembongkaran bangunan liar terjadi pagi hari tadi.

Warga kaget dengan kedatangan petugas yang sudah berkerumun di lokasi.

Alhasil, kericuhan pun pecah, warga juga sempat melempari petugas dengan batu di lokasi.

"Warga menolak ada pembongkaran. Apalagi tindakan petugas kalau saya bilang itu tak manusiawi," ucap Ahmad.

Adapun menurut Ahmad, ada 62 bangunan liar yang ditertibkan dalam pembongkaran hari ini.

"Kami berharap ada pengayoman dari pemerintah di sini," ucapnya.

Sementara itu, Kasatpol PP Jakarta Utara Yusuf Majid belum menjawab saat TribunJakarta.com mencoba menghubunginya.

Adapun pantauan di lokasi, sebagian warga yang bangunanya digusur masih bertahan.

Mereka bertahan di depan bangunan liar mereka yang dibongkar petugas.

Banyak warga yang belum tahu akan menetap di mana pascapembongkaran bangunan liar ini.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved