Suami Tikam KD Ciuman dengan Brondong di Kuburan, Ini Fakta Sebenarnya

Gelap mata lihat istrinya di kuburan dengan brondong 15 tahun, DY dalam kondisi mabuk belingsatan sampai menikam keduanya.

Editor: Y Gustaman
Tribun Manado/Isvara Savitri
Kuburan tempat berkumpulnya RK dan KD bersama teman-temannya, Kamis (21/11/2019), di pemakaman adat Bantik Singkil, Kota Manado. Di sinilah DY menikam KD, istrinya, atas tuduhan telah berciuman dengan RK, remaja 15 tahun. 

TRIBUNJAKARTA.COM, MANADO - Seorang suami berinisial DY (22) menikam istrinya, KD (23), atas tuduhan telah berciuman dengan RK (15) di kuburan.

Pada Selasa malam itu DY belingsatan karena tak menemukan KD di rumah, sehingga memutuskan mencarinya.

Saat melintas di kompleks pemakaman adat Bantik Singkil, Jalan Arie Lasut Lingkungan 5, Singkil 1, Manado, DY gelap mata dan mengeluarkan pisau.

Penusukan berlangsung pada Rabu dini hari.

Tak lama Tim Paniki Rimbas II Polresta Manado menciduk DY di kompleks rumahnya.

Kini, DY sudah diamankan dan dijebloskan oleh polisi ke sel tahanan Polresta Manado untuk kepentingan penyidikan.

"Dia mencabut pisau dari pinggang yang sudah dibawanya," ujar Kasat Reskrim Polresta Manado AKP Thommy Aruan, Rabu (20/11/2019).

"Dia menikam RK sebanyak tiga kali.

Menurut tersangka, dia melihat istrinya berciuman dengan pria itu," Aruan menambahkan.

Setelah ditusuk oleh DY, korban RK langsung lari dari lokasi.

Sementara tersangka DY masih bersama istrinya di pemakaman itu.

"Tersangka juga menikam istrinya beberapa kali, setelah itu tersangka lari ke kompleks rumahnya."

"Sementara kedua korban dilarikan ke rumah sakit oleh warga yang mendengar peristiwa tersebut," Aruan menambahkan.

Penjelasan saksi mata

Pengakuan DY yang telah melihat KD berciuman dengan RK dibantah oleh saksi mata di lokasi.

Usut punya usut, RK biasa berkumpul dengan teman-temannya.

DY (22), warga Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara, ditahan di sel tahanan Polresta Manado pada Rabu (20/11/2019) setelah menusuk istrinya, KD dan seorang remaja berinisial RK.
DY (22), warga Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara, ditahan di sel tahanan Polresta Manado pada Rabu (20/11/2019) setelah menusuk istrinya, KD dan seorang remaja berinisial RK. ()

Di sanalah ayah RK dimakamkan dan malam itu ia bareng tiga temannya.

"Memang biasa mereka berkumpul di situ. Itu kuburan ayah RK," jelas ibu kandung RK kepada Tribun Manado di sebuah warung di depan pemakaman adat Bantik, Singkil, Kamis (21/11/2019).

Pantauan Tribun Manado, di lokasi penusukan memang ada makam ayah RK tertulis Widi Katiandago.

Ia membantah putranya berciuman dengan KD, seperti dituduhkan DY suaminya.

Putranya ke sana karena memang di sana makam ayahnya dan tak seorang pun berhak melarangnya.

Atas kejadian dini hari itu, RK mendapatkan tiga luka tusuk di lutut dan masih harus dirawat di rumah.

Setelah mendapat luka tusuk, RK sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pancaran Kasih.

Kemudian pulang ke rumah setelah tim medis menjahit luka tusuk di pahanya.

Ibu RK mengakui keluarga tersangka memiliki iktikad baik dan sudah mendatanginya.

Keluarga korban pun sudah memaafkan DY.

Kuburan tempat berkumpulnya RK dan KD bersama teman-temannya, Kamis (21/11/2019), di pemakaman adat Bantik Singkil, Kota Manado. Di sinilah DY menikam KD, istrinya, atas tuduhan telah berciuman dengan RK, remaja 15 tahun.
Kuburan tempat berkumpulnya RK dan KD bersama teman-temannya, Kamis (21/11/2019), di pemakaman adat Bantik Singkil, Kota Manado. Di sinilah DY menikam KD, istrinya, atas tuduhan telah berciuman dengan RK, remaja 15 tahun. (Tribun Manado/Isvara Savitri)

"Tapi proses hukum tetap harus berlanjut," beber dia.

Seorang pemilik warung di sekitar lokasi saat itu melihat DY datang dalam kondisi mabuk.

DY sempat mengejar KD sampai ke depan warung dan pemilik hampir saja tertusuk pisau yang dibawa pelaku.

Sampai Kamis (21/11/2019), darah korban masih tercecer di sekitar kuburan. Belum ada orang yang membersihkan darah tersebut.

Pengakuan ibu RK bahwa anaknya tidak berciuman dengan istri pelaku, dikuatkan oleh keterangan pemilik warung tadi.

"Tidak benar mereka berciuman," kata pemilik warung.

Menurut dia, lokasi penikaman selama ini jadi tempat bersantai warga sekadar untuk duduk-duduk santai.

"Saat kejadian bukan hanya mereka berdua, tapi ada beberapa orang lebih dari lima orang," pemilik warung menambahkan.

Malam kejadian itu, pemilik sedang duduk di warungnya.

Beberapa remaja pun tiba-tiba lari di depan warungnya karena DY tiba-tiba menikam.

"Menurut pengakuan teman korban waktu kejadian, pelaku saat datang langsung menusuk korban."

"Pelaku sudah mabuk dan tidak ada saling cium kedua korban (KD dan RK)," tambahnya.

Pemilik warung sempat menegur DY karena belingsatan membawa pisau sambil memburu istrinya.

"Saya langsung tegur kenapa kamu harus buat begitu," ucap dia. Setelah itu DY pun kabur.

"Kuburan yang mereka duduki saat kejadian, adalah (kuburan) ayah korban anak SMA," pemilik warung menegaskan.

Sudah Pisah Ranjang

Seorang tetangga berinisial M memberikan kesaksian soal KD, korban penikaman suaminya, DY.

Menurut dia, KD tidak tinggal lagi bersama orangtuanya.

Orangtuanya tidak lagi menerima KD karena kelakuannya yang tidak baik.

"Dia anak satu-satunya, kedua orangtuanya selalu mengikuti apa keinginannya," ungkap M.

KD beberapa kali kuliah di berbagai tempat.

Hasil pernikahan KD dan DY dikaruniai seorang anak.

"Kedua orangtuanya KD adalah pelayan di gereja."

"Jadi, tidak menginginkan anak mereka berjalan di hal yang tidak baik," terang M.

Menurut berita yang beredar, M mendengar KD dan DY sudah pisah ranjang karena persoalan rumah tangga.

"Saat ini KD dan DY pindah ranjang, karena yang kami dengar diduga karena masalah keluarga," umbar dia.

DY tinggal di rumah orangtuanya di Sindulang.

Namun, KD tinggal di rumah adik orangtua suaminya.

"Tapi tidak tahu di mana," ungkap M. (Tribun Manado)

Sumber: Tibun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved