Hepatitis di Depok
2 Murid SMPN 20 Depok Pasien Gejala Hepatitis Masih Dirawat di Ruang Isolasi RSUD
Buntut kasus penyakit hepatitis menyerang ratusan murid SMPN 20 Depok, hingga kini masih ada sejumlah murid yang menjalani perawatan insentif.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Hal tersebut disampaikan oleh Fachrudin Efendi (42), salah seorang wali murid yang putranya terserang Hepatitis di sekolah tersebut.
“Perlu kami himbau sekolah, cari tahu dulu detailnya. Kedua latar belakang apa kemudian teknisnya, penyebabnya apa itu yang diselesaikan, supaya tidak terjadi lagi kejadian serupa. Tapi sekarangkan belum ketahuan,” ujar Fachrudin dikonfirmasi, Rabu (20/11/2019).
Fachrudin menjelaskan, gejala yang dialami oleh putranya adalah lemas, pusing, demam, hingga sakit perut dan buang-buang air selama tiga hari.
Sempat memaksakan masuk sekolah, Fachrudin akhirnya meminta putranya untuk beristirahat penuh pada hari Rabu satu pekan yang alalu.
“Lemas ya, kemudian pusing, panas, perutnya sakit dan sering buang airn selama tiga hari kurang lebih. Senin masih masuk, Selasa masuk, Rabu setengah hari. Saya bilang istirahat saja,” tambahnya.
Fachrudin pun sudah mencoba menanyakan penyebabnya pada anaknya.
“Ini coba saya tanyakan juga ke anak saya, tapi dia nggak tahu detailnya ya, mungkin ada dari makanan yang dijual dari belakang sana. Tapi saya nggak tahu, sepengetahuan saya antibody anak saya kuat,” ujarnya.
Deretan fakta Hepatitis di Depok

Ratusan murid sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 20 Kota Depok di Pancoran Mas, Kota Depok, jatuh sakit disebabkan terindikasi penyakit hepatitis.
Saat ini, kasus tersebut pun tengah menjadi sorotan dan pihak Dinas Kesehatan Kota Depok telah turun tangan menanggulanginya.
Berikut, sederet fakta dari kasus yang kiji telah ditetapkan bestatus sebagai kejadian luar biasa (KLB).
1. Kronologi
Kasus tersebut bermula pada hari Senin satu pekan yang lalu, sebanyak 60 murid jatuh sakit ketika melaksanakan upacara.
2. Korban terus bertambah
Pada hari berikutnya Selasa, jumlah murid yang jatuh sakit terus bertambah. Bahkan, menyentuh angka kurang lebihnya 100 murid.